Melakukan aktivitas seperti biasanya, Sunoo sudah siap dengan celana bahan cream dan blus soft pink. Ia tahu jika seseorang akan selalu datang disetiap paginya untuk membawa sarapan . Sudah berapa kali ia katakan untuk tidak melakukan hal itu namun laki laki berdarah Jepang -Korea itu tak perduli justru semakin sering ke apartemennya.
Berapa kali pun berusaha untuk menjauh dan menghindar dari pembicaraan tentang perasaan, Sunoo tak bisa lari dari sana karena Niki akan selalu membahasnya diwaktu waktu tak tertentu. Terkadang laki laki itu juga membuka topik tapi dengan cepat menutupnya sendiri setelah melihat Sunoo hanya terdiam tanpa respon. Tak tahu ingin merespon apa sementara ia saja sedang bingung dengan diri sendiri. Ia pikir jika Niki terlalu cepat untuk mengatakan suka pada dirinya, itulah yang membuatnya ragu.
Suara bel didepan membuat Sunoo yang sedang menyiapkan susu langsung melangkah kedepan untuk membuka pintu. Tak perlu bertanya lagi karena sudah pasti orang itu adalah Niki. Matanya melihat langsung Niki yang sudah berdiri dengan senyuman lebar. Baju olahraga berwarna biru seperti hoodie serta celana trening biru muda itu terlihat segar di tubuh Niki yang memang tak pernah memakai baju berwarna cerah.
Tak ingin membiarkan matanya mengagumi Niki, Sunoo langsung berjalan masuk. Tak mengatakan apapun menuju dapur. Menuangkan susu yang sudah dihangatkan kedalam dua gelas untuk dirinya dan juga Niki. Entah sejak kapan ia mulai menyiapkan dua gelas susu setiap pagi, sudah cukup membuatnya lupa sejak kapan Niki mulai sering ke apartemennya.
Matanya melirik Niki yang duduk di sofa ruang TV dengan tangan yang sudah memegang kue ikan kesukaannya itu. Kebiasaan buruk yang laki laki itu punya memang membuat Sunoo jadi ikut terbawa. Niki tak pernah mau untuk sarapan dimeja makan. Lebih suka makan pagi disofa sambil menonton TV. Tayangan kartun yang memang ada disetiap pagi selalu menjadi favorit Niki, hingga hal itu lagi lagi membuat Sunoo berpikir jika ia memang ragu dengan Niki. Mereka tetaplah memiliki selisih usia dan tentu saja apa yang mereka sukai berbeda.
Niki menoleh, mengambil satu gelas susu dari tangan Sunoo kemudian meminumnya dengan cepat. Satu hal lagi yang Sunoo tahu jika Niki sangat menyukai susu murni tanpa gula. Bahkan tak jarang laki laki itu minum hingga dua gelas besar. Wajar saja jika tubuhnya terlihat tinggi dan segar. Delapan belas tahun dengan tubuh 180 centi meter. Jika berdiri bersama, Sunoo hanya sebatas leher saja.
Sunoo mengambil duduk di samping Niki. Ikut menatap kedepan pada film kartun meskipun ia sama sekali tak menontonnya karena pikirannya melayang pada Niki saat ini.
Teringat ketika Niki menyusulnya ke perpustakaan. Niki saat itu mengatakan jika ia sedang di ruang ketua yayasan hingga ia bisa ke perpustakaan menemui Sunoo. Dalam waktu seperti itu Sunoo sedikit merasa heran kenapa Niki ada di ruang ketua yayasan. Semakin bertambah heran saat Niki mengatakan jika sepertinya tertinggal di ruangan tersebut bersama dengan tasnya.
Memikirkan itu ia jadi cemas. Apakah Niki melakukan sebuah kesalahan atau mendapatkan kasus lagi karena kenakalannya? Ia tahu Niki siswa baik dan tak terlalu nakal, tapi tak jarang juga laki laki itu berkelahi bahkan pergi ketika jam belajar dimulai.
"Niki, " Sunoo menoleh menatap Niki yang sudah menatapnya dengan sebuah dehaman pelan.
"Kenapa kamu bisa diruang ketua yayasan malam itu. "
Wajah Niki yang semula tersenyum kemudian berkedip pelan. Meminum kembali susunya sebelum kembali mendengar suara Sunoo yang bertanya lagi."Apa kamu bikin masalah lagi? "
Senyum lebar terukir di wajahnya dengan mata sipit yang terlihat lucu. Niki meletakkan gelas ke atas meja kemudian menatap Sunoo.
"Cuma karena nilai saya kecil. Nggak ada apa apa. " Ujarnya kemudian mengambil satu buggeopang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch)
Ficción General~~Bukan sebuah kesalahan ketika murid mencintai gurunya sendiri. #Romance #semibaku #baku ________________________________________ ~Suatu kebimbangan diantara ambang perasaan untuk menerima atau kembali pada titik lama,hingga hati memilih dimana ia...