52.🌸 Special Chapter!

517 44 40
                                    

Dering ponselnya berbunyi.Sunoo menghentikan langkah cepatnya.Merogoh saku mantel dengan gugup karena ia tahu pasti Niki yang sedang menelepon.Bibirnya tersenyum melihat wajah dengan mata sipit dan bibir tebal yang tersenyum lebar pada layar.

"Saya sudah sampai."

"Sa—" Senyum Sunoo memudar.Alisnya bertaut heran menatap ponsel dengan bingung.Apa maksudnya ini? Empat tahun lamanya? Masih belum berubah? Niki bahkan seperti jauh lebih aneh dari sebelumnya.

Sunoo memasukkan kembali ponsel kesaku.Wajahnya berubah datar melanjutkan langkah kaki namun kembali kedepan.Suara orang-orang terdengar ramai.Roda koper yang ditarik,langkah kaki,ketukan sepatu dan obrolan hangat dipenuhi kerinduan.Sunoo tersenyum melihat seorang anak memeluk erat laki-laki dewasa yang Sunoo tebak itu adalah ayahnya.Terlihat hangat dan begitu bahagia.Itu mengingatkannya pada masa kecil ketika ayahnya pulang-pergi keluar kota atau luar negeri.

"Ayo pulang,kita bikin juga yang kaya gitu." Sunoo mengerjap cepat mendengar suara khas yang ia rindukan.Tubuhnya berbalik menemukan Niki berdiri dihadapannya dengan senyuman dan mata sipit yang hampir menghilang.Tubuh yang semakin tinggi,rahang yang semakin tegas dan wajah yang semakin tampan terlihat lebih tampan daripada dilayar ketika mereka melakukan panggilan video.

Detik itu juga Sunoo tersenyum merasakan pelukan hangat ketika tangan Niki membawanya kedalam pelukan.Beberapa kali Niki mengusap punggung dan belakang kepalanya sembari tertawa pelan.Pelukannya semakin erat sebelum akhirnya dilepaskan.

Kedua mata saling menatap melepaskan rindu.Sudah lama sekali mereka tidak bertemu.Ada banyak rasa cemas dan gelisah yang selama empat tahun ini dipendam.Ada banyak rasa rindu dan cemburu yang selalu disembunyikan.Sunoo berharap Niki tidak melupakannya dan sekarang Sunoo merasa bahagia Niki masih sama seperti dulu.Masih mencintainya.

Sunoo mengerjap melihat wajah Niki yang bergerak maju mendekat.Ada debaran yang memenuhi dadanya saat Niki tampak semakin dekat dan nafas mereka sudah menerpa satu sama lain.Hingga—

"Niki,jangan disini."

Niki memundurkan wajah.Tampak tidak setuju dengan ucapan Sunoo.
"Kenapa? Kita pasangan."

"Nggak disini." Sunoo berjalan cepat meninggalkan Niki yang tertawa.Kakinya berlari kecil mengikuti Sunoo setelah meminta supirnya membawa koper lebih dulu dan menyiapkan mobil.

Keduanya berjalan beriringan dan masuk kedalam mobil.Duduk berdua dengan Niki yang terus bercerita.Sunoo hanya bisa mendengarkan sembari menahan tawa karena mendengar cerita yang sudah ia dengar berulang kali sebelumnya dari telepon.Tapi tampaknya Niki lupa dan bahagia bisa mengatakan semua itu padanya.

"Lalu?" Sunoo mengangkat satu alisnya meminta Niki melanjutkan cerita.

"Lalu,saya hampir saja dapet satu ciuman gratis dari mahasiswi Australia." Niki diam.Matanya memperhatikan wajah Sunoo yang berubah.Setahu Sunoo Niki belum pernah menceritakan tentang ini.

"Kamu cemburukan?" Niki tertawa pelan.Tangannya merangkul bahu Sunoo dengan paksa lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat pada pipi yang merah.

"Nggak." Sunoo tersenyum simpul.
"Saya tahu hal seperti ini akan terjadi.Kamu baru dewasa dan tampan.Akan ada banyak perempuan yang suka." Melepaskan tangan Niki dari bahunya.
"Jadi itu bukan hal yang perlu saya pikirkan."

Senyum Niki menghilang.Bibir tebalnya maju,menatap Sunoo dengan sedikit lebih tajam dari sebelumnya.
"Saya susah payah buat cerita,tapi kamu biasa saja."

Sunoo membuang tatapan kedepan.Bibirnya tertutup rapat menahan senyuman lalu melihat Niki yang sudah menatap keluar jendela.

"Makan buggeopang dulu ya? Disana nggak ada."


Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang