[Hak Paten • 11]

1.1K 149 11
                                    

***

Bukan saingan gue
Gue gk rela lo pulang
bareng Ali. Tukeran ayo!

Saha maneh? Gue ini calon masa depan Ali jadi wajar lah.

Gue santet ya lo lama-lama.

Silakan! Ayo kita adu ilmu hitam.

Illyana menekan tombol power ketika selesai mengirimkan pesan itu pada Radita. Ia jadi membayangkan bagaimana nanti jika dirinya menikah dengan Ali, kegaduhan apa yang akan Radita lakukan? Apa sebaiknya nanti Radita tidak usah diundang saja? Tapi bagaimana jika gadis itu hadir sebagai tamu tak diundang? Ah ia harus membicarakan ini bersama Ali, nanti.

"By the way, kok gue belum dipanggil ya ke ruang BK? Apa si Lisa itu enggak ngelapor?" Gumamnya pelan, harusnya ia dan Radita sekarang dipanggil tapi kenapa kehidupan mereka tetap aman-aman saja? "Apa Ali nyogok Lisa biar enggak ngelapor? Argh pusing astagaaa"

"Gila"

Illyana melototkan mata mendengar ucapan James, pemuda itu juga balas melotot padanya. "Gue mau nanya serius, kalian berantemin apa sih?"

"Balapan, tuh kakaknya teman lo ngajak Ali balapan liar tapi Ali nolak. Ya saling lempar omongan akhirnya berantem fisik deh"

"Terus kenapa kaki Ali sampai pincang?"

"Jatuh dari motor, ditabrak Bryan dari belakang" rasanya James ingin menampar mulut yang sudah terbuka lebar sebagai ekspresi tak menyangka itu, ia merasa kasihan pada Ali jika nanti sampai harus menghabiskan sisa hidup bersama Illyana yang cerewet dan kepo maksimal itu.

"Ayo temenan sama Cassie biar dia nyuruh Bryan jangan ganggu kalian lagi, gue gitu soalnya"

Wajah James langsung berubah keras mendengar kalimat Illyana. "Berantem sampai mampus lebih baik daripada ikuti saran lo"

"Ih lo aja yang mampus Ali mah jangan, mana gue belum malam pertama lagi sama Ali"

"Emang Ali mau malam pertama sama lo? Kayaknya enggak deh soalnya dia udah malam-malam berikutnya sama Sadilla"

Illyana langsung bangkit, mencekram lengan James dengan erat. "Sadilla siapa?"

"Cari tahu sendiri"

"Tai lo"

***

Sekali lagi Ali melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, melihat bahwa sudah lima belas menit ia menunggu gadis itu namun sosok mungil bermata coklat itu belum juga menampakkan diri. "Lagi semedi apa gimana sih?" Kesalnya dan memilih duduk di atas motor sambil mengabsen wajah satu persatu murid yang keluar. Kekesalan Ali rasanya sampai di ubun-ubun saat gadis yang ditunggunya hampir dua puluh menit itu berjalan santai ke arah parkiran dengan wajah ditekuk.

"Lama" omel Ali dan turun dari motor.

"Aku pulang bareng Killan"

"Lah?" Killan yang hendak menaiki motornya mendadak berhenti mendengar ucapan Illyana. "Tadi katanya bareng Ali"

Ali menjadi bingung sekarang.

Illyana menggeleng. "Bareng Killan aja"

"Aku nunggu kamu di sini hampir dua puluh menit"

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang