“Aku berterima kasih banyak pada kebijakan Anda, hwijangnim. Tapi aku akan tetap—“
“Jaehyun akan tetap bergabung dengan kita. Mohon maaf karena sudah menyela, hwijangnim. Tetapi aku akan pastikan kalau Jaehyun tidak serius dengan ucapannya,”
Mark sedikit memelankan suaranya diakhir kalimat, berpura-pura tidak ingin menyinggung Jaehyun.
“Yah.. kau tahulah, hwijangnim. Orang baru putus cinta emosinya jadi tidak stabil,” lanjutnya sambil memutar-mutarkan jari disamping kepalanya.
Mark menendang belakang kaki Jaehyun, lalu berdiri, bermaksud agar Jaehyun juga ikut berdiri.
“Maaf sudah membuang waktu Anda dengan membuat Anda datang kesini,” Mark membungkuk sembilah puluh derajat. “Jaehyun akan mendiskusikan ini dengan anggota yang lainnya,” Mark tersenyum pada Jaehyun. Bukan senyum yang normal, melainkan sebuah senyum peringatan. Kode bahwa ia ingin segera meninggalkan ruangan itu sebelum suasana semakin mencekam.
Jaehyun beranjak dari tempat duduknya dengan pasrah. Ia membungkuk dalam seperti yang dilakukan Mark sebelumnya.
“Aku minta maaf karena telah membuat masalah,” ucapnya lalu pergi dengan Mark yang sudah menunggu dipintu.
Namun ketika Mark baru saja membuka pintu dan membiarkan Jaehyun melewatinya duluan, Heechul menembakkan peluru dari senapannya.
Mark bahkan sampai menutup telinganya dan reflek berjongkok dibalik pintu yang masih disandarinya. Apakah Jaehyun baru saja dibunuh? Apakah hwijangnim membunuh Jaehyun? Ia bahkan sampai tidak berani berdiri lagi, karena takut dialah yang jadi sasaran berikutnya.
Pria yang masih duduk dipinggiran meja itu tersenyum sambil menampakkan deretan giginya dengan tanpa dosa ketika Jaehyun dan Mark menoleh dengan takut. “Masih berfungsi ternyata,”
Jaehyun tentu saja shock setengah mati ketika suara senapan itu memekakkan telinganya. Ia bahkan berpikir peluru telah mengenainya. Tetapi saat ia melihat dinding yang berlubang disebelah pintu, ia langsung lega.
Mark menggerakkan bibirnya membentuk kata ‘Cepat!’ isyarat agar ia dan Jaehyun lekas meninggalkan ruangan bos mereka yang kadar psikopatnya sudah seperti orang gila.
Saat berjalan menuju lift di lorong, Jaehyun mengecek ponselnya yang berbunyi. Johnny mengirimkannya pesan.
| Aku sudah mengantar Taeyong pulang kerumahnya. Dia aman bersamaku.
Johnny bahkan mengirimkan foto sebagai bukti; foto Taeyong yang sedang memasuki gerbang rumahnya.
Jaehyun bernapas lega. Johnny ternyata cukup dapat dipercaya meski tidak sedekat Mark.
☠☠☠
Taeyong tertegun. Ketika ia keluar seorang pria sudah berdiri lima meter didepannya.
“Halo. Kita berjumpa lagi,”
Pria itu melepas kacamata hitamnya seraya berjalan menghampiri Taeyong.
Ia menyimpan kacamatanya dibalik jas dan bersamaan dengan itu juga mengeluarkan sebuah amplop berwarna cokelat.
“Biasanya aku tidak pernah melakukan ini. Tapi Jaehyun itu anak buahku yang cukup ‘berprestasi’. Yah, seperti yang kau lihat. Dia rupawan, jadi sangat mudah baginya menaklukkan musuh-musuh kami melalui wanita-wanita yang punya pengaruh besar pada target kami. Jadi, agar kita berdua sama-sama tidak mengalami kerugian..”
Pria itu mengambil tangan Taeyong dan menaruh amplop itu diatasnya.
“..mari bekerja sama. Ini adalah sedikit ‘asuransi’ untuk masa depanmu. Kau bisa menggunakannya untuk aborsi, atau membesarkan anakmu seorang diri. Tapi jangan khawatir, ini masih uang muka. Jika kau merasa kurang aku bisa memberikannya lagi asal kau menyetujui satu syarat.”
![](https://img.wattpad.com/cover/220901261-288-k954362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》Devil With Love☠[JaeYong]
Misterio / SuspensoTaeyong hanya seorang pengantar pizza yang kebetulan memiliki pesanan ke markas mafia kejam. [START POSTED 16.04.2020] [FINISH POSTED 31.07.2021]