30.🌸

285 60 10
                                    

Terik matahari yang mulai meninggi perlahan semakin terasa menyengat kulit. Terasa panas karena berada di lapangan upacara. Beruntung upacara bendera sudah berakhir hingga semua barisan bubar, meninggalkan lapangan untuk ke kelas masing-masing.

Hari ini memang tetap belajar seperti biasanya meskipun ketua yayasan tiba-tiba mengunjungi sekolah. Sempat berpikir  dan merasa heran kenapa ketua yayasan jarang berada disekolah hingga hanya moment-moment tertentu saja mereka bisa melihatnya.

Kali ini semua guru diminta untuk ke ruang rapat para guru untuk membahas masalah pentas seni yang akan diselenggarakan atau tidak pada bulan ketiga semester ganjil ini. Sunoo sebagai guru seni tentu terkibat dalam rapat itu hingga ia harus masuk terlebih dulu ke dalam kelas untuk memberi tugas pada para murid dan tentu saja menyuruh untuk mengumpulkan tugas latihan tersebut melalui online agar tidak terlalu repot karena memang biasanya kelas mereka selalu memakai sistem online dan komputer . Hanya beberapa kali saja mereka akan menggunakan buku tulis. Itu jika sedang ada penelitian langsung atau semacamnya.

Beruntung rapat pagi ini berjalan lancar dengan keputusan pentas seni akan tetap diadakan. Namun hanya kelas dua belas saja yang bisa menunjukkan seni mereka untuk mempersingkat waktu. Biasanya seluruh siswa dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas akan menampilkan bakat mereka tanpa terkecuali. Mungkin pada akhir semester mereka akan mendapat giliran pentas seni untuk seluruh siswa.

Berjalan pelan dengan sebuah notebook ditangan, Sunoo memeriksa hasil tugas muridnya yang baru saja masuk lewat aplikasi belajar. Melihat satu persatu nama siswa sembari berjalan.

"Bu Kim? Sibuk sekali sepertinya? " Sapaan Sunghoon langsung membuat Sunoo mengangkat pandangan, tersenyum pada laki-laki yang sudah berdiri dihadapannya. Jika Sunghoon tak menegurnya terlebih dahulu mungkin saja ia telah menabrak tubuh laki-laki itu karena terlalu fokus melihat notebook.

"Nggak pak, saya cuma lagi lihat siapa saja murid yang sudah mengirim tugas. " Mematikan note booknya Sunoo menatap Sunghoon yang tersenyum tipis dengan anggukan kepala pelan.

"Oh iya saya lupa kalau ibu Kim baru saja selesai rapat. Saya nggak ikut rapat karena guru Sains, jadi ya tetap mengajar seperti biasa. " Melirik jamnya sekilas, Sunghoon kemudian melihat Sunoo yang mengerutkan dahi.

"Bagaimana kalau kita makan dikantin dulu bu Kim? Ini sudah hampir jam istirahat, bu Kim nggak ada jam mengajar lagi kan? "

Berpikir sejenak, Sunoo akhirnya mengangguk. Bukan hal yang aneh jika Sunghoon mengajaknya makan bersama ketika istirahat karena biasanya pun mereka makan berdua di Cafetaria. Bahkan laki laki itu juga sudah beberapa kali memberikannya bekal makan. Untung dikatakan sebagai teman biasa, nyatanya Sunghoon sudah lebih dari teman biasa. Ya, Sunoo menganggapnya teman baik.

"Bagaimana tadi rapatnya? "Tanya Sunghoon ketika mereka sudah duduk berhadapan di Cafetaria.

" Hanya kelas dua belas saja yang bisa mengikuti pentas seni pertengahan semester ini pak, karena ketua yayasan ingin mempersingkat waktu. Soal kelas sepuluh dan sebelas, mereka akan ikut pentas seni pada akhir semester nanti. "

Sunghoon mengangguk ngangguk pelan.
"Apa bu Kim sudah sering mengobrol dengan ketua yayasan? "

Membenarkan duduknya ,Sunoo mengerutkan dahi bingung.
"Bagaimana pak? "

"Bukannya bu Kim sudah sering mengobrol dengan ketua yayasan selama bu Kim bersama Niki? " Semakin mengerutkan dahi Sunoo terdiam beberapa detik sebelum akhirnya mengerjap beberapa kali menangkap apa yang Sunghoon ucapkan.

"Apa yang bapak maksud ketua yayasan ada hubungannya dengan Niki? "

Sunghoon melirik ke kanan dan kekiri. Menyandarkan tubuhnya pada kursi kemudian mengusap wajahnya pelan dengan hembusan nafas.
"Apa bu Kim juga belum tahu tentang ini? " Tawa kecil Sunghoon terdengar samar.
"Lagi-lagi saya yang menceritakan hal seperti ini, padahal saya niatnya hanya bertanya. "

Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang