Melirik kesana kemari, langkahnya terhenti karena melihat Sunghoon yang sudah melihatnya dengan senyum manis. Niat awalnya untuk menghindari laki-laki itu karena ia masih merasa malu dengan kejadian tadi pagi. Bukan malu karena Niki, tapi malu karena ia sebagai seorang guru seharusnya tidak melakukan hal seperti itu diarea sekolah. Yah meskipun tadi hanya sebuah kecupan singkat yang Niki berikan namun tetap saja itu hal yang semestinya menjadi hal privat untuk mereka. Tapi terlanjur dilihat oleh Sunghoon.
Hendak melangkah pergi seakan tak melihat keberadaan Sunghoon disana, tapi sialnya Sunghoon sudah terlanjur memanggilnya membuatnya mau tak mau berhenti. Membalikkan tubuh menatap Sunghoon dengan senyum canggung kemudian melangkah enggan untuk bergabung.
Meletakkan nampan makanannya, Sunoo duduk didepan Sunghoon yang tersenyum sambil mengunyah pelan. Mata laki laki itu seakan memancarkan sesuatu yang membuatnya teringat lagi tentang tadi pagi dan tentu saja itu semakin menciptakan suasana canggung.
"Tumben nggak makan sayur? " Sunghoon melirik kotak makan Sunoo yang berisi kimbab dan juga beberapa udang yang dibalut dengan tepung.
"Tadi pagi saya nggak sempat sarapan pak karena,, " Sunoo menghentikan ucapannya. Akan lebih malu jika ia katakan Niki datang ke apartemen nya. Sunghoon menaikkan satu alis meminta Sunoo melanjutkan ucapannya, tapi wanita itu menggeleng pelan.
"Karena saya bangun kesiangan. " Bohong Sunoo pada akhirnya membuat Sunghoon menahan senyum sembari mengangguk singkat.
Tak ingin Sunghoon yang lebih dulu membahas masalah ia dan Niki, lebih baik ia yang mengatakan lebih dulu agar tak terlalu malu. Mungkin lebih baik ia menjelaskan semuanya agar Sunghoon mengerti. Sebenarnya ini bukan masalah apa apa, ia hanya tak ingin Sunghoon mengecap nya dengan hal buruk. Ia tahu selama ini namanya disekolah cukup baik, hanya dengan kejadian tadi pagi bukan berarti ia adalah seseorang yang sering melakukan hal hal seperti itu didepan umum. Mungkin saja tanggapan Sunghoon seperti itu, jadi ia harus menjelaskan ini.
Berdeham pelan, Sunoo meletakkan satu tangannya ke atas meja dengan stau tangan yang lain memegang sumpit diatas kotak.
"Hm, sebenarnya saya dan Niki,, " Rasanya bingung harus mengatakan apa karena pasalnya sudah terlihat jelas jika hubungan mereka lebih dari sekedar murid dan guru, tentu saja Sunghoon tahu hal itu setelah melihat dengan jelas bagaimana Niki dan dirinya saling berpelukan dan berciuman tadi pagi.Mata Sunoo terpejam dengan menahan nafas ketika tawa Sunghoon terdengar pelan. Laki-laki didepannya menyandarkan tubuh ke kursi dengan tatapan mengarah pada wajah Sunoo yang sudah terasa panas.
"Sebenarnya saya sudah tahu sejak lama kalau bu Kim dan Niki punya hubungan lebih. "Jari Sunoo meletakkan sumpit ke atas nampan dengan tatapan terkejut. Rasanya ia tidak lagi selera makan mendengar jika Sunghoon sudah mengetahui hubungan mereka sejak lama. Ia tidak tahu apa saja yang ia lakukan hingga Sunghoon tahu dengan hal ini.
"Saat bu Kim mengatakan ada murid yang bu Kim bimbing secara privat, saya belum tahu kalau murid itu Niki. Tapi saya cukup terkejut ternyata siswa yang bu Kim bilang tidak bisa main alat musik sama sekali itu adalah Niki. " Sunghoon menegakkan tubuhnya. Menatap Sunoo yang hanya terdiam tanpa mengatakan apa apa. Ia bingung harus bersikap seperti apa sekarang.
"Dari sana saya masih biasa saja, meskipun saya merasa heran jika Niki tidak bisa memainkan alat musik. Apalagi gitar. "
Merasa seperti aneh dan ada yang tersembunyi, Sunoo mengerutkan dahinya.
"Memangnya kenapa dengan gitar dan Niki? ""Oh bu Kim nggak tahu sama sekali? " Tanya Sunghoon cukup terkejut. Ia pikir Sunoo sudah mengetahui semuanya.
"Niki sudah bisa bermain alat musik dan bahkan salah satu murid yang paling banyak menguasai alat musik disekolah ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch)
Fiksi Umum~~Bukan sebuah kesalahan ketika murid mencintai gurunya sendiri. #Romance #semibaku #baku ________________________________________ ~Suatu kebimbangan diantara ambang perasaan untuk menerima atau kembali pada titik lama,hingga hati memilih dimana ia...