Tentang Kita (35)

3.2K 253 21
                                    

35. Obat penenang.

Hampir seminggu ini Bright tidak pernah absen datang ke kuburan Win. Bright merasakan sering mengalami cemas berlebihan. Bahkan Bright bisa marah karena melihat mata Della. Bright belum mengetahui jika Win yang mendonorkan matanya untuk Della.

Hari ini Bright akan ke kuburuan Win lagi. Sebelumnya Bright meminum obatnya untuk berjaga-jaga. Dia tidak mau lepas kontrol nanti jika berada di kuburan Win.

Sesampainya di kuburan Win, Bright segera memeluk batu nisan Win.

"Win sayang aku datang lagi, kamu gak mau nyambut aku gitu. Aku butuh kamu Win. Ayo bangun Win. Jangan tidur terus. Aku tahu aku salah, aku bodoh. Aku gak bisa jagain kamu sama anak kita. Tapi jangan hukum aku kayak gini Win, jangan tinggalin aku. Kamu tega Win lihat aku minum obat penenang terus kayak gini?"

"Setiap aku melihat mata Della, aku keinget kamu Win. Mata Della mirip mata kamu. Jangan ikut adik sayang, kamu harus nemenin aku disini. Aku mau egois. Kamu milik aku, kamu gak boleh ninggalin aku"

"Win, Vika cuma mainin aku. Dia cuma jadiin aku bahan taruhan. Cuma kamu Win, cuma kamu yang tulus sama aku. Ayo Win genggam tangan aku lagi. Jangan diam aja. Tampar aku Win. Kenapa terakhir kali kita ketemu kamu senyum Win, harusnya kamu nangis. Kamu ungkapin isi hati kamu, bukan kamu pura-pura baik Win. Seharusnya kamu tampar aku, pukul, maki-maki aku juga Win. Aku bukan manusia. Aku pembunuh, aku pembunuh anak sama orang yang aku sayang. Jemput aku Win. Aku mau sama kamu sama adik"

"Aku bodoh, aku bodoh Win. Aku pengecut. Seandainya dulu aku pertahanin kamu sama adik, aku pasti bahagia Win. Kamu yang selalu ada buat aku. Mama, papa sama Della sayang sama kamu Win, sekarang kamu tega tinggalin mereka. Aku kesepian Win"

"Kenapa kamu bikin kenangan sama semua orang kecuali aku Win? apa segitu bencinya kamu sama aku? aku bohong Win ke kamu, aku sayang tulus sama kamu, kamu bukan pelampiasan. Ajak aku Win"

"Bunga mawar kesukaan kamu Win, cantik kayak kamu. Cantiknya Bright. Terima kasih untuk selama ini Win, kamu yang terbaik"

"Aku pulang dulu ya Win, tiba-tiba kepala ku pusing banget. Aku sayang kamu Win"

Bright meninggalkan kuburan Win, detak jantung Bright tidak beraturan. Kepalanya terasa pusing. Sesampainya di kost Bright, dia melihat Della yang sedang duduk sendirian. Rio sedang bekerja.

"Kak Bright kenapa kak?"

Della menghampiri Bright yang sudah berjalan sempoyongan. Bright menatap mata Della.

"Mata Win"

"Dell mata kamu mirip mata Win Dell"

"Kak Bright kenapa kak?"

"Aku ke kamar dulu"

Bright meninggalkan Della sendirian. Bright segera mencari obatnya. Setelah menemukan obatnya bright meminum 5 tablet obat penenang. Bright meminum obatnya melebihi dosisnya.

"Win jangan pergi Win"

"Gak, gak, kamu gak boleh pergi"

"Jangan pergi sayang"

"Win sayang"

"WINNNNN"

"Jangan pergi sayang, aku mohon. Kita mulai dari awal ya hubungan kita"

Della yang mendengar teriakan Bright segera menuju ke kamar Bright.

"Kak Bright tenang kak"

"Dell jangan biarin Win pergi"

"Kak Bright, Kak Win udah pergi, ikhlasin Kak Win kak"

"Gak Dell, Win masih disini"

Keringat mulai muncul dari tubuh Bright, perlahan kesadaran Bright mulai menurun. Bright pingsan. Della segere menelpon Rio untuk membantu membawa Bright ke rumah sakit.

Menunggu Rio hampir 40 menit, tibalah Rio dengan tergesa-gesa.

"Kamu cepat pesan ojek online Dell. Kalau kelamaan takut gak terselamatkan nih bocah"

"Kak jangan gitu"

Della segera membuka aplikasi ojek onlinenya. Tak menunggu lama pesanan Della datang, Rio segera menggendong Bright menuju mobil ojek online itu.

"Dell hati-hati, Andre juga udah aku kabarin"

"Oke kak"

Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah sakit. Di rumah sakit, Bright segera ditangani oleh dokter Andreas. Hampir 15 menit andreas memeriksa keadaan Bright. Della dan Rio menunggu dengan gelisah hingga akhirnya dokter Andreas keluar.

"Yo, dia gak papa. Tapi"

"Tapi apa kak?" tanya Della

"Kakak kamu koma Dell karena overdosis obat penenang. Kamu kabarin orang tua kamu ya"

"Baik kak"

"Saya tinggal dulu"

Dokter Andreas meninggalkan Della dan Rio. Della sibuk menghubungi orang tuanya dan Rio sibuk menatap ruang rawat Bright.

"Kak, Kak Bright bakal bangun kan? Della udah kehilangan Kak Win, Della gak mau kehilangan ak Bright juga"

"Kamu tenang aja, Bright bakal sadar, gak mungkin manusia brengsek itu dengan mudah mati"

"Semoga kak"

Della dan Rio memasuki kamar rawat Bright. Dilihatnya Bright yang menutup mata dengan tenang.

~Bersambung~

Yuhuuu kurang beberapa part lagi bakal end nih. Terima kasih loh yang udah nemenin sampai part akhir 💋💋 ketjup manjah dari akoeh 💋💋

Tentang kita [ Bright x Win ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang