[Hak Paten • 5]

1.3K 150 3
                                    

***

"Loh ada pacarnya ternyata"

Mereka berdua menoleh ke asal suara dan menemukan seorang perempuan berpipi chubby berjalan menghampiri mereka dengan senyum manis.

"Ya kak hehe" jawab Illyana cengengesan.

Dan Ali melotot mendengar itu, bisa-bisanya gadis itu tetap meneruskan kesalah pahaman ini? Namun ia juga sudah angkat tangan untuk berdebat dan meluruskan semuanya, toh nanti ia dibilang 'Masih malu-malu.'

"Eh jidat kamu kenapa Illy?" Gadis yang merupakan kakak dari Ali ini panik saat melihat jidat Illyana yang terdapat beberapa luka cakaran. Ia menyingkirkan helaian rambut yang menutupi pengelihatannya. "Ini udah dikasih salep belum? Aduh siapa yang nyakar kamu?"

"Ini mah biasa kak, ada cewek yang mau gangguin pacar aku jadi aku berantem sama cewek itu"

Namanya Qory. Perempuan ini langsung berbalik menatap adiknya yang masih santai bermain game di gawainya. "Terus Ali gimana? Dia marahin ceweknya enggak?"

"Dikit sih kak"

"Ali, lo tuh yang tegas dong! Lihat ini jidat Illy sampai luka gini"

"Hem"

Lihat kan? Seperti tak ada kata lain yang bisa diucapkan pemuda itu selain kata legend-nya itu.

"Wah ramai banget ya?"

Kali ini Illyana menahan nafas beberapa detik saat melihat siapa yang datang, tak hanya satu orang namun dua. Alasan mengapa tadi ia mengalami kegugupan dan keringat dingin adalah ini, bertemu dengan kedua orang tua Ali. Sejak awal mengenal Ali, ia tak pernah bertemu dengan orang tua pemuda itu secara langsung. Kenapa? Karena jika ia bertandang ke sini maka dua orang itu tak berada di rumah karena disibukkan dengan urusan pekerjaan, dan sekarang sungguh langka.

"Ma kenalin ini Illyana, pacarnya Ali"

Ali hanya mampu menutup mata dan mengeram saat mendengar kakaknya memperkenalkan Illyana pada orang tua mereka. Jika ia mengelak sekarang maka bisa dipastikan perdebatan pasti akan terjadi.

"Oh ini pacarnya? Pa, ini loh gadis yang sering bikin anak lelakimu pusing" Delia, wanita yang telah melahirkan Ali ini dengan santai berkata pada suaminya yang baru juga bergabung di sofa.

Ali dan Illyana sama-sama memejamkan mata namun dengan gumaman hati yang berbeda. Ali merasa kesalah pahaman ini sudah terlalu jauh bahkan sekarang ayahnya pun akan terlibat. Sementara Illyana merapalkan kata semangat pada dirinya, ia sering membuat Ali pusing? Bukankah pemuda itu yang sering membuatnya hampir gila karena menjaga pemuda itu dari para betina yang mau merebut Ali darinya?

"Ya enggak apa-apa, namanya juga masih muda kan ma. Kita juga dulu begitu" jawab Eman dengan santai. "Ayo Illy, kita makan siang bersama"

Ayah Ali tahu namanya? Apa sudah sedalam itu ia menjadi perbincangan di keluarga ini? Ia melirik sekilas pada Ali yang juga meliriknya dengan datar, ia mengulas senyum tak berdosa.

***

Pagi ini senyum tak pernah luntur dari wajah Illyana saat melewati koridor sekolah menuju kelasnya. Memori makan siang kemarin bersama keluarga Ali yang begitu hangat terus berputar di otaknya, ah betapa bahagianya dia.

"Eh itu kan hansaplat Ali?!"

Ingatan manis itu seketika buyar dari otaknya karena teriakan nyaring Radita yang berdiri berdecak pinggang di depannya. "Pagi-pagi udah gila aja ya lo?"

"Kan waktu itu gue nyakar jidat lo? Kok lutut lo yang luka? Pakai hansaplat Ali lagi, buka buka!" Radita hendak berjongkok bermaksud untuk membuka hansaplat yang menutupi luka di lutut Illyana.

"Lo gila ya?" Illyana menepis keras tangan Radita dengan pukulan. "Sakit tahu"

"Lagian lo hobby banget sih luka? Gue enggak rela lo pakai hansaplat itu" Radita tetap kekeh, rasanya tak tenang jika masih melihat benda itu menempel di kulit Illyana.

"Ya ampun sayang" James datang, bergabung bersama kedua gadis itu yang sedang adu mulut. "Kamu ngapain sih berantem cuma gara-gara hansaplat doang? Kalau mau aku bisa belikan yang lebih bagus dari itu"

"Heh! Jadi maksud lo hansaplat Ali jelek? Kurang ajar ya lo"

Radita mengangguk setuju. "Penghinaan ini namanya"

"Eh wait! Kenapa gue diserang woe" pagi ini menjadi sial bagi James karena mendapat amukan dari dua fans garis keras Ali. Niatnya ingin mencari perhatian Radita malah berakhir dijambak.

Drt.

Drt.

Drt.

Telepon Illyana berdering membuat si pemilik menghentikan aksinya menjambak James lalu merogoh saku rok. "Eh teman gue nelfon, daaa" tepat saat menggeser gambar hijau di layar telepon, Illyana langsung bergegas menjauh dari Radita dan James.

Merasa ada yang janggal, James segera menepis tangan Radita yang menarik rambutnya lantas berlari kecil mencari seseorang, mereka harus membicarakan tentang ini. Setelah mencari akhirnya James menemukan sosok itu baru saja keluar dari ruang guru. "Li" ia berlari menghampiri Ali. "Li, gue mau ngomong sesuatu"

Ali yang terlihat sibuk dengan beberapa tumpukan buku di tangannya hanya menoleh sekilas pada James. "Apaan?"

"Lo ngerasa ada yang janggal enggak sih kemarin? Illy kenal sama Cassie, mereka kenal di mana coba? Dan tadi pagi gue lihat cewek itu nelfon Illy"

Kulit keningnya terlipat kecil namun beberapa detik kemudian ia kembali menetralkan ekspresinya. "Mungkin mereka enggak sengaja kenal, lo kan tahu Illy itu gampang temenan sama orang" jawabnya santai. Ali hanya tidak mau membawa gadis itu masuk ke dalam lingkaran permusuhannya meski ada juga tanda tanya dalam benaknya.

"Man, Cassie itu orang terdekatnya Bryan. Lo enggak khawatir kalau mereka manfaatin Illy?" James memang bukan tipe seperti Ali yang lebih banyak diam dan memikirkan sendiri suatu masalah. Jika ada yang mengganggu pikiran atau dirasa tak benar maka ia akan langsung mengutarakan itu pada teman-temannya, itulah James.

"Kalau emang mereka mau manfaatin, terus kenapa waktu itu Cassie selamatin Illy?" Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas. Ali pun merasa penasaran, apa ia harus bertanya pada Illyana tentang di mana gadis itu mengenal Cassie? Dan apakah mereka harus mencari tahu apa tujuan Cassie sebenarnya berteman dengan Illyana?

James mengedikan bahu sekali. "Mungkin itu cuma strategi awal mereka biar Illy bisa sepercaya itu sama Cassie"

Ali hanya menggeleng kecil. Meski penasaran namun ia tak yakin akan praduga James karena ia tak pernah menunjukkan atau menerangkan bahwa Illyana adalah kekasihnya, jadi tak mungkin Bryan berpikir untuk memanfaatkan gadis itu.

To be Continued

Hallo guys ketemu lagi ...
Jangan lupa klik dulu gambar bintang di pojok kiri sebelum meninggalkan lapak ya 😀😀

With love,
Depok, 27 Juli 2021

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang