[Hak Paten • 21]

1.3K 157 21
                                    

***

"Mama, mama" Illyana berlari dengan tergesa memasuki rumah, jantungnya berdegup kencang takut terjadi hal buruk pada wanita paling berharga dalam hidupnya. Tak bisa ia bayangkan bagaimana ia bisa menjalani hidup jika Hilary tak ada, hanya ibunya lah satu-satunya penopang dalam hidupnya. "Mama?" Ia terkejut ketika sampai di ruang tamu dan mendapati sofa full set itu sudah dipenuhi oleh beberapa orang yang begitu ia kenal.

"Itu anaknya baru sampai, sini sayang" panggil Hilary dengan lembut dan berdiri menghampiri Illyana.

Sementara Illyana terpaku diam, ia tak mengerti dengan situasi ini. Apa ia sudah berbuat kesalahan fatal hingga semuanya berkumpul di sini dan akan mengadilinya? Ia menatap sebentar ke arah kanan, terlihat gadis itu melambai kecil padanya.

"Ma ini ada apa? Illy ada buat salah? Tapi seingat Illy enggak kok, ya kan Lan?"

Killan yang ditanya hanya berkedip bingung. Ia juga tak tahu akan hal ini, jujur.

"Jadi gini loh sayang, maksud kedatangan keluarga om Eman Devano ke sini adalah untuk meresmikan hubungan kamu sama Ali" papar Hilary begitu lembut.

"Ha?"

Refleks Killan memejamkan mata karena suara kaget Illyana yang begitu melengking. Gadis itu, tidak bisa elegan sedikit saja.

"A... meresmikan hubungan? Ali sama Illy?" Melihat Hilary yang mengangguk atas pertanyaannya, Illyana beralih menatap pada keempat orang yang duduk di sofa depan mereka. "Beneran om, tante?"

Delia mengangguk dengan senyum. "Ya sayang, Ali malam lusa kemarin nelfon katanya mau tunangan sama kamu"

Illyana beralih pada Ali yang juga menatapnya dengan datar. "Li..."

"Jadi semuanya tuh udah disampein, sekarang tinggal kamu jawab aja mau apa enggak biar nentuin tanggal acaranya"

Mata Illyana masih berkaca-kaca menatap semua orang di ruang ini terlebih Ali.

"Mau enggak jadi tunangan aku?"

"Mau." Illyana mengangguk dengan cepat, air matanya tiba-tiba turun membasahi pipi. "Aku enggak nyangka astaga, Lan gue mau tunangan Lan"

Perlahan Killan duduk di atas tangan sofa samping Illyana, pemuda ini mengangguk dengan wajah bingung. Sialan Ali, kemarin saja minta tolong padanya untuk berbagai lokasi di Bali tapi sekarang mau tunangan ia tidak diberitahu apa-apa, kesal Killan.

Selanjutnya mereka berunding untuk menentukan hari yang tepat untuk melaksanakan acara pertunangan kedua insan itu. Dan selama pembicaraan Illyana tak henti-hentinya menatap penuh senyum ke arah Ali.

"Aku boleh peluk calon tunangan enggak?" Illyana berbisik pada Ali yang berjalan menuju meja makan.

"Enggak. Belum halal"  

"Dih kamu di depan keluarga sok halal-haram, padahal kalau berduaan mah bablas"

Ali hanya menggeleng kemudian menyusul Qory untuk mengambil makanan di meja.

***

Rumah berlantai dua dengan desain semi modern itu terlihat padat oleh sanak keluarga yang hadir pada acara bahagia Aliandra Devano dan Illyana Pricillia Atmadika.

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang