Taeyeon menoleh dua kali pada sang putera sulung yang hanya mengaduk-ngaduk makanannya saja, tampak tak berselera. Biasanya puteranya itu selalu makan dengan terburu-buru meskipun ia sedang dalam keadaan tidak terlambat. Tetapi entah kenapa pagi ini ia tampak sedikit berbeda.
"Taeyongie, makanannya tidak enak ya?" Tanya Taeyeon memastikan, mungkin saja ada yang aneh dengan rasa masakannya sehingga Taeyong enggan memakannya.
Taeyong terperangah dan menjawab. "Euh.. Tidak. Tidak, eomma. Makanannya enak." Ia tersenyum singkat, tetapi kemudian matanya mengarah entah mencari apa, seolah bingung dengan pikirannya sendiri.
Ia kemudian beranjak. "Aku berangkat dulu ya, eomma." Lalu dengan tergesa-gesa Taeyong meninggalkan meja makan dan memakai sepatunya.
☠☠☠
Hari ini murid-murid kelas A memiliki pelajaran olahraga. Mereka sedang berlari mengelilingi lapangan saat ini secara estafet guna melatih daya tahan tubuh dan pernafasan. Selain itu sonsengnim juga ingin mencari murid-murid yang berpotensi untuk mengikuti perlombaan agar bisa mewakili sekolah.
Ia sangat berharap Taeyong dapat menjadi kandidat yang bisa membanggakan sekolah karena setelah beberapa kali melakukan pengamatan, Taeyong memang bisa berlari lebih cepat dibanding murid sekelasnya yang lain. Persis seperti kata teman-temannya.
Namun entah kenapa kali ini Taeyong terlihat sedikit lemah dan tak bertenaga. Ia berlari dengan sangat lamban, bahkan berada di urutan yang paling belakang. Tatapannya kosong dan keringatnya sangat deras meskipun ia tampak hanya seperti berjalan cepat, bukan berlari. Selain itu ia juga sangat jelas kelihatan melamun.
Jika Taeyong memiliki alasan lain, ia memilih tidak akan mengikuti pelajaran olahraga hari ini dan meminta maaf kepada sonsengnim. Tetapi Taeyong tidak punya dan ia tidak mau orang-orang tahu bahwa dia sedang hamil.
"Lee Taeyong, apa kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat. Kau bisa istirahat jika memang sakit atau sedang tidak enak badan," saran Minho, guru olahraganya.
"Euh.. tidak, Sonsengnim. Aku baik-baik saja," Taeyong tersenyum canggung dan mempercepat larinya.
"Tidak apa, Lee Taeyong. Jangan memaksakan diri."
"Aku bisa lari lebih cepat kok. Hehe.. jangan khawatir, Sonsengnim," Taeyong bersikeras dan berlari lebih cepat demi menghilangkan kecurigaan Minho bahwa ia sedang sakit. Juga yang paling utama karena dia tidak mau dibawa ke UKS dan membuat semua orang tahu kondisinya saat ini.
"Sebaiknya kau beristirahat di UKS. Aku akan suruh salah satu temanmu untukㅡ"
Brukk..!
Hanya satu langkah sebelum menyentuh garis finish, tubuh Taeyong terjatuh dan langsung tak sadarkan diri begitu saja.
Semua orang menghampirinya untuk melihat apa yang terjadi dengannya dan apa yang membuatnya tiba-tiba pingsan. Namun tak satupun sempat bertanya karena mereka melihat darah menetes di kaki Taeyong.
☠☠☠
Satu hari terasa seperti satu tahun untuk Taeyong. Ya, setidaknya itulah yang ia rasakan ketika bangun setelah pingsan selama beberapa jam. Ia mengerjapkan mata dan menghilangkan bayangan hitam dari pandangannya.
"Taeyong! Kau sudah sadar..?" Terlihat wajah Doyoung yang panik berubah menjadi sedikit lega ketika mengetahui Taeyong sudah siuman.
"Aku..."
"Kau dirumah," Doyoung mengerti arti ekspresi Taeyong yang kebingungan. "Bagaimana keadaanmu? Sudah mendingan?"
"Aku baik-baik saja. Jangan cemas,"
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》Devil With Love☠[JaeYong]
Misterio / SuspensoTaeyong hanya seorang pengantar pizza yang kebetulan memiliki pesanan ke markas mafia kejam. [START POSTED 16.04.2020] [FINISH POSTED 31.07.2021]