☠☠☠
Setiap hari Jaehyun hanya bisa menelpon Taeyeon untuk mengetahui kabar tentang kesehatan Taeyong. Selain itu ia berkunjung tengah malam agar bisa bertemu Taeyong meskipun sedang tertidur. Jaehyun terpaksa seperti itu karena ia tidak mau Taeyong semakin membencinya.
Tetapi Taeyong tidak bisa memungkiri kalau dia merindukan Jaehyun. Entah mengapa ia kurang berselera untuk makan, sering melamun menatap jendela dengan tatapan dan pikiran yang kosong. Taeyong tidak tahu, seperti ada yang kurang dalam hidupnya. Seperti ada yang hilang dari jiwanya.
Keadaan Taeyong yang tiba-tiba memburuk membuat Taeyeon putus asa dan mau tidak mau menyuruh Jaehyun untuk turun tangan. Meski ia takut Taeyong akan berteriak ketika bertemu dengannya lagi, tapi ia harus membuat Taeyong menerima kenyataan bahwa bayi itu anaknya. Cepat atau lambat Taeyong harus tahu kalau Jaehyun lah ayah dari bayi dalam kandungannya.
Pintu geser yang terbuka membuat Taeyong mengalihkan pandangan dari jendela. Tatapannya berubah drastis dari yang kosong menjadi ketakutan. Bayang-bayang Jaehyun selalu mengingatkannya pada ketinggian yang hampir membunuhnya.
“Baby..”
Taeyong meringsut mundur ketika Jaehyun menutup pintu dan melangkah ke arahnya.
“PERGI!!!” Taeyong berteriak histeris. Jaehyun bergegas memegang kedua tangan pemuda cantik itu ketika hendak melemparkan benda-benda sekitarnya pada Jaehyun. Taeyong menghentak-hentakkan kakinya, ingin melepaskan diri dari dekapan Jaehyun. “Pergi... hiks..hiks..hiks..” amarah Taeyong berubah menjadi tangis yang pecah dalam sekejap. “..aku tidak mau bertemu denganmu.. hiks.. pergi..”
“Sayang.. maafkan aku.. Aku benar-benar minta maaf... Aku tahu aku salah.. Tapi ku mohon jangan seperti ini..” Jaehyun mengusap punggung Taeyong dengan lembut, berharap remaja 17 tahun itu menjadi tenang dalam pelukannya.
“Jahat..hikss..hikss.. Jaehyun hyung jahat.. hikss..”
Jaehyun benar-benar merasa tersiksa dengan suara sesenggukan Taeyong yang semakin menjadi. Lucas benar, Taeyong sangat terpukul rupanya akibat perbuatannya.
“Hikss..hikss..Hyung yang melarangku menemuimu kan.. Jadi lebih baik aku mati saja.. hikss..”
“Sst..” Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya. Matanya terpejam erat mengingat keputusannya yang semena-mena terhadap Taeyong.
Jaehyun menangkup wajah Taeyong. Wajah cantik itu basah kuyup karena air matanya yang tidak bisa berhenti. Kedua mata cantik favorit Jaehyun sangat sembab, dan Jaehyun merasa bersalah karena telah membuatnya menangis.
“Calon isteriku tidak boleh mati.. Nanti kalau mati yang membantuku mengurus anak ini siapa?”
Dahi Taeyong berkerut. Matanya ikut mengarah pada ibu jari Jaehyun yang membelai perutnya. Seketika itu juga Taeyong berhenti menangis.
“Nanti... kalau bayinya lahir sebagai perempuan, pasti cantik seperti ibunya,” kata Jaehyun sambil tersenyum menatap wajah Taeyong. “Dan kalau lahir sebagai laki-laki.. pasti tampan seperti ayahnya,” kali ini Jaehyun meraih tangan Taeyong untuk menyentuh pipinya.
“Hyu..hyung... tahu aku hamil?”
Jaehyun tersenyum. “Tentu saja, kan aku yang buat.”
“Tapi.. hyung kan bukan pacarku..” ucap Taeyong bingung.
“Memangnya harus jadi pacar dulu baru boleh membuatmu hamil?” Jaehyun tidak bisa menahan geli atas kepolosan Taeyong.
Taeyong kemudian menunduk, menatap perutnya yang belum terlalu menonjol. “Berarti ini...”
“Anakku,” Jaehyun mendekati wajah Taeyong dan berbisik. “Anak kita.”
Taeyong membuka mulutnya. Ia masih belum bisa mencerna dengan baik mengapa dia bisa hamil anak Jaehyun.
“Sebentar lagi aku akan jadi ayah. Jadi terima kasih karena sudah memberikanku hadiah seindah ini..” Jaehyun mengecup dahi Taeyong yang tertutup poni. Begitu dalam namun lembut, sehingga membuat Taeyong berangsur-angsur nyaman berada didekatnya.☠☠☠
“Baby.. nanti kita pindah ya?” tanya Jaehyun pada pemuda mungil yang didekapnya saat ini. Keduanya tidur dilantai beralaskan selimut tebal bersama ibu Taeyong dan tiga adiknya. Ya seperti itulah Taeyong biasanya tidur. Mereka tidak punya tempat tidur bed king size mewah seperti yang dimiliki Jaehyun. Bahkan rumahnyapun hanya memiliki satu kamar.
“Kemana?” tanya Taeyong sedikit mendongak pada pria dibelakangnya. Ia berhenti memainkan jemari Jaehyun yang melingkar diperutnya.
“Penthouse-ku,”
“Tidak mau. Hyung kan sering pergi, nanti kalau aku kenapa-napa bagaimana?”
“Yah tinggal telfon aku..”
“Tidak mau, hyung. Aku lebih suka disini.. Ada eomma, Jisung, Chenle, Lami, walaupun rumah kami kecil tapi terasa sangat ramai.. “ keterbalikan dengan tempat tinggal Jaehyun yang luas tetapi serasa seperti kuburan. Tak ada kebahagiaan dan keceriaan. Begitulah menurut Jaehyun.
Semua penghuni kamar itu sudah tidur, kecuali Taeyeon. Tubuhnya yang memunggungi Jaehyun dan Taeyong membuatnya tidak dapat dilihat sudah tidur atau belum. Ia dapat mendengar pembicaraan putera dan ‘calon menantunya’. Tawaran Jaehyun terdengar menggiurkan, tetapi ia tersentuh dengan pilihan Taeyong karena lebih suka tinggal dirumah mereka yang kecil asalkan dengan keluarganya daripada dirumah Jaehyun yang besar dan memiliki fasilitas yang lengkap tetapi harus terpisah.
Jaehyun dan Taeyong yang berbaring menghadap jendela, kini saling bertatapan. Jaehyun tersenyum dan mengecup bibir ceri Taeyong. Ia sangat menyayangi remaja itu tanpa perduli usia mereka terpaut sangat jauh. Tapi berbeda sepuluh tahun itu tidak buruk juga kan? Asalkan memiliki komitmen dan sama-sama serius. Dan Jaehyun benar-benar serius ingin menghabiskan seluruh nafasnya dengan Taeyong.
“Aku ingin hidup bersamamu,” Jaehyun berbicara dengan mata yang teduh, membuat Taeyong tidak percaya kalau selama ini Jaehyun adalah mafia yang suka membunuh orang.
Tetapi lelaki cantik itu kemudian membalikkan tubuh sehingga posisinya tidak lagi memunggungi Jaehyun. “Yakin? Aku ini masih anak-anak, loh,”
“Tapi sudah bisa ‘membantuku’ buat anak kan?” ucapan Jaehyun dihadiahi pukulan manja dari Taeyong ke dada bidang pria Jung itu.
“Ihhhh.. Jaehyun hyung omongannya mesum..” Taeyong mengerucutkan bibirnya. Semburat merah membuat pipinya terlihat seperti tomat.
“Aku bertanya. Kalau belum.. biar kita ke Havana lagi..” Jaehyun kemudian berbisik. “..desahanmu merdu.. Aku suka,” dan diakhiri dengan kecupan di bibir.
Taeyong bergegas menyela. “Ssst.. Jangan keras-keras. Nanti kalau eomma dengar kan malu..” lagi-lagi Taeyong memanyunkan bibirnya, membuat Jaehyun gemas dan mati-matian harus menahan diri untuk ‘melampiaskan’ kegemasannya, dan yang pasti hanya Taeyong yang boleh mengetahuinya.☠☠☠
“Hyung, tidak bekerja?” yang ditanyai menggeleng, fokus memotong kuku calon isterinya. “Kenapa?” tanya Taeyong lagi.
Jaehyun belum ingin mengatakan kalau dia sudah tidak bergabung dikelompok mafia lagi, ia tidak mau membebani Taeyong dan membuat Taeyong berpikir kalau ia berhenti ‘karena’ Taeyong.
“Cuti,” jawab Jaehyun singkat, tanpa mengalihkan tatapan dari jemari indah Taeyong. Dia suka setiap kali jemari Taeyong meremat bahunya ketika mereka bercinta.
“Untuk apa?”
Kali ini Jaehyun menghela napas, dan menatap kedua mata belia itu. “Aku mau fokus merawatmu dan anak kita,”
“Tapi kan ada eomma, hyung tidak perlu mengorbankan pekerjaan demi aku,”
Jaehyun menyunggingkan senyum. Tentu saja dia akan mengorbankan apa saja demi Taeyong. Taeyong adalah segalanya baginya. Jaehyun mendapatkan kebahagiaan dari Taeyong, Jaehyun mendapatkan cinta dari Taeyong, Jaehyun mendapatkan arti hidup yang sesungguhnya dari Taeyong. Taeyong melengkapinya, dan Taeyong sudah menyempurnakan hidupnya.
“Oh ya, tadi Lucas datang mengembalikan ponselmu,” Jaehyun tiba-tiba memberikan ponsel Taeyong.
“Ponsel?” Taeyong hampir lupa kalau dia memiliki ponsel. Semenjak terjatuh dia hanya memikirkan ibunya, adiknya, dan bayi dalam kandungannya saja.
Jaehyun mengangguk. “Dia bilang Winwin lupa memberikannya padamu semalam,”
Taeyong mengotak-ngatik ponselnya. “Sudah kena air apa masih bisa berfungsi?”
“Coba saja nyalakan, kalau tidak bisa nanti aku belikan yang baru,”
“Ah.. tidak usah. Kalau dikeringkan juga pasti bisa menyala lagi. Ponsel hyung yang waktu itu kan juga tidak sengaja jatuh di wastafel sekolah, aku mengeringkannya dengan hand-dryer bisa menyala lagi kan?”
“Tapi kau mengembalikannya dalam keadaan seperti remahan snack,”
Taeyong mengerucutkan bibir. “Kalau soal itu aku minta maaf, kan aku berusaha untuk membuatnya seperti semula,”
Jaehyun mencubit dagu Taeyong dengan gemas. “Iya, cantik.. Sudah dimaafkan.. Lagipula siapa yang menagihnya kembali?” rasanya Jaehyun ingin menggigit Taeyong; menggigit bagian-bagian tubuh belianya dengan intim. Tapi sepertinya dia harus sabar sampai buah hati mereka lahir.
“Ummm..” tiba-tiba saja Jaehyun teringat akan sesuatu. Tetapi dia tidak tahu apakah ini sudah tepat untuk ditanyakan saat ini, karena Jaehyun sendiri tidak yakin namun dia ingin segera tahu. “Aku ingin bertanya,”
Taeyong meletakkan ponselnya yang sejak tadi masih dikotak-katiknya dan menatap Jaehyun. “Tanya apa?”
“Tapi aku takut.. aku takut kau..” Jaehyun mengulum bibirnya ke dalam; masih tidak yakin. “Baby, waktu itu.. emmh..” Jaehyun memijit pangkal hidungnya; bingung apakah dia benar-benar boleh menanyakannya sekarang atau nanti Taeyong akan lebih siap menjawabnya. Tapi Jaehyun takut terlambat!
Taeyong mengernyit. “Hyung mau tanya apa? Kenapa malah bingung..?”
Jaehyun mendongak sambil mengerjapkan matanya erat, lalu menangkup pipi Taeyong. “Sayang, maafkan aku kalau menanyakan ini padamu. Tapi apa waktu itu.. kau benar-benar bunuh diri gara-gara aku?” setelah bertanya, Jaehyun bergegas memeluk Taeyong, takut remaja manis itu kembali bereaksi seperti semula; histeris dan menolak Jaehyun.
“Baby, jangan marah ya.. Tolong jangan marah lagi padaku..” Jaehyun mendekap Taeyong semakin erat, bahkan menciumi rambut karamelnya beberapa kali.
Tetapi apa yang dilakukan Jaehyun percuma. Pertanyaan itu terlanjur menggali memori buruknya tentang ketinggian curam antara jembatan dan sungai yang hampir merenggut nyawanya. Taeyong merasa sesak, sangat sesak, ia belum bisa menghapus trauma itu dari kepalanya.
“Baby..?”
Jaehyun melonggarkan pelukannya saat merasa ada yang aneh pada tubuh Taeyong. Pemuda cantik itu gemetar hebat dan nafasnya tersengal sangat cepat bahkan berbunyi seperti orang yang memiliki gangguan pernapasan..tbc
[2021.07.20 23:25]
☠☠☠
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》Devil With Love☠[JaeYong]
Mystery / ThrillerTaeyong hanya seorang pengantar pizza yang kebetulan memiliki pesanan ke markas mafia kejam. [START POSTED 16.04.2020] [FINISH POSTED 31.07.2021]