Sebagai seorang guru seni dan musik, Sunoo sama sekali tidak mengerti perihal kimia. Tak tahu sama sekali larutan mana yang bisa ia campur yang dapat menimbulkan reaksi hingga menjadi sebuah ledakan kembang api indah. Berwarna warni dan menimbulkan rasa suka serta bahagia pada siapapun yang melihatnya.Seperti masalah hatinya saat ini. Ia tidak mengerti dan tidak tahu sama sekali apa yang membuat dirinya merasa seperti mendapat larutan yang cocok terhadap dirinya hingga rasanya reaksi tersebut telah tumbuh pada dirinya. Seperti ada kembang api indah ketika Niki memeluknya hangat dengan bisikan pelan . Rasa seperti ini pernah ia rasakan sebelumnya ketika ia bersama Jake dan Jay, tapi entah apa yang membuat hatinya seketika berubah ketika sadar jika Niki adalah muridnya. Masih remaja dan tak pantas untuk dirinya yang jauh lebih tua.
Menampik segala perasaan serta pikiran tentang Niki agar ia tak ikut terbawa perasaan bahkan tak bisa ia lakukan dan terkejut pada dirinya sendiri ketika tanpa sadar bibirnya terangkat . Tersenyum sendiri kala mengingat segala sikap Niki yang manis dan juga aneh.
Rasa hangat dipipi, membuat Sunoo menoleh. Matanya menyipit mendapati Niki yang tersenyum dibelakangnya dengan segelas teh panas . Baru saja Niki menempelkan telapak tangannya yang memegang gelas pada pipi halus Sunoo hingga menimbulkan rasa hangat.
"Niki,kamu jangan bikin kaget nanti kalau sup nya tumpah gimana? " Walau itu bentuk kalimat marah, namun Sunoo mengucapkannya dengan lembut membuat Niki justru semakin tersenyum. Mengambil posisi berdiri di samping Sunoo yang sedang mengaduk-aduk sup didalam panci. Mata Niki tertuju kesana tanpa mengatakan apapun.
Ia tetap diam hingga Sunoo mematikan kompor. Mengambil dua mangkuk untuk tempat sup kemudian menatap Niki sebentar.
"Ayo makan. " Ucapnya pelan dengan mata melihat nampan kemudian berjalan ke meja makan diikuti dengan Niki dibelakangnya.Mereka sama-sama duduk. Menikmati semangkuk sup panas ditengah hujan deras malam ini. Niat awal Sunoo akan pulang sendiri , namun Niki memaksa untuk ikut dengan alasan agar tak terjadi apa-apa pada Sunoo. Muridnya itu mengatakan banyak alasan hingga Sunoo sendiri merasa bingung dan akhirnya mengangguk mengizinkan Niki untuk ikut.
"Kenapa kamu pura pura nggak tahu sama perasaan saya? " Ucapan Niki tanpa embel-embel 'ibu' memang sudah sering didengar oleh Sunoo akhir-akhir ini. Laki-laki itu sering mengucapkan sesuatu lebih santai dan bahkan melakukan hal yang ingin dilakukan tanpa berpikir lagi. Seperti menggandeng tangan Sunoo, memeluk, dan bahkan baru saja tadi mengecup rambut Sunoo. Dari itu semua Sunoo bisa merasa hatinya juga merasakan kehangatan dari dalam perasaan yang Niki berikan. Namun lagi-lagi ada hal lain yang membuatnya ragu . Entah apa itu ia pun tak tahu.
Sunoo yang sedang meniup pelan sup dalam sendoknya menatap sekilas Niki. Berhenti meniup ketika melihat Niki yang menatapnya serius. Memilih untuk meletakkan kembali sendoknya kedalam mangkuk kemudian menatap pada laki-laki yang hanya menggerakkan tangan yang memegang sendok secara berputar didalam mangkuk.
"Karena saya nggak mau perasaan saya berubah. " Jawaban Sunoo sedikit mengganggu hatinya. Dengan alasan seperti itu membuatnya berpikir jika secara tidak langsung Sunoo mengatakan jika wanita itu tak ingin menerima perasaannya.
"Dengan ucapan itu bahkan saya tahu kalau perasaan kamu perlahan sudah berubah. " Niki menarik bibirnya tipis melihat ekspresi datar Sunoo.
Tak ada balasan, Niki menatap Sunoo yang hanya mengaduk-aduk sup panas tersebut dengan tatapan ke bawah.
"Apa alasan kamu ragu sama saya? "
Dari sekian banyak yang hendak ia katakan dan apa yang ia pikirkan, Sunoo tak mengeluarkan apapun dari sana dan akhirnya hanya mengatakan hal aneh.
"Saya masih guru kamu , panggilan ibu tetap berlaku. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch)
General Fiction~~Bukan sebuah kesalahan ketika murid mencintai gurunya sendiri. #Romance #semibaku #baku ________________________________________ ~Suatu kebimbangan diantara ambang perasaan untuk menerima atau kembali pada titik lama,hingga hati memilih dimana ia...