37

7.7K 759 28
                                    

PART 37





Makanan yang semula dibawakan Jaehyun untuk Taeyong sudah dingin setelah percintaan singkat mereka berakhir. Taeyong sebenarnya sudah tidak berselera. Tentu saja, bagaimana mungkin ia bisa makan didepan pria yang sudah melihat tubuh telanjangnya dari ujung kaki sampai ujung kepala?

Tetapi Jaehyun memaksa. Ia tidak ingin Taeyong sakit karena ia sudah berjanji pada Taeyeon untuk menjaga puteranya dengan baik. Jika ia tidak bisa menepati janjinya, Taeyeon pasti akan kecewa dan menyesal sudah memberi kepercayaan padanya.

Lagipula, perut Taeyong juga lapar. Mereka berhenti bercinta juga karena perut Taeyong terus-terusan berbunyi. Jika tidak, mungkin...

Yah, sudah bisa ditebak sendiri.

"Berhenti melihatku!" perintah Taeyong. Ia sungguh terganggu dengan tatapan Jaehyun terhadapnya. Ia sudah mencoba menghadap ke arah lain tetapi masih saja merasa risih. "Kau tidak pernah lihat orang makan, ya?!" pekik Taeyong mulai kesal lagi.

"Sering." Jaehyun menyeruput hemingway daiquiri yang disediakan hotel. "Tapi melihat malaikat makan tidak pernah,"

"Uhuk-uhuk!"

Taeyong sama sekali tidak mengerti maksud perkataan Jaehyun. Yang jelas, apa yang dikatakan pria 27 tahun didepannya ini sudah membuatnya hampir mati tersedak.

Menyeka bibirnya dengan serbet, Taeyong beranjak. "Aku sudah selesai!" langkahnya terhenti ketika Jaehyun baru saja hendak mengikutinya. "Dan kau tetap tidur di sofa dan jangan mengikutiku!"

Taeyong mungkin tidak akan bisa tidur jika Jaehyun terus-terusan seranjang dengannya, karena mereka pasti akan melewati malam dengan seks lagi.





☠☠☠





"Hai, eomma!"

"Hai, Taeyong! Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja. Apa liburan kalian menyenangkan?"

"Tentu saja. Adik-adikmu sangat senang."

"Wah, baguslah."

"Tapi.. mereka juga agak sedih, karena kau tidak ikut bersama mereka,"

Taeyong menarik napas pelan. Jika ia tahu perasaan adiknya sekarang ini, dia akan lebih memilih liburan bersama mereka daripada liburan ke tempat yang sangat diimpikannya. Bagaimanapun juga, kebersamaan keluarga lebih penting kan? Ke khayangan sekalipun kalau hanya sendirian juga tidak ada artinya.

"Euh.. iya, eomma. Jaehyun hyung sedang ada pekerjaan.. jadi aku harus membantu mempersiapkan kebutuhannya.."

Taeyong sangat ingin mencibir dirinya sendiri. Pekerjaan? Pekerjaan apanya? Satu-satunya pekerjaan Jaehyun disini tidak lain dan tidak bukan adalah mengajaknya seks. Dan 'membantu mempersiapkan kebutuhan'? Tentu saja, Taeyong harus mempersiapkan diri untuk membantu memenuhi kebutuhan Jaehyun. Lebih tepatnya, kebutuhan biologis!

".. Sampaikan maafku pada mereka ya.. Tapi aku janji, nanti setelah pulang aku akan bawakan oleh-oleh untuk mereka,"

Terdengar helaan napas dari seberang pararel. "Ya. Eomma akan sampaikan itu tentu saja, tapi percayalah, sayang. Mereka pasti akan lebih menginginkan kehadiranmu daripada hadiahmu. Kalau begitu, sudah dulu ya. Eomma akan telpon lagi nanti. Kau jaga kesehatan dan jangan telat makan!"

"Iya, eomma,"

Taeyong menurunkan ponsel dari telinganya dengan sedikit lemas. Mereka jarang-jarang memiliki waktu senggang yang panjang seperti ini. Jadi harusnya Taeyong bisa lebih dewasa dengan memilih keluarganya ketimbang impiannya.





《END》Devil With Love☠[JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang