[Hak Paten • 3]

1.3K 164 5
                                    

***

Ketika bertemu dengan Killan, rasanya cerita tak habisnya mewarnai waktu. Illyana begitu antusias mendengar cerita Killan tentang bagaimana suasana dan pengalaman apa saja yang pemuda itu dapatkan selama mengikuti program study banding tiga bulan di Japan.

"Terus? Mereka enggak foto-foto tuh di taman yang luas bersih itu?" Tanya Illyana tak habis pikir dengan cerita yang ia dengar dari Killan.

"Ya enggak Ly, mereka tuh lebih pentingin belajar. Tujuan hidup mereka itu belajar dan sukses"

"Dih padahal kan kalau foto di situ hasilnya estetic banget, bisa jadi selebgram. Gue lihat foto aja suka banget apalagi datang langsung?"

"Heh Illyana"

Killan dan Illyana sontak diam dan menatap heran ke arah gadis yang baru saja memanggil nama Illyana dengan keras, dia Radita.

"Mau lo apa sih? Kalau mau sama Killan ya Killan aja enggak usah bikin Ali frustasi gitu, sekolah kita kalah gara-gara lo" Radita lanjut berteriak di depan Illyana, tak peduli bahwa kini mereka sudah menjadi pusat perhatian.

"Dih napa lo kesetanan gini? Korelasinya apa antara kekalahan sekolah dan gue? Gue bukan pemain"

"Gara-gara lo meluk Killan, Ali jadi enggak fokus. Bisa enggak sih lo nempelnya di satu cowok doang?"

Illyana maju selangkah hingga posisinya dengan Radita semakin terkikis. "Terus kenapa kalau Ali enggak fokus lihat gue pelukan? Emang yang main di lapangan cuma Ali doang? Apa gunanya mereka yang lain?"

"Brengsek lo" tangan Radita terangkat menjambak rambut Illyana.

Tak tinggal diam, Illyana balas menampar Radita meski kepalanya tertunduk karena tarikan rambutnya. Kedua tangannya pun mencekram seragam Radita hingga beberapa kancing perempuan itu rusak.

"Heh heh udah udah! Lo berdua berhenti!" Killan berusaha menelahi namun kedua gadis itu sangat bersemangat hingga membuat Killan kewalahan.

Santhy yang memang sejak awal menyaksikan keributan itu segera berlari mencari keberadaan dari akar pertengkaran itu. "Itu dia, Ali" teriak Santhy sambil terus berlari. "Itu Radita sama Illy berantem gara-gara lo"

Tak kaget, Ali hanya menghela nafas. Ini bukan kali pertama kedua gadis itu meributkan tentang dirinya. Dengan langkah lebar Ali mengikuti Santhy menuju lokasi pertengkaran. "Illy"

"Li lo pegangin Radita gih" ucap Killan, ia sudah berhasil membawa Illyana ke dalam kunkungannya hanya sisa Radita yang masih membabi buta.

"Dita udah Dit" dan Ali melakukan seperti yang dikatakan Killan.

Radita merasa menang, gadis ini tersenyum puas sambil balas memeluk tangan Ali. "Aku takut Li"

"Tai lo. Enggak usah sok cupu! Semua orang juga tahu seberapa liarnya lo" ucap Illyana penuh emosi melihat Radita yang sok takut saat Ali datang.

"Gue nyuruh lo berhenti bukan acting." Mata Ali terarah pada dahi Illyana yang terluka karena cakaran Radita namun wajahnya tetap datar. "Lo berdua ngapain berantemin gue terus? Pusing gue"

"Aku tuh cuma kasih dia pelajaran beib, gara-gara dia kamu jadi enggak fokus main" sahut Radita dengan suara khas mengadu.

Sebelah alis Ali terangkat, sangsi. "Kata siapa? Gue enggak fokus karena pusing belum sarapan tadi, bukan karena Illy"

"Jadi?"

"Gue enggak sepayah itu"

Radita menatap kepergian Ali dengan mulut menganga lebar. "Sialan James ngasih berita hoax"

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang