30

6K 796 41
                                    

☠☠☠

Taeyong menoleh dua kali pada sesuatu yang tiba-tiba melayang di depan jendelanya. Alisnya sedikit mengerut. Meski tidak pernah memilikinya, namun Taeyong tahu kalau benda yang ia lihat sedang melayang itu adalah drone.

Benda berwarna putih itu membawa sebuah boneka yang lumayan besar dengan kertas bertuliskan "sorry" didepannya. Taeyong bendiri didepan jendela dan dapat melihat seorang pria— pria yang masih sama di luar sana.

Tak lama kemudian, ponsel Taeyong berbunyi. Sebuah bunyi notifikasi yang menandakan ada pesan masuk. Hanya dengan melihat pop up yang muncul di paling atas layarnya ia tahu bahwa pesan itu dari Jaehyun, dan pria itu mengirimkan pesan suara padanya.

Tak berniat untuk membukanya, Taeyong lebih memilih menutup rapat tirai jendelanya dan mengabaikan segala usaha yang telah dilakukan Jaehyun, demi mendapat pemaafan darinya.

☠☠☠

"Taeyong, apa kau tidak ingin menemuinya sekali saja?"

Taeyong tertegun sejenak dan menunggu kelanjutan kata-kata ibunya.

"Dia tidak mau pulang."

'Dia? Dia siapa?'

Taeyong tidak lupa kalau ada seorang pria yang menunggunya diluar rumah sudah berjam-jam karena menyesal dan ingin meminta maaf. Tetapi mustahil pria itu enggan angkat kaki selama berhari-hari lamanya. Memangnya dia orang gila? Selain itu, apa dia tidak punya kehidupan lain? Apa dia tidak punya kegiatan sampai-sampai rela bernanung didepan rumah orang seperti gembel yang tidak punya rumah?

Taeyong tidak memiliki jawaban. Ia mengabaikan pertanyaan Taeyeon setelah wanita itu menuangkan haejangguk ke dalam mangkuk didepannya.

☠☠☠

Taeyong merenung ketika mengikat tali sepatunya didepan pintu Tadinya ia berniat untuk menunda kepergiannya ke sekolah. Tapi itu akan membuatnya terlambat. Lagipula, ia tidak mau jadi pecundang yang hanya bisa menghindari masalah. Ia yakin ia tak akan menangis sedikitpun saat bertemu Jaehyun nanti.

Menarik napas panjang, Taeyong berjalan tenang ke pintu.

"Aku berangkat, eomma."

Hanya sebuah seruan seperti biasanya yang merupakan balasan dari Taeyeon yang masih berada di dapur, menyelesaikan perkakas masaknya.

Jaehyun langsung menegakkan tubuh begitu sosok yang ditunggunya sudah begitu lama keluar dari singgahsananya bernama rumah. Taeyong memalingkan wajah sambil berkedip nanar. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana lagi harus menanggapi Jaehyun dan penyesalannya yang menyedihkan, namun masih menyebalkan.

"Taeyong..." akhirnya..

Jaehyun tidak yakin permohonannya akan berhasil kali ini, tetapi ia tak punya pilihan lain selain terus berusaha sampai Taeyong memaafkannya.

Taeyong melihat jam digital di ponselnya. "Aku tidak punya waktu banyak, jadi bicaralah seperlunya."

Ia kembali membuang pandangannya, tak sedikitpun ingin melihat Jaehyun, dan Jaehyun juga tak berpikir kalau remaja mungil itu tak mau melihatnya karena takut luluh dengan mudah, melainkan mungkin karena Taeyong sudah sangat membencinya.

"Aku tidak tahu lagi apa yang harus ku katakan padamu... Tapi aku benar-benar menyesal, Taeyongie.. Aku tahu apa yang sudah ku lakukan sangat keterlaluan. Aku rela kau menghukumku apa saja. Setelah itu jika kau tidak ingin bertemu denganku tidak apa-apa. Tapi ku mohon... ku mohon maafkan aku," Jaehyun memegang kedua lengan Taeyong dan sedikit meremasnya sambil berbicara penuh penekanan. "Aku bersumpah tidak akan pergi dari sini sampai aku mendapatkan maafmu.."

《END》Devil With Love☠[JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang