26.🌸

347 59 46
                                    

Menonton film horror di tengah hujan deras membuat suasana menjadi lebih terasa menakutkan. Namun tidak dengan Niki dan Sunoo yang fokus dengan film mereka. Memang belum terlalu malam, tapi pada jam sembilan seperti ini cukup membuat mata Sunoo sedikit mengantuk. Kebiasaannya yang tidur sekitar jam sembilan memang membuat Sunoo kerap kali melewatkan film yang ia sukai. Tapi kali ini ia tidak akan tertidur karena film yang mereka putar belum habis.

Suara hujan memang terdengar jelas karena Sunoo tak menutup jendelanya. Angin juga ikut berhembus masuk menerpa kulit mereka membuat rasa sejuk. Sedikit membenarkan duduknya Sunoo melirik Niki yang tampak diam menatap kedepan dengan tangan yang menggantung diudara memegang satu keping keripik singkong. Bibir tebalnya terlihat sedikit terbuka dengan mata sipit yang begitu fokus melihat layar TV.

Bukan hanya film kartun yang membuat Niki terlihat begitu serius ketika ia menonton. Bukan hanya film dua beruang dan satu panda yang setiap pagi menjadi favorit laki laki itu. Tapi ternyata Niki juga menyukai film horror sama seperti dirinya. Mungkin Sunoo jujur jika ia memang takut pada hal hal berbau horror, tapi rasa penasarannya tak pernah habis untuk film film tersebut.

Merasa diperhatikan membuat Niki melirik sekilas Sunoo memastikan jika wanita itu melihatnya kemudian benar-benar menoleh saat ia dapati Sunoo menatapnya dari samping. Menarik bibir tipis, ia suapkan keripik singkong yang sejak tadi ditangannya pada wanita yang tersenyum tersebut.

Janjinya pada sang ayah untuk makan malam dirumah memang tak ia tepati karena setelah latihan ia justru ke apartemen Sunoo. Tadinya berpikir akan pulang dan tiba-tiba ia urungkan niatnya saat hujan mengguyur kota dengan derasnya. Merasa tidak tega membayangkan bagaimana Sunoo yang sendirian didalam apartemen tanpa ada teman. Akhirnya ia memilih ikut wanita itu dengan menyuruh pulang supir Choi yang baru sama di menjemputnya di cafe. Merasa lega karena ternyata Sunoo tak melarangnya untuk ikut. Ia Pikir Sunoo juga tak bisa melarangnya dengan mudah.

"Ini yang terakhir. " Ujar Sunoo dengan bibir terbuka menerima suapan Niki. Matanya melirik keatas meja, dimana ada dua bungkus keripik berukuran besar disana.
"Kamu sudah makan tiga bungkus. " Sunoo melihat satu bungkus lagi yang ada disamping Niki yang hanya Niki balas dengan anggukan pelan. Ketika menonton atau dalam keadaan tak ada kegiatan Niki memang lebih sering mengemil. Makan keripik adalah salah satunya.

Mengunyah pelan Sunoo melihat wajah Niki yang masih memperhatikannya. Kini mereka saling menatap tanpa perduli dengan film di depan sana.
"Kapan saya bisa ketemu sama orang tua kamu? " Mungkin ini memang terlalu cepat, tapi ia berpikir jika akan lebih baik ia bertemu lebih cepat dengan kedua orang tua Sunoo. Ia hanya ingin menjadi lebih akrab dan lebih biasa. Akan lebih enak jika sejak awal mereka sudah memiliki hubungan yang baik dengan keluarga mereka. Yah meskipun ia tahu jika waktu untuk mereka masih terlampau jauh untuk menjadi sebuah keluarga. Perlu menata semuanya dengan matang untuk dirinya bisa benar benar menjadi sosok laki laki dewasa untuk Sunoo.

"Mungkin lain waktu. " Jawaban singkat Sunoo yang terdengar pelan sedikitnya membuat Niki mengerti jika wanita itu belum terlalu siap dengan apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya jika hubungan mereka sudah menjadi pasangan kekasih. Ia sendiri juga belum mengatakan hal ini pada sang ayah meskipun hatinya sudah begitu yakin dengan perasaanya terhadap Sunoo.

Kepalanya mengangguk pelan. Tangan Niki bergerak kebelakang bahu Sunoo. Merangkul pundak Sunoo dengan lembut dan menarik pelan tubuh berbalut piyama biru muda itu untuk mendekat pada tubuhnya. Aroma susu lembut terasa menyegarkan penciumannya ketika tubuh itu menyandar pada dadanya. Niki tersenyum sedikit menundukkan kepala untuk menghirup lebih dalam lagi tanpa menyentuh kepala Sunoo karena dari jarak jauh saja aroma itu sudah terasa begitu wangi.

Melipat kedua kakinya keatas,Sunoo hanya diam di dalam rengkuhan Niki yang hangat. Mulai menyukai pelukan laki-laki itu. Tangannya hanya memegangi ramote TV di depan dada dengan tatapan kembali tertuju kedepan. Kembali fokus pada film meskipun perasaannya yang nyaman membuat dirinya tak lagi menikmati film dengan baik.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang