***
Pukul 04 sore hujan mengguyur dengan deras kota Jakarta, menciptakan genangan air di beberapa tempat. Menghambat aktifitas sebagian besar orang sehingga mereka harus mencari tempat berteduh. Seperti Illyana yang tengah berteduh dalam kamarnya sambil menatap semangkuk mie instan dengan asap mengepul itu tak selera, tangannya memainkan sebutir telur rebus yang juga terdapat di mangkuk itu dengan garpu. Ia kehilangan semangat, dan semua itu karena Ali. Keputusan pemuda itu untuk melanjutkan kuliah di luar kota membuatnya kehilangan semangat.
"Apa gue susul aja ya Ali ke Jogja?" Gumamnya pelan. Besok adalah hari Ospek pertama di kampus dan Illyana tak ada semangat untuk itu. Yang ia tahu, Samy, Luísa, Santhy, dan Cassie melanjutkan pendidikan di kampus yang sama dengannya. Entah dengan yang lain. "Tapi sayang duit mama udah daftarin gue, ah Ali nyebelin pokoknya"
Sementara Killan, pemuda itu melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Negri ternama di tanah air. Ia tetap berkabar dengan Illyana sampai saat ini sehingga gadis itu tidak khawatir padanya.
"Lagian Ali kenapa sih? Gue tahu Jogja itu kota istimewa tapi Jakarta kan juga cinta. Dia enggak overthinking apa ninggalin cewek secantik gue? Tanpa pamit lagi"
"Udah ngomelnya? Sana mandi, cewek kok sampai sore gini belum mandi? Pantas Ali pergi enggak pamit"
"Ish mama" Illyana bingung kenapa mamanya sekarang suka sekali meledeknya.
***
Illyana membawa atribut ospeknya dengan kesal memasuki area kampus, sudah banyak para mahasiswa baru yang mengenakan seragam dan membawa atribut yang sama sepertinya.
"Ish ribet banget sih nih papan nama" gerutu Illyana sambil menarik keras papan nama yang tergantung di lehernya. "Gue pengen kayak cewek di cerita Wattpad itu, yang cowoknya pemilik yayasan terus dia enggak usah ikut ospek. Ini mah boro-boro, ngejar tiga tahun enggak ditembak-tembak terus pergi tanpa kata pamit lagi, apes Illy"
'Bugh.'
"Aduh"
"Aduh"
Dua orang itu saling mengadu kesakitan. Dan saat melihat satu sama lain, mereka melototkan mata.
"Radita?"
"Illyana?"
"Kok lo di sini sih? Bukannya lo ikut tante lo ke Bandung?" Seingat Illyana, Radita selalu mengumbar pada teman-temannya bahwa akan melanjutkan pendidikan di salah satu universitas bergengsi di kota kembang itu. Tapi kenapa sekarang gadis itu justru berada di sini dan mengenakan seragam serta atribut yang sama sepertinya?
"Tadinya gitu, tapi nyokap gue enggak bisa jauh-jauh dari anak gadisnya yang cantik ini"
"Dih" Illyana mencebikan bibir, cantik sih tapi cerewet. "Dah sana lo jauh-jauh dari gue, ogah gue deket-deket sama musuh bebuyutan"
"Eh lo tahu enggak?" Radita mendekat ke arah Illyana. "Gue tadinya mau nyusul Ali ke Jogja, tapi enggak dibolehin sama nyokap"
"Syukurin" Illyana meleletkan lidah lantas membawa atributnya berjalan meninggalkan Radita.
Ospek itu pun berlangsung selama tiga hari dan berhasil diikuti penuh oleh Illyana dan teman-teman sejak SMAnya. Meskipun memiliki teman dan berada di lingkungan baru namun masih tetap ada yang kosong bagi Illyana, dan itu semua karena Ali.
***
Fakultas Ilmu Komunikasi menjadi pilihan bagi Illyana untuk melanjutkan kuliahnya. Alasan mengapa ia memilih Fakultas itu karena katanya tidak ada Matematika dan sanak keluarga pelajaran itu di Ilmu Komunikasi. Alasan lain karena kata mamanya ia banyak bicara, jadi cocok.