[Hak Paten • 6]

1.2K 146 3
                                    

***

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang dimana itu menandakan bahwa jam belajar di sekolah tinggal beberapa menit lagi, namun hingga detik ini Ali belum juga melihat gadis penguntitnya. Itu menandakan bahwa hari ini gadis bermata coklat madu itu absen dari sekolah. Dan seharusnya Ali senang untuk itu karena harinya aman, tidak ada yang merecoki setiap kegiatannya. Namun yang ada pemuda itu malah terlihat berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

James yang menyadari akan hal itu, mengangkat sudut bibirnya menciptakan senyum mengejek. "Kenapa lo? Bad mood gara-gara Illy enggak masuk sekolah?"

Sebuah gelengan kecil dilakukan Ali sebagai tanda mengelak. "Sembarangan lo"

"Hahaha lo sekarang kayak cewek lagi pms tahu, ditekuk terus muka lo"

Ali mengangkat alis bingung, bukankah memang ia selalu berwajah datar dan tidak banyak omong seperti James? Lalu kenapa sekarang sahabatnya itu mengatakan ia berbeda?

Tepat saat bel pulang berbunyi, Ali dan James langsung bergegas keluar kelas menuju ruang rapat agar pertemuan tim mereka dengan sang guru pengurus bisa cepat selesai. Rapat yang diadakan itu berakhir hampir tiga puluh menit dimana keadaan sekolah sudah sangat sepi.

"Ali"

Ali yang hendak menaiki motor tiba-tiba melotot saat melihat gadis yang setengah hari ini luput dari pandangannya tengah berdiri dengan cengiran di balik gerbang sekolah. Mengurungkan niatnya, ia kembali menaruh helm di atas motor lalu menghampiri gadis itu. "Kamu ke mana aja? Kenapa hari ini enggak masuk?" Kemudian pandangan Ali beralih pada kotak yang sedari tadi dipegang gadis itu. "Ini apa?"

Illyana. Gadis ini kembali menciptakan cengiran khas di bibirnya. "Aku tadi tidurnya subuh jam lima"

"Karena?"

"Bikin ini" Illyana menyodorkan kotak itu lebih dekat ke hadapan Ali. "Coba buka"

Tanpa berkata lagi tangan Ali tergerak untuk membuka penutup kotak itu, dan ia tertegun saat membaca sebuah tulisan di sana.

'Yeeeii kita udah tiga tahun ❤️'

"Hari ini kita udah tiga tahun, semoga kita tetap langgeng yah. Ayo ambil lilinnya terus nyalain"

Ali masih mengamati gadis di depannya ini untuk beberapa detik awal. Jadi penyebab di balik keapsenan Illyana hari ini karena gadis itu bergadang membuat kue tiga tahun mereka. Baru tangan Ali terangkat untuk mengambil lilin yang dimaksud Illyana tiba-tiba sebuah suara menghentikan aksinya.

"Oh bagus ya kamu Illyana" ternyata ini Bu Ria sang guru BK langganan Illyana dan Radita. "Baru kemarin kamu saya nasehatin, hari ini kamu absen dan ternyata malah pacaran di sini. Pakai bawa kue lagi? Ini Ali juga!?"

Illyana mengeram kesal atas kehadiran Bu Ria yang sangat tidak tepat menurutnya. "Ih ibu, besok aja deh nasehatnya. Sekarang aku sama Ali mau pacaran dulu bu, ibu please ngertiin aku"

"Ibu catat ya muka kamu Illy!" Bu Ria berlalu pergi dengan menggoyang-goyangkan jari telunjuknya pada Illyana. Langkahnya diiringi dengan wajah kesal sang murid yang terus menatapnya.

"Udah Li enggak usah peduliin bu Ria, dia jealous sama kita"

Ali menghela nafas, saat akan kembali menyentuh lilin tiba-tiba gawainya berdering. Pemuda ini menempelkan benda pipih itu setelah menggeser gambar hijau. "Anjing, gue ke sana sekarang" selesai mengumpat dan mematikan sambungan telepon Ali menatap Illyana. "Aku harus pergi"

"Terus lilinnya gimana?"

"Nanti aja yah"

"Ih Ali! Duh Ali" Illyana agak kesusahan menahan Ali lantaran ada kue di tangannya, ia hanya mampu menghentak-hentakannya kakinya kesal saat Ali berhasil meninggalkannya sendiri. Ditatapnya kue itu dengan mata berkaca-kaca. "Pak Jul" sebisa mungkin Illyana menghalau cairan bening itu agar tak keluar dari pelupuk matanya, "aku mau nyogok pak Jul dong pakai kue ini" ucapnya pada sang satpam sekolah setelah tiba di pos.

Satpam sekolah bernama Jul ini menatap Illyana dengan dua alis terangkat. "Nyogok apa?"

"Kue ini buat pak Jul tapi pak Jul harus jadi shipper-nya aku sama Ali, oke?"

Pak Jul nampak berpikir sejenak. "Shipper itu apa?"

"Pak Jul pendukung keras hubungan aku sama Ali, mau kan?"

"Oh gitu, gampang. Sini"

Dengan cengiran lebar Illyana menyerahkan kue dalam kotak itu pada pak Jul lalu pergi setelah berpamitan. "Hehe" air matanya menetes saat kakinya dilangkahkan menuju halte, padahal dalam bayangannya ia akan pulang bersama Ali setelah mereka meniup lilin bersama. Ah tapi itu kembali tak menjadi nyata, apa selama ini ekspetasinya yang terlalu tinggi pada pemuda itu?

***

Illyana memasuki rumah dengan wajah lesu, seperti dugaannya bahwa yang akan ia temukan adalah sang asisten rumah tangga yang sudah siap menyiapkan makan siang untuknya.

"Non" mbak Fika datang dengan senyum lebar menyambut Illyana, "ada non Cassie udah nunggu di dalam"

Mendengar itu mata Illyana langsung berbinar. "Cassie ada di sini? Cassie" ia berlari kecil menghampiri temannya itu.

Cassie pun nampak bahagia bertemu Illyana. "Illy"

"Lo beneran ke sini? Enggak nyasar kan?"

"Enggak kok. Lo ada yang masih sakit enggak setelah waktu itu?"

Mereka berdua duduk di sofa dengan tangan masih saling bergandeng, keakraban jelas terpancar dari keduanya.

"Enggak, cuman jatuh gitu doang kok"

"Gue marah banget sama Lexan soal waktu itu, gue juga peringatin mereka buat jangan ganggu lo karena permusuhan itu antara geng mereka, bukan kamu" papar Cassie setengah kesal saat mengingat perlakuan salah satu anggota geng Bryan itu, ia sungguh marah pada lelaki itu.

Illyana hanya terdiam, sesugguhnya ia tak mengerti dengan perseteruan antar dua geng itu. Selama ini ia mengagumi dan mencintai sosok Ali tanpa niat mencari tahu circle pertemanan lelaki itu.

"Lo tenang aja, teman-teman Bryan enggak akan ganggu lo lagi"

Illyana tersenyum menanggapi itu. "Kita makan siang yuk, gue lapar" dengan kehadiran Cassie bersamanya sedikit bisa mengurangi rasa sedih yang ia rasakan karena gagalnya perayaan hubungannya dengan Ali.

To be Continued

Hallo guys ... 😀😀
Sorry macet update akhir-akhir ini karena aku sangat sibuk guys, ini aku sempatkan untuk update setelah berhasil mengumpulkan mood.

Semoga suka ya guys 😀😀

With love,
Atambua, 03 Agustus 2021

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang