Tentang Kita (40)

3.3K 244 35
                                    

40. Akhir dari segalanya.

Bright dan Ayna masih asik mengobrol. Bahkan Bright sudah mulai tertawa ketika mendengar cerita lucu tentang Win.

"Ay aku mau minta tolong boleh?"

"Apa?"

"Kamu bisa ambilkan obat ku di kost ku?"

"Obat apa?"

"Obat penenang ku, sejak Win pergi sering keingat Win terus emosi jadi gak stabil"

"Ya udah aku ambil sekarang aja ya, sekalian mau beli makan. Kamu mau nitip gak?"

"Gak usah, obat aku aja ya. Nanti alamatnya aku kirim lewat whatsapp"

"Oke Bright, aku pergi dulu"

"Hati-hati Ay"

"Iya"

Ayna pergi keluar dari kamar rawat Bright. Bright tersenyum.

"Sebentar lagi ya, tahan" ucap Bright meyakinkan dirinya sendiri.

Di pertengahan perjalanan Ayna bertemu dokter andreas.

"Mau kemana Ay?"

"Mau ambilin obat Bright, akhirnya dia mau berusaha sembuh buat Win"

"Mau aku antar gak? jam kerja ku juga udah selesai"

"Boleh deh"

Dokter Andreas dan Ayna meninggalkan rumah sakit dan menuju ke kost Bright. Sesampainya di kost Bright, Ayna dan dokter Andreas segera mengetuk pintu. Rio yang mendengar ketukan segera membukakan pintu.

"Eh Ndre, ada apa?"

"Ini si Ayna mau ngambil obat buat Bright"

Rio menatap Ayna dengan teliti.

"Aku Ayna teman Win dari kecil"

"Oh temen adik kecil ku. Ayo masuk, aku antar ke kamarnya Bright"

Dokter Andreas, Rio dan Ayna memasuki kost Bright. Dokter Andreas menunggu di ruang tamu sedangkan Ayna dan Rio menuju ke kamar Bright.

"Kamar Bright mirip kamar Win"

"Iya bucin tuh orang, tapi waktu Win masih ada aja di sakitin terus"

"Udahlah, sekarangkan Bright udah menyesal. Malah dia kehilangan Win banget. Untung dia mau berusaha buat sembuh demi Win"

"Iya sih"

"Dia juga udah bisa ketawa gara-gara aku cerita tentang Win"

"Eh obatnya udah ketemu, aku langsung aja ya. Takut kemalaman. Ini juga mau cari makan dulu"

"Oh iya Na, hati-hati"

Ayna segera keluar dari kamar Bright. Ayna menghampiri dokter Andreas.

"Ayo Ndre, udah ketemu. Nanti kita beli makan dulu ya"

"Oke Ay"

Dokter Andreas melihat Rio yang berjalan ke arah ruang tamu.

"Yo aku pergi dulu ya"

"Oke Ndre, hati-hati ya"

"Oke"

Dokter Andreas dan Ayna meninggalkan kost bright. Mereka membeli makanan dulu baru kembali ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Ayna segera menuju ke kamar Bright, namun dokter Andreas menahan tangan ayna.

"Ay nanti makannya di ruangan aku aja, nanti ceritain aku tentang Win juga"

"Oke siap bos, aku ke kamar Bright dulu ya"

"Oke Ay"

Ayna segera menuju ke kamar Bright. Dibukanya pintu kamar rawat Bright. Dilihatnya Bright yang sedang menatap bintang.

"Bright ini obat kamu"

"Terima kasih Ay"

"Eh iya, aku mau makan di ruangannya Andreas. Kamu di sini sebentar gak papa kan?"

"Gak papa Ay, paling bentar lagi aku mau tidur"

"Oh oke, aku tinggal dulu ya. Udah laper banget ini"

"Oke Ay"

Ayna keluar dari kamar rawat Bright. Bright tersenyum menatap obat di genggaman tangannya.

"Win kita bakal ketemu"

Bright meminum semua obat yang tersisa. Obat yang tersisa masih banyak. Bright segera menelan semua obat itu.

"Win kita ketemu"

Perlahan-lahan Bright merasakan nyeri di dadanya. Perutnya terasa melilit. Keringat dingin perlahan mulai membanjiri tubuh Bright. 5 menit berlalu hingga Bright muntah darah.

"W-Win k-kita bbakal b-bersama lagi"

Perlahan Bright mulai menidurkan badannya.

"Maafkan Bright ma, pa, Della. Bright gak sanggup kehilangan Win. Maafin Bright jadi anak gak berguna buat kalian, Bright gak bisa jadi kakak yang baik buat Della. Bright pengecut" pikiran Bright mulai tak fokus

Bright mulai memejamkan matanya. Perlahan nyawa Bright mulai melayang. 2 jam kemudian dokter Andreas beserta Ayna memasuki kamar Bright. Betapa kagetnya Ayna, darah sudah banyak berceceran di lantai dan Bright yang tak sadarkan diri. Bahkan darah di mulut Bright sudah mengering.

Mama, papa dan Della memasuki kamar Bright, mama Bright merasakan perasaan tak enak dari tadi. Dan ternyata benar, anaknya sedang kenapa-kenapa.

Mama Bright segera berlari menuju ke tempat tidur Bright.

"Bangun nak, kenapa kamu kayak gini nak. Bangun yuk"

Dokter Andreas menghampiri Mama Bright.

"Maaf bu, biar saya periksa dulu"

Mama Bright menyingkir dan dokter Andreas segera memeriksa nadi dan nafas Bright. Dokter Andreas menarik nafas.

"Bright Vachirawit, waktu kematian 7 maret 2021 dikarenakan overdosis obat penenang"

Tangisan saling bersahutan di ruangan Bright. Bahkan Ayna menyalahkan dirinya sendiri. Karena dirinya Bright overdosis. Karena dirinya bodoh. Semua kehilangan. Bright kembali bersama dengan Win di keabadian.

~Bersambung~

Akhirnya end juga, gak nyangka bakal sampai 40 part. Udah aku bilang, aku gak bakal bikin kalian bahagia 😂😂 Tunggu cerita lain dari aku 😍🥰 Jangan bosen bosen ya

Tentang kita [ Bright x Win ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang