[Hak Paten • 7]

1.3K 157 5
                                    

***

Pagi ini di sekolah, dari jarak beberapa meter Illyana melihat Ali berjalan ke arahnya dengan wajah datar. Ada yang menarik perhatiannya yaitu beberapa luka lebam di sudut bibir pemuda itu, namun Illyana berusaha menahan diri agar tak menunjukkan rasa khawatirnya. Ia ingin Ali merasa menyesal dan bersalah karena kemarin telah meninggalkannya begitu saja dengan kue perayaan mereka. Beberapa langkah lagi ia berpapasan dengan Ali dan Illyana menekuk wajah dan berusaha tak menyapa Ali.

Hening.

Kulit kening Illyana berkerut kecil saat tak ada sebuah suara maupun sentuhan pada dirinya, ia menoleh dengan cepat dan perasaannya menjadi buruk ketika melihat sosok Ali sudah berjalan di belakangnya. Itu artinya ketika tadi mereka berpapasan, pemuda itu sangat lancar mengabaikan dirinya. Ah ia kembali kesal.

"Dasar cowok enggak peka" Illyana menghentakkan kaki lantas kembali berjalan menuju kelasnya sambil bibirnya komat-kamit mengucapkan berbagai ungkapan kekesalan pada Ali. Di tengah aktivitasnya itu ia juga bertemu dengan James. "Enggak Ali, enggak lo, mukanya lebam semua"

"Namanya juga anak cowok, ya biasalah" jawab James enteng.

"Pasti berantem sama anak-anak yang kemarin"

James menatap sebentar Illyana sebelum berucap. "Lo kenal Cassie di mana?"

"Lo kenal Cassie juga? Dia teman gue, kita enggak sengaja kenalan waktu gue nolongin dia dari mantannya" jawab Illyana dengan senyum manis yang sangat bertolak belakang dengan reaksi James.

"Maksud lo Okan? Anjing, lo ngapain sih ikut campur masalah mereka?"

"Emang kenapa? Dia mau jahatin Cassie ya gue tolongin lah apalagi kami sama-sama perempuan"

James mengacak rambutnya frustasi. "Lo bisa dapat masalah tahu enggak? Okan itu enggak kenal bulu kalau mau jahatin orang"

"Yaudah sih"

Melihat Illyana yang begitu santai menanggapi kekhawatirannya membuat James menganga. Apa gadis itu tak merasa parno akan kejadian beberapa hari lalu? Ali harus tahu, pikir James.

.

.

.

Meski kehadiran seorang guru tak terdapat di kelas dua belas IPA I namun semua murid yang ada di dalamnya diam menunduk pada catatan masing-masing, mereka semua fokus untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang guru Matematika.

"Li, lo dengarin gue. Illy―"

"James, diam dan selesaikan tugas lo!"

James mengeram kesal mendengar perintah tegas Ali, sahabatnya itu memang akan sangat fokus jika menyangkut pelajaran. "Li, Illy bakal dalam bahaya"

"James!"

Oke James menyerah, jangan salahkan dia jika nanti terjadi sesuatu pada Illyana.

***

Jam pulang sekolah telah tiba, Illyana bergegas keluar dari kelasnya setelah beberapa menit yang lalu membereskan peralatan belajarnya. Gadis ini berlari tergesa dengan pandangan menjurus ke depan.

HAK PATENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang