43.🌸

221 42 9
                                    

Lembaran kertas satu persatu ia balik dengan pikiran tak mengarah pada cerita yang sedang ia baca. Kacamata bertengger pada hidungnya yang tipis,sesekali alisnya bertaut mencerna kalimat yang sudah ia baca beberapa kali namun masih juga tidak ia mengerti karena pikirannya terlalu keruh saat ini.

Menatap ke sekeliling,hanya ada beberapa orang yang duduk berjauhan pada kursi-kursi perpustakaan dan sibuk dengan buku masing-masing. Sunoo menutup buku miliknya pelan,melepaskan kacamatanya dengan sebuah helaan nafas. Ia tak bisa berpikir tenang meski sudah mencoba lebih santai duduk diperpustakaan ini.

Berdiri dari kursinya,meletakkan kembali buku pada rak-rak disana. Ia memutuskan untuk pulang daripada diam di perpustakaan namun pikirannya juga tetap kacau. Percuma saja ia mampir kesini setelah pulang berkerja,pada akhirnya tak juga membuat dirinya lebih baik.

Berbalik menghadap pada rak dibelakangnya,satu tangannya meraih sebuah buku yang berbeda dari sebelumnya. Membacanya perlahan pada bagian cover kemudian memasang kacamatanya lagi untuk membaca bagian isi buku yang bertuliskan dengan ukuran font lebih kecil.

Jika saja Sunghoon tak ada masalah dengan Niki,mungkin saat ini ia sedang membaca buku bersama laki-laki itu. Ia tidak memiliki tujuan apa-apa selain hanya ingin memiliki teman mengobrol yang asik. Ya,menurutnya Sunghoon lakilaki yang asik di ajak bicara dan terkesan lebih santai.

Menurunkan kacamatanya hingga ke pucuk hidung saat tangannya lagi-lagi mengembalikan buku tersebut ke atas rak.Memang suasana hatinya yang sedang tidak ingin membawanya membaca saat ini. Selalu saja ada Niki yang menjadi pikirannya ketika teringat bagaimana sikap Niki yang terus berubah semakin seperti posesif.

Jika ini bukan karena laki-laki itu sendiri? Apakah benar yang dikatakan Niki,jika perubahan sikap laki-laki itu berawal dari dirinya? Sunoo belum terlalu sadar akan hal itu karena ia sendiri tidak tahu apa saja yang membuat sikap buruk itu perlahan muncul hingga semakin menjadi.

Perdebatan mereka kemarin bukanlah yang pertama,tapi lagi-lagi ia merasa jika dirinya harus mengalah demi keutuhan mereka. Merasa lebih dewasa dan bisa mengontrol emosi membuatnya terkadang berpikir,
Apakah harus selalu dirinya yang bersabar dan memaklumi segala sikap Niki?

Sunoo termenung memikirkan semua hal tentang mereka. Sejak tadi ia berdiri disamping rak dengan tatapan mata kosong kedepan tepat pada buku-buku yang berbaris tersusun rapi. Dirinya tak bisa untuk tidak memikirkan bagaimana caranya agar mereka bisa bertahan walau didalam masalah. Ia pikir ini adalah sebuah perubahan sikap karena Niki yang baru hendak tumbuh dewasa hingga membuat laki-laki itu sulit mengontrol emosi dan tidak mengerti cara untuk menahan amarah hingga kerap sekali terbakar.

Tersadar akan lamunannya,dengan cepat Sunoo melangkah keluar dari perpustakaan.Kakinya berjalan didepan toko yang berbaris hingga matanya menemukan sebuah coffee shop yang tidak terlalu besar. Mungkin akan lebih baik minum kopi sebentar sebelum pulang ke rumah.

Langkahnya mengarah pada meja nomor tiga dari pintu karena hanya satu-satunya meja itu yang kebetulan kosong. Setelah memesan kopi,Sunoo memeriksa ponselnya. Tidak ada perkerjaan terkadang memang sering ia gunakan waktu itu untuk memeriksa aplikasi belajar sekedar memeriksa tugas siswa. Matanya melihat sisi atas layar saat nama Niki muncul disana bersamaan dengan notif-notif lainnya yang baru saja masuk karena ia baru menghidupkan data. Biasanya datanya memang selalu aktif,tapi tadi ia lupa jika ia menghidupkan mode pesawat hingga data pun mati.

Niki
Dimana?
Saya di apartemen.

Ini suatu kebiasaan yang awalnya tidak pernah terjadi sebelumnya. Kata maaf sering sekali terdengar diantara mereka setelah pertengkaran dan perdebatan hingga terlalu santai dan terlalu sering kesalahan itu terulang tanpa sadar apa yang sudah mereka lakukan adalah sesuatu yang seharusnya tak boleh lagi terjadi. Tapi tidak dengan Niki dan dirinya. Setiap kali ada masalah,pasti mereka akan berdebat dan bertengkar layaknya kekasih yang lain,namun sikap laki-laki itu yang terkadang lembut dan tersadar dengan cepat akan kesalahan yang dibuat ,membuat Sunoo tak bisa menolak kata maaf tersebut.

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang