43

3.7K 493 28
                                    

Taeyong bergegas menyimpan boneka pemberian Jaehyun --boneka yang bisa mengatakan 'i love you' yang sejak tadi ia pukul-pukul sebagai pelampiasan karena tidak bisa memukul sang pemberinya-- begitu pintu kamarnya terbuka.

Doyoung menghampiri Taeyong yang duduk disamping jendela kamarnya. Menghela napas, ia duduk dan mulai memotong buah-buahan yang dibawanya untuk Taeyong.

Sampai saat ini, Taeyong tidak tahu kalau Doyoung memiliki perasaan terhadapnya. Ia hanya tahu bahwa mereka berteman, cukup akrab tapi belum sahabat. Itu saja.

"Aku pikir kau tidak memiliki sanak keluarga lain selain keluarga intimu yang ada dirumah ini,"

Mendengar itu, Taeyong mengernyitkan dahi dan ingin mendengar sekali lagi.

"Apa?"

Doyoung menatap Taeyong sambil menyuapi sepotong pir ke mulutnya.

"Pamanmu yang bermarga Jung itu pasti orang yang baik," ucapan Doyoung membuat Taeyong tertegun. Ia tahu bahwa selama ini memang hanya ada satu orang yang ia kenal memiliki marga Jung. Tetapi jika yang Doyoung maksudkan adalah benar-benar Jaehyun, maka ia tahu darimana?

Taeyong hanya diam. Ia takut salah bicara. Mungkin saja yang Doyoung maksud bukanlah Jung Jaehyun. Jadi Taeyong menunggu ucapan Doyoung selanjutnya.

Tetapi teman sekelasnya itu malah menoleh dan memandang seolah-olah ia yang ingin Taeyong menjelaskan Paman Jung yang dimaksudnya. Atau at least, Taeyong bertanya Paman Jung siapa?

Doyoung kemudian mengalihkan pandangan setelah cukup lama hanya bertatapan dengan Taeyong.

Ia kemudian tersenyum.

"Benar juga. Aku tidak berhak tahu tentang keluargamu,"

Setidaknya Taeyong bisa sedikit bernapas lega jika Doyoung benar-benar berpikiran demikian.

☠☠☠

Jaehyun berulang kali menghubungi nomor Taeyong, tetapi gagal. Ia bahkan berpikir Taeyong sudah memblokir nomornya, karena itulah kemungkinan terbesar setelah pertemuan mereka beberapa hari lalu.

Ia hanya ingin memberitahu bahwa mereka memiliki kendala dan misi mereka di undur sampai waktunya tepat. Meskipun tidak tahu entah lama atau singkat, setidaknya Jaehyun masih punya waktu untuk bertemu Taeyong sebentar.

"Markie, boleh aku pinjam ponselmu?" Tanya Jaehyun pada rekan karibnya yang hanya santai dengan sebatang rokok di sela jarinya.

"Sure" Tanpa keberatan Mark memberikan ponselnya pada Jaehyun.

Sedikit menjauh, Jaehyun mengetikkan beberapa digit yang menjadi nomor Taeyong. Butuh beberapa detik hingga sampai sambungan ketiga barulah terdengar suara yang menjawab panggilannya.

"Halo, Taeyongie.. Ini aku.." Jaehyun tak mendengar suara apapun dari seberang pararel kecuali helaan napas yang sedikit terdengar. "Taeyong, kau disana? Apa kau mendengarku?" Lagi-lagi tak ada sahutan. "Baby.. kau bisa mendengarku kan? Ini aku..! Jung Jaehyun!"

Lama Jaehyun menunggu bahkan hampir putus asa ketika lawan bicaranya lalu menyahut.

"Taeyong sudah tidur. Ada perlu apa kau menelepon malam-malam begini? Jika sesuatu yang penting, aku akan sampaikan padanya kalau dia sudah bangun,"

"Ermm.. Maaf.. jika aku mengganggu waktu istirahatnya. Tapi boleh aku tahu dengan siapa aku bicara? Dan kenapa ponsel Taeyong ada padamu?"

"Aku sepupunya. Sedang berkunjung dirumahnya."

《END》Devil With Love☠[JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang