[Hak Paten • 2]

1.3K 162 3
                                    

***

Seluruh murid SMA Global bersorak gembira saat salah satu guru mengumumkan bahwa seluruh jam pelajaran akan dikosongkan pada hari Jumat ini lantaran pihak sekolah akan mempersiapkan untuk pertandingan basket antar sekolah besok.

Meski semuanya bergembira namun tidak bagi Illyana, gadis itu bingung harus berbuat apa selain belajar dan menguntit Ali. Namun dia masih kesal dengan pemuda itu karena kasus makanan yang dimakan Lisa itu. Maka Illyana memutuskan untuk berjalan di sepanjang koridor, melihat apakah ada grup bergosip yang bisa bergabung.

"Dia kemarin ketemu gue di mall langsung nyium gue"

Mendengar itu Illyana langsung melangkah bergabung dengan keempat siswi yang sedang mengobrol itu. "Dih mau jadi lesbi lo berdua?"

"Nyium pipi astaga, gue kan kaget bisa ketemu Santhy di sana" sahut Luísa, siswi yang mencium teman perempuannya ketika kemarin secara tak sengaja bertemu di pusat perbelanjaan.

"Yuu, cuci muka enggak lo San setelah dia nyium lo?"

"Ya yalah gila, mana mulutnya bau rokok lagi"

"Hahahaha" mereka semua tertawa dengan candaan Santhy dan tiba-tiba tawa itu berhenti saat dua orang lewat di depan mereka.

Itu Ali dan Lisa. Mereka nampaknya tengah sibuk dan Ali hanya melirik sekilas pada Illyana yang tengah menatapnya.

"Bunda, kayaknya dia mau coba bersaing sama lo deh" melihat wajah Illyana yang kesal membuat Luísa senang untuk mengompori.

"Ya itu bukan tandingan Illy lah, secara kan Ali itu punya Illy meski Ali-nya enggak mau" timpal Santhy.

"Ya yalah, siapa yang berani rebut Ali dari gue?" Meski tak melakukan apapun tadi namun Illyana sudah memasukan nama Lisa sebagai list musuhnya di sekolah ini.

***

Acara ngambek Illyana masih berlangsung sampai hari pertandingan basket itu tiba, sebenarnya gadis itu sudah tidak ada lagi perasaan kesal pada Ali namun ia ingin sekali saja pemuda itu berusaha membujuknya seperti kebanyakan cerita cinta pasangan lain. Namun sepertinya itu hanya sebatas keinginannya saja karena hari ini Ali terlihat lebih sibuk dari kemarin-kemarin.

Perempuan bernama Lisa itu juga sepertinya sengaja memanfaatkan keadaan untuk lebih dekat dengan Ali.

"Masih gue lihatin" gumam Illyana melihat Lisa yang dengan sengaja mendekatkan diri pada Ali. Bukannya tak mau melabrak tetapi ia hanya tak mau menambahkan beban di pikiran Ali, pemuda itu pasti sangatlah pusing maka biarkan saja sampai acara pertandingan ini selesai.

Sejam kemudian terdengar suara sorakan dari arah depan sekolah yang mana di situ terdapat lapangan basket, semua murid dengan tergesa berlari ke depan untuk melihat rival mereka yang baru saja tiba.

Tim SMA Moderna berjalan masuk dengan dipimpin oleh seorang guru dan seorang siswa yang tepat berada di belakang. Semua murid mengenal siswa itu. Dia adalah Bryan, ketua tim basket SMA Moderna.

Semuanya telah bersiap di posisi masing-masing untuk dimulainya permainan ini.

Bryan menatap Ali dengan senyum menantang. "Long time no see bro, ini pertama kalinya kita bertanding di sini. Gue jadi penasaran gimana hasilnya."

Ali menanggapi ucapan Bryan dengan kekehan. "Lo harusnya enggak usah penasaran, mana ada sejarah gue kalah sama anak baru?"

"Well, let's see bro"

Permainan pun dimulai dengan semangat menggebu dari para pemain serta penyemangat. Para anggota cheers dan murid bersorak mendukung tim masing-masing.

Begitu pun Illyana, tentu ia berada di barisan paling depan untuk memberi support pada Ali. Suaranya yang keras dan nyaring membuat Ali beberapa kali menoleh ke arahnya, ia semakin semangat. Namun saat waktu istirahat sebentar tiba-tiba ia merasa kesal karena Ali berlari ke pinggir lapangan menghampiri Lisa, lelaki itu meminta minum. Illyana menghentakkan kaki dan keluar dari kerumunan, ia menatap tumbler minum yang dipegangnya dengan kesal. Awas si Lisa itu.

Setelah istirahat beberapa menit maka permainan babak kedua pun kembali berlanjut, keunggulan masih berada di pihak tuan rumah. Ali dan timnya begitu lincah dan semangat meski SMA Moderna pun tak kalah lincah. Beberapa menit lagi permainan akan berakhir namun sebuah teriakan suara yang begitu familiar mengalihkan perhatian Ali.

"Killano"

Itu suara Illyana, gadis itu berlari menghampiri seorang pemuda yang mengenakan seragam seperti mereka. Illyana nampak begitu bahagia, dan Ali tak suka itu. Ali tak suka ekspresi bahagia itu Illyana tujukan pada lelaki lain.

"Ali rebut bolanya Li!" teriak James karena sang captain hanya berdiam dan menatap lurus. James berlari cepat menghampiri. "Lo kenapa man? Kesambet?" Lalu ia pun ikut menatap lurus, mengeram saat mengetahui apa yang menjadi pusat perhatian Ali. "Shit. Nanti kita hajar dia, ayo sekarang main dulu"

Dengan tepukan keras di bahunya Ali kembali sadar namun ia telat. Permainan telah dimenangkan oleh tim lawan karena Bryan berhasil mencetak stop scor di detik-detik terakhir.

Sang captain tim lawan pun menghampiri Ali dengan tawa remeh. "Gimana bro? Permainan anak baru enggak jelek-jelek amat kan? At least bisa ngubah sejarah lah ya haha" ia disambut bahagia oleh anggota timnya, lalu disusul sorakan kemenangan dari para murid SMA Moderna.

"Gue hajar si Killan"

Ali menahan lengan James yang ingin menghampiri Killan yang masih saja terlihat asyik bercerita dengan Illyana. "Enggak usah"

"Man? Gara-gara dia lo enggak fokus dan tim lawan menang" kesal James. Andai tadi Killan tak datang maka Illyana takkan memeluk lelaki itu dan Ali pasti takkan kehilangan fokus dan tim mereka pasti menang. Begitulah yang ada di pikiran James.

"Udah, masih ada kesempatan lain buat lawan mereka"

"Anjing." James mengikuti Ali yang sudah melangkah duluan. "Pokoknya tuh anak enggak boleh berkutik di luar. Awas aja"

"Hallo beib"

Ali dan James sama-sama membuang nafas kasar saat seorang siswi berdiri di hadapan mereka dengan senyum lebar.

"Beib nih aku bawain minuman segar buat kamu, biar hilangin dahaga" gadis itu menyodorkan minuman itu ke arah Ali namun ia melotot saat yang menerima bukan Ali melainkan James. "Ih itu bukan buat lo James, eh beib tunggu!"

"Eh wait wait wait! Jangan ganggu Ali dulu ya sayang" James menahan gadis itu yang ingin menyusul langkah Ali.

"Emang kenapa sih?"

"Ali lagi stress karena dua hal. Pertama pertandingan tadi kalah, dan yang kedua karena tadi dia ngelihat Illy pelukan sama Killan"

Gadis itu mengembungkan pipi kesal. Dari jawaban itu saja dia sudah tahu alasan kenapa tim basket lawan meraih kemenangan tadi. Dia tidak bisa hanya sekedar menerima informasi dan diam, dia harus melakukan aksi.

To be Continued

Holla ...
Part dua up ... Jangan lupa warnai gambar bintang di pojok kiri ya, thank you.

With love,
Depok, 22 Juli 2021

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang