Tentang Kita (18)

2.8K 292 40
                                    

18. Melepaskan.

Tiba saat malam, saat ini Win, Bian dan Rio sedang makan malam bersama. Bercanda bersama, saling melemparkan lelucon.

"Bi, Kak, Win nanti izin mau pergi bentar ya"

"Kemana Win?"

"Mau selesaikan masalah sama Kak Bai. Biar Kak Bai bebas. Dan Win juga bisa bahagia menikmati hidup Win"

"Aku temenin ya Win" ucap Bian

"Aku juga ya Win" ucap Rio

"Gak usah hey, Win mau selesaikan masalah bukan main keroyokan"

"Aku takut kamu kenapa-kenapa Win" ucap Bian

"Kamu tahukan Bright bagaimana, aku temenin ya Win" ucap Rio

"Percaya sama Win ya, bentar aja. Habis itu kita nonton deh. Win turutin kalian mau nonton horor kan? tapi nanti temenin Win tidur. Win takut"

"Dasar anak manja" ucap Rio

"Biarin wekk"

"Nanti kita tidur bertiga" usul Bian

"SETUJUUUU" teriak Win dan Rio

"Sekarang Win pergi dulu ya, kasian Kak Bai kalau nunggu"

"Biarin aja Win, biar mati di goda banci komplek"

"Hussst gak baik ya Kak Rio"

"Ya udah Win berangkat dulu, bye semuaaa"

Win meninggalkan meja makan dan keluar dari kostnya.

"Bi, kasih tahu aku apa maksut dari perkataan Win tadi siang!"

"Aku gak bisa kasih tahu Yo, biar Win sendiri yang kasih tahu"

"Kalau suatu saat aku menyesal karena gak berguna buat Win, itu salah kamu Bi"

"Sebenarnya Win kena kanker serviks stadium 3, Win gak mau kemo. Dia lebih pilih buat kenangan sama orang yang dia sayang daripada berobat"

"Gak, lu bohong cuk"

"Buat apa gue bohong, gue juga gak mau kehilangan Win"

"Gak, gue gak percaya"

"Win kayak gini karena gugurin kandungannya, Bright gak mau tanggung jawab. Bright suruh Win gugurin kandungannya. Saat gugurin itu gue yang nemenin, Bright gak mau nemenin"

"Brengsek Bright. Oh iya gue mau kasih tahu kalau Vika balikan sama Bright cuma karena taruhan. Bright gak tahu itu"

"Bangsat juga si Vika" ucap Bian

"Kita harus bikin Win bahagia" ucap Rio

DILAIN TEMPAT

Win sudah sampai di taman yang dimaksut tadi siang. Bright belum menunjukkan wajahnya. Win duduk di taman sendirian. Win menatap langit malam penuh bintang itu.

"Maaf nunggu lama" ucap Bright

Win tidak mengalihkan pandangannya dari bintang-bintang itu.

"Duduk aja kak"

"Win gue mau minta maaf"

"Kenapa?"

"Gue selama ini cuma jadiin lu pelampiasan. Gue gak pernah sayang sama lu. Dulu gue juga penasaran seperti apa cowok yang banyak diincar sama orang. Ternyata lu sama aja kayak cowok lain. Biasa aja. Awal aja cuek. Gue selama ini belum move on dari pacar gue"

"Bagaimana kak rasanya?"

"Maksutnya?"

"Bagaimana rasanya bahagia? bagaimana rasanya mainin perasaan orang? kenapa menjanjikan yang gak bisa ditepati? seakan-akan aku gak ada harga dirinya. Iya kak aku tahu aku murahan, seharusnya dulu aku gak buka hati buat siapapun"

"Gue puas Win lihat lu hancur. Gue bahagia. Lu tahu gak? selama ini gue cuma jadiin lu pemuas nafsu, gak lebih"

"Oke, win melepaskan Kak Bai. Bahagia selalu kak"

Bright menatap Win kaget. Di wajah Win tidak ada air mata sama sekali.

"Duduk sebentar kak, biarin kayak gini, mungkin setelah ini kita gak bisa duduk bareng lagi"

Bright menuruti permintaan Win.Win menunjuk salah satu bintang di langit.

"Suatu saat kalau Win gak ada, Kak Bai butuh Win lihat ke langit. Lihat bintang-bintang. Mungkin Win ada di salah satunya. Setidaknya Win sekarang tenang kak. Kak Bai udah bersama orang yang disayang"

"Iya gue sayang sama Vika, akan selalu seperti itu"

Win hanya tersenyum.

"Aku pulang dulu kak"

Win melangkahkan kakinya untuk pulang ke kostnya. Bright hanya menatap kepergian Win. Perasaan Bright gelisah, padahal waktu itu Bright yakin ingin berpisah dengan Win. Ia akan kembali memiliki Vika. Namun perasaannya sekarang menjadi tidak yakin.

Bright melangkahkan kakinya menuju ke kostnya. Hatinya terasa hampa. Sesampainya di kost, Bright baru ingat jika Rio sedang menginap di rumah win.

Di kost Win, Rio dan Bian menunggu Win. Win membuka pintu. Nampak 2 wajah yang sangat mengkhawatirkan Win.

"Kalian kenapa sih, wajah nya gitu amat?"

"Kita khawatir ya bocah sama kamu"

"Win bukan bocah kak, Win udah gede"

"Iya deh iya, adek ku udah gede" ucap Rio

"Ayo kita nonton" ucap Win

Mereka bertiga menonton film horor sesuai janji Win. Setidaknya untuk sesaat Win bisa melupakan sakitnya, baik sakit hati maupun sakit fisiknya.

~Bersambung~

Hawhooo bunaaa 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hawhooo bunaaa 💋

Tentang kita [ Bright x Win ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang