***
Ali merasa bingung dengan sikap Illyana. Kemarin gadis itu begitu senang mengetahui keberadaannya di sini namun sekarang gadis itu malah menunjukkan sikap acuh padanya. Ia bahkan tak disapa ketika mereka berpapasan di taman depan kampus. Menghela nafas, Ali memasukkan buku Ekonomi yang baru dibacanya dua halaman itu. Ia rasa ia butuh asupan cairan sore ini. Berjalan memasuki kantin, ia melihat si gadis penguntit itu tengah santai memakan kentang goreng sambil fokus menonton video di gawai. Ia melangkah terlebih dahulu ke arah kulkas, mengambil dan selesai membayar minuman itu ia berjalan menghampiri gadis itu.
"Ish bodoh banget sih, pala udang kan ennak" gerutu Illyana pada acara bukbang yang ditontonnya. Keningnya berkerut dan wajahnya serius, sepertinya ia emosi pada orang dalam video itu. "Siapa sih nginjak-nginjak?" Lagi, ia menggerutu saat merasa kakinya sengaja diinjak oleh seseorang.
Ali menyerit saat Illyana justru menggeser posisi hingga berjauhan dengannya. "Salah minum obat?"
"Siapa yang sakit?" Jawab Illyana sedikit ketus. "Dah ah mau pergi" lalu gadis ini berdiri, mengabaikan Ali yang menatapnya dengan bingung.
***
"Lo ngerti enggak tugas yang tadi? Yang matkul Dasar-dasar Jurnalistik" Cassie berjalan di samping Illyana sambil memasukkan buku ke dalam tote bag-nya. Ya, gadis ini memutuskan untuk kuliah satu fakultas dan jurusan dengan Illyana. Katanya mereka sudah sehati.
"Ngerti..." Illyana mengangguk pelan, "kita cari aja kejadian yang real di kehidupan kita terus kita tulis jadi berita. Cara penulisannya tuh kayak berita-berita yang biasa kita baca itu loh"
"Ngerjain bareng yuk besok"
"Boleh, di rumah mama aja ya? Biar sorenya kita renang"
"Siap, gue bawa baju renang"
"Illy"
Kedua gadis yang sedang asyik mengobrol itu terdiam saat sosok Ali berdiri di depan mereka dengan wajah datar. Detik berikutnya, Cassie tersenyum kecil pada Ali.
"Hai Ali, mau ngobrol sama Illy ya? Gue duluan ya kalau gitu, enggak mau jadi nyamuk gue di antara sepasang kekasih yang baru ketemu lagi setelah cowoknya ke Jogja tanpa pamit. Bye" Cassie mengedipkan sebelah matanya pada Illyana lantas berlari kecil dengan cengirannya. Ia tahu pasti temannya itu sedang salah tingkah.
"Sepasang kekasih" Ulang Ali pada ucapan Cassie beberapa detik yang lalu.
"Ya udah sih kalau enggak mau ngakuin"
Sahutan Illyana jauh dari ekspetasi Ali. Ia kira gadis itu akan menjawab dengan percaya diri seperti biasanya. Namun kali ini berbeda.
"Udah mau pulang belum?"
"Ngapain nanya? Bukan urusan lo" ketus Illyana lantas beranjak pergi dengan wajah datar.
Itu semakin membuat Ali kebingungan. Apa ia berbuat suatu kesalahan? Tapi apa? Bukannya kemarin gadis itu masih begitu lengket dan posesif padanya?
"Udah, lagi kerasukan kali" Samy datang menepuk bahu Ali sekali agar menyadarkan pemuda itu dari tatapan panjang pada Illyana. "Yang lain nungguin kita, kuy"
***
Setibanya di tempat yang biasa menjadi lokasi tongkrongan mereka, James langsung menyodorkan gawainya yang berisi pesan dari Bryan pada Ali. Pemuda ini sudah menunggu kelengkapan anggota mereka sedari tadi.