***
Dari jendela kamar yang terbuka lebar tertiup masuk angin malam yang membuat suasana kamar bernuansa biru muda itu semakin dingin, gerimis yang terus turun membasahi bumi menambah rasa nyaman bagi gadis berlensa coklat ini untuk mengutak-atik gawainya. Ditemani segelas susu dingin, ia begitu santai memilah hasil jepretan di gawainya.
"Cakep banget gue ternyata" pujinya pada diri sendiri lalu ibu jarinya menekan dua kali pada layar gawai membuat gambar diri yang sedang diperhatikannya itu membesar, ia tersenyum kecil. "Upload ah di story IG, biar pada tahu kalau gue punya temen banyak"
'Klek'
Lima detik setelah foto itu terunggah, pintu kamar gadis itu terbuka. Membuat si pemilik menoleh dan mendapati sang mama berdiri di ambang pintu.
"Ada cowok ganteng tuh di bawah"
"Pasti tunangan aku ya?" Melihat mamanya mengangguk membuat Illyana menghela nafas. Sebenarnya ia masih kesal pada Ali. "Bilang aja aku udah tidur, ma"
"Yah, mama terlanjur jujur"
"Duh" Illyana meraup wajahnya kemudian dengan malas berjalan keluar dari kamar. "Jangan-jangan mau minta tanggung jawab lagi soal tugas itu, ah pling-plang tuh orang"
Hilary yang berjalan di belakang putrinya hanya menyerit bingung melihat putrinya bermonolog. Sampai di lantai bawah, ia mengambil arah yang berbeda dengan Illyana. Ia memilih berjalan ke kamarnya sedangkan gadis itu menghampiri sang tunangan.
"Apa? Mau minta tanggung jawab lagi soal tugas kamu? Tadi kan aku udah mau tanggung jawab tapi kamunya aja yang nolak"
"Salam dulu kek"
"Lagi kesal"
Ali menghela nafas, pemuda ini kemudian memasukkan gawainya ke saku jaket setelah tadi menekan tombol power untuk mematikan layar gawai. Ia lalu berdiri menyamakan posisinya dengan sang tunangan. "Besok aku jemput jam tiga karena pertandingannya jam empat"
"Enggak mau ikut"
"Kenapa?"
"Aku malas kalau harus berantem sama Sadilla di sana. Aku enggak mau bikin kamu malu, tapi kalau aku sih enggak malu apalagi takut"
Lagi, Ali menghela nafas. "Aku enggak mau berdebat, jadi benar enggak mau ikut?"
"Ya, aku enggak mau ikut. Ajak aja cewek enggak laku itu" hati Illyana memanas ketika respon yang didapat dari Ali hanyalah anggupan, pemuda itu lantas pamit pulang. "Ih dasar cowok enggak peka. Cewek itu kemauannya bukan yang dia katakan, selalu kebalikannya tahu..."
"Sabar ya non"
"Ih mbak Fika" Illyana menghentakkan kakinya kesal, gadis ini menyeret kakinya yang terbalut sendal bulu warna biru itu dengan kesal ke kamarnya.
***
Kedatangan para penonton yang merupakan teman dari kedua tim membuat suasana sekeliling lapangan basket sudah mulai ramai sejak beberapa menit yang lalu. Permainan akan segera dimulai dalam kurung waktu tiga puluh menit lagi sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama.