12

8.3K 1.1K 77
                                    

☠☠☠





Taeyong melihat kanan kirinya, berharap Doyoung tak melihatnya karena saat ini ia sedang bersembunyi dibalik sebuah pohon yang ditanam diatas bahu jalan.

Taeyong terkejut karena ketika membalikkan badan tiba-tiba saja sudah ada orang dibelakangnya.

"Siapa yang menyuruhmu keluar dari penthouse-ku?"

Taeyong mengerjapkan matanya gugup, tapi setelah dipikir-pikir kenapa dia harus gugup? Toh, uang sekolahnya juga dia yang bayar. Jadi mau sekolah atau tidak itu sudah menjadi haknya.

"Memangnya kenapa? Aku kan mau sekolah! Tidak boleh???!"

Taeyong memundurkan langkahnya satu langkah ketika Jaehyun meletakkan lengan kanannya di pohon, sehingga membuat Taeyong terpojok dengan punggung bersandar pada tanaman besar dibelakangnya.

"Kau sudah disekolahkan selama 12 tahun, apa tidak tahu kalau pergi dari rumah orang tanpa pamit itu tidak sopan?"

Taeyong memalingkan wajah dengan bibir ditipiskan. Ia memang pergi tanpa seizin Jaehyun karena menurutnya ia tidak perlu mendapatkannya.

"Maafkan hamba, Majikan. Tidak akan hamba ulangi lagi," Taeyong membungkuk hormat setelah menyindir pria didepannya, menempatkan diri seolah ia adalah dayang dan Jaehyun adalah kaisar kerajaan.

"Bagaimana kalau aku memulangkanmu saja? Anggap hutangmu sudah lunas,"

"A—oke. Aku tidak akan pergi tanpa seizinmu lagi." Taeyong tersenyum manis sambil menunjukkan jari 'V' pada Jaehyun— tanda bahwa dia berjanji.

Entah apa yang ada diotaknya, Jaehyun sudah berbaik hati ingin mengikhlaskan semua kerusakan yang dibuatnya tetapi justru Taeyong yang tidak mau pergi karena masih merasa berhutang.

Taeyong tidak mau ada yang mengganjal dalam hatinya dan membuatnya selalu dihantui rasa bersalah.

"Good. Boy." Jaehyun berucap seolah Taeyong adalah anjing kecil yang pintar dan sangat penurut pada tuannya.

Kemudian keduanya memasuki mobil Porsche Taycan hitam Jaehyun dan menuju hunian sang mafia. Jaehyun baru saja akan menyalakan mobilnya ketika suara petir menyambar dengan sangat keras. Padahal hujan belum turun, hanya angin yang membuat udara malam ini terasa sedikit sejuk dan langit yang sulit dikatakan mendung karena memang sudah gelap.

Taeyong reflek menutup kedua telinganya dan memejamkan mata. Jaehyun melebarkan mata ketika pohon yang beberapa meter ada disamping mereka bergerak miring perlahan.

"Merunduk!" Dengan refleknya ia meraih kepala Taeyong untuk berlindung di bawah dashboard dari pohon yang akan jatuh ke arah kanan mereka itu.

Jarak pohon yang cukup jauh membuat Jaehyun berpikir bahwa tadinya pohon itu tak akan mungkin mengenai mereka. Kalau tidak, sudah dari tadi Jaehyun berinisiatif membuka seatbelt dan mengajak Taeyong keluar dari mobil. Ia baru terkejut ketika dedaunan paling atas pohon itu jatuh sangat dekat bahkan tepat disamping sisi kanan mobilnya.

Jaehyun masih shock. Alisnya menukik, tidak menyangka dengan kejadian tiba-tiba yang hampir mencelakakan mereka. Petir yang mendadak menyambar pohon yang hampir menimpa mereka. Apa itu tadi?

"Eu.. hyung.. Apa petirnya sudah berhenti?"

Taeyong bertanya dengan posisi kepala yang masih di paha Jaehyun, karena Jaehyun menariknya kesitu tadi.

Jaehyun terperangah.

"Sudah aman." Jawabnya kemudian.

Taeyong hendak mengangkat kepalanya, tetapi sesuatu membuatnya sangat sulit bergerak dari posisi yang membuat tengkuknya pegal itu.

《END》Devil With Love☠[JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang