26

5.7K 807 26
                                    

☠☠☠



Jaehyun yakin ini bukan dejavu.

Bukan!

Tapi pada kenyataannya, dia harus memohon seperti pengemis kepada Taeyong agar pemuda manis itu mau menunda kepergiannya.

"Taeyong, tunggu! Dengarkan aku dulu!"

Langkah Taeyong memang tidak selebar dan secepat Jaehyun, tetapi tetap saja sulit bagi Jaehyun untuk mencegahnya.

"Taeyong, ku mohon... Izinkan aku menjelaskannya dulu.."

"..."

"Taeyong.."

Sang pemilik nama tak memiliki niat sedikitpun untuk menuruti permintaan Jaehyun, malah semakin membuatnya teringat dengan kebejatan mafia itu tadi malam dan ingin segera pergi dari penthouse-nya.

"Taeyong!"

Sedikit kesal dan takut terlambat, Jaehyun menarik pergelangan tangan Taeyong dengan paksa sehingga membuat tubuh mungil remaja itu spontan berbalik menghadapnya.

"Please.... ku mohon dengarkan aku sekali saja..."

Taeyong menelan ludah dengan susah payah. Kedua matanya yang sudah sembab dan memerah karena menangis satu malaman, kini terasa sangat kaku digerakkan.

"Baik. Jelaskan!" ucapnya pelan namun dengan nada kemarahan yang tertahan.

"I... I'm sorry... Aku benar-benar minta maaf... Aku—"

Kedua mata Jaehyun mendelik ke kanan dan ke kiri, ia juga bingung apa yang harus ia katakan meski sudah bersikeras mencegah Taeyong sejak tadi.

Jaehyun menarik napasnya yang terasa tercekat.

"Aku tidak tahu kalau— Kalau hal seperti itu akan terjadi diantara kita,"

"Lagi?" Taeyong menegaskan sekaligus mengingatkan Jaehyun bahwa hal itu bukanlah pertama kali ia melakukannya pada Taeyong.

"Y...ya...! Lagi.. Aku minta maaf.."

Taeyong menunggu beberapa detik. Mengira bahwa Jaehyun mungkin akan mengatakan hal lain selain hanya sekedar mengucapkan 'maaf'. Karena itu sama sekali tidak setimpal dengan apa yang sudah pria itu lakukan padanya.

"Hanya itu?"

Jaehyun menatap Taeyong. Kedua bola mata remaja itu jelas memancarkan kekesalan yang mendalam.

Jujur saja Jaehyun benar-benar tidak tahu apa yang harus ia katakan karena ia tahu ia sudah melakukan hal yang sangat fatal!

Tatapan Jaehyun kemudian mengiba. Ia berkata dengan nada yang sangat lembut, berharap Taeyong mungkin akan luluh.

"Taeyong... kau tahu kan kalau aku mabuk.. dan itu terjadi diluar kesadaranku.."

"Diluar kesadaran, huh? Oke! Lalu bagaimana dengan 'yang pertama'? Apa kau juga akan menyalahkan alkohol yang mungkin saja tidak pernah kau minum???!"

Jaehyun mengedipkan matanya nanar. Untuk yang satu itu dia memang melakukannya karena ingin. Jaehyun melakukannya dengan kesadaran penuh.

"Ternyata firasatku benar, kembali ke rumah ini adalah pilihan yang sangat salah!!" Taeyong menahan kedua matanya yang mulai memanas. "Terima kasih atas semuanya. Ku harap apa yang kau dapatkan saat itu sudah impas dengan semua yang sudah kau berikan padaku,"

"Taeyong, tidak seperti itu— Taeyong!"

Taeyong mempercepat langkahnya. Jaehyun tidak bisa menahan kepergian pemuda manis itu lagi karena dia selalu menghindar dan menepis tangan Jaehyun.



《END》Devil With Love☠[JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang