Tentang Kita (12)

3.2K 297 59
                                    

12. Berubah

Pagi hari ini Bright tidak seperti biasanya. Bright mulai menanggapi godaan wanita wanita. Seperti saat ini Bright sedang duduk berdua dengan wanita paling cantik di kantornya.

"Bright, aku suka sama kamu"

"Aku juga suka sama kamu"

"Hah beneran Bright?"

"Iya bener sayang"

"Nanti kita jalan yuk Bright"

"Ayo nanti aku jemput ya"

"Ya udah sana balik kerja"

"Iya sayang"

Bright dan wanita itu kembali ke ruangan masing masing.

"Lu udah putus sama Win bro?"

"Belum, gue jadiin dia pelampiasan doang. Lagian dia juga murahan"

"Pantes mukanya Win kayak jalang-jalang di club sana" ucap Rio

"Hahaha emang jalang dia yo"

"Kalau cakep mah gak papa, gue baru sadar Win tuh jelek banget"

"Gue juga baru sadar kok"

"Kapan lu putusin Win?"

"Nanti kalau gue nikah sama wanita pilihan gue, gue masih butuh lubangnya buat puasin gue"

"Kok lu jadi brengsek gini sih Bright"

"Biarin aja sih, gue di selingkuhin. Ya gue bales lah"

"Hah semurahan itu Win?"

"Iya"

Rio terdiam mendengarkan perkataan Bright. Dia bisa memanas manasi hubungan Win dan Bright. Setelah mereka putus Rio akan mendekati Win.

DI RUMAH SAKIT

Kesehatan Win sudah membaik, Win sudah di perbolehkan pulang. Dia tidak memberitahu Bian. Setelah pulang ke kos, Win segera menulis surat lamaran pekerjaan. Win ingin melamar di sebuah tempat makan, Win tadi melihat pengumuman loker. Setelah selesai Win segera menuju ke rumah makan itu. Win mengabaikan badannya yang lelah. Dia berfikir harus tetap bekerja agar bisa kuliah.

Sesampainya di meja kasir, Win segera berbicara kepada wanita yang menjaga kasir.

"Permisi mbak, kalau mau kasih lamaran pekerjaan di mana ya?"

"Mari saya antar kak"

"Terima kasih mbak"

Win mengikuti wanita itu, di masukinnya sebuah ruangan, disana terdapat seseorang yang sedang membaca sebuah laporan.

"Maaf pak ada yang mau mengajukan lamaran pekerjaan"

"Biarkan dia masuk"

Wanita itu menatap Win.

"Kamu masuk aja, semangat ya"

"Terimakasih mbak"

"Sama sama, aku pergi dulu ya"

"Iya mbak"

Win memasuki ruangan itu.

"Permisi pak"

"Iya silahkan duduk"

"Kamu beneran berniat bekerja disini?"

"Iya pak"

"Alasan kamu mau kerja disini apa ya?"

"Saya membutuhkan uang untuk membayar kuliah saya pak"

"Tapi apa gak papa hanya sebagai kasir?"

"Tidak apa apa pak"

"Kamu boleh mulai bekerja hari ini, silahkan ambil baju di ruang ganti ya nak"

"Terima kasih pak"

Win bahagia, namun dia merasakan badannya seperti sakit semua.

"Ayo Win semangat, demi bisa kuliah"

Win berjalan menuju ruang ganti, dia mengambil baju yang ada disana. Setelah selesai Win segera menuju ke bagian kasir. Win bertemu dengan wanita yang tadi mengantarnya.

"Kita kerja bareng, nama kamu siapa?"

"Aku Win mbak, kalau mbak?"

"Panggil aja disty, semoga betah ya Win. Sekian lama gak ada temannya, akhirnya sekarang ada teman"

"Hahaha iya mbak"

Ada tamu yang datang.

"Permisi saya mau pesan" ucap wanita itu.

Win melihat kearah tamunya. Mata Win membesar. Lalu setelah itu matanya berkaca kaca.

"Iya kak, mau pesan apa ya?" tanya Win dengan nada yang tenang. Namun tidak bisa menahan air matanya untuk tidak menetes.

"Sayang kamu mau makan apa?" tanya wanita itu kepada pacarnya.

"Aku samain aja sama kamu sayang" ucap Bright

Cowok yang bersama dengan wanita itu adalah Bright.

"Saya pesan steak 2 minumnya jus jeruk sama kopi"

"Baik kak, steak 2 dan jus jeruk sama kopi, totalnya 134.000 ya kak"

Bright mengeluarkan dompetnya. Bright menatap wajah Win. Wajah yang dulu berseri sekarang menjadi pucat. Entah mengapa hati Bright sedikit sakit melihat penampilan Win. Bright terus memikirkan kenapa Win bisa ada disini? bukannya dia sedang berada di rumah sakit?

"Ini kak notanya, kakak silahkan duduk dulu nanti kita antarkan pesanannya"

Bright dan wanita itu segera duduk. Bright tidak melepaskan pandangannya dari Win. Bright melihat bagaimana Win bekerja. Hampir 20 menit Win menyiapkan pesanan. Win mengantarkan pesanan.

"Silahkan dinikmati kak"

Win menata makanan di atas meja. Bright menatap tangan Win yang masih ada kasa, menutupi bekas infusan.

"Sayang ayo dimakan"

"Iya sayang"

Win yang masih mendengar itu hanya menahan sakit hati. Setelah kembali dari mengantar makanan, Win merasakan pinggangnya sangat nyeri.

"Mbak aku ke belakang sebentar ya"

"Iya Win"

Win segera memasuki toilet.

"Jangan cengeng Win, sakit sebentar aja.Nanti hilang kok. Semangat win"

Ucap Win menyemangati dirinya sendiri. Namun nyeri pada pinggangnya tidak kunjung mereda. Win memaksakan tubuhnya untuk tetap bekerja. Win berniat kembali ke tempatnya. Namun seseorang menahan tangan Win.

"Kenapa kamu disini?" tanya bright

"Kerja kak"

"Ngapain kerja? emang uang dari om-om kamu gak cukup?"

"Maaf kak, saya permisi dulu. Ada kerjaan"

Saat Win melangkahkan kakinya Bright berbicara kembali.

"Gimana rasanya di selingkuhin? enak kan?"

Win terdiam sesaat.

"Apa kakak bahagia? kalau Kak Bai bahagia, Win juga ikut bahagia"

Setelah mengucapkan itu Win segera pergi dari toilet. Namun berbeda dengan Bright yang terdiam ketika mendengar jawaban dari Win. Bright kembali ke meja bersama wanita yang menjadi pacarnya. Setelah selesai makan, Bright segera kembali ke kantor. Sebelum pergi, Bright melihat win yang wajahnya semakin memucat.

~Bersambung~

Tentang kita [ Bright x Win ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang