25

6.6K 839 29
                                    

☠☠☠

Taeyong memindahkan scrambled egg dari frypan ke piring di meja makan dengan hati-hati. Kemudian menambahkan potongan halus daun seledri sebagai garnish.

Ini pertama kalinya ia memasak untuk Jaehyun setelah sebelumnya hanya memanggang roti sebagai sarapan.

Aroma keju dan telur yang menjadi satu menguar ke seluruh penjuru dapur, bahkan Jaehyun yang baru keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.

"Untukku?"

Taeyong menoleh pada sang pemberi pertanyaan dan mengangguk dengan senyum kecil.

"Aku belum bisa masak yang macam-macam, referensiku juga sedikit. Jadi... ini saja ya?" Taeyong menaikkan kedua alis seraya menggigit bibir, berharap Jaehyun memaklumi kemampuan memasaknya.

Namun ekspektasi Taeyong berbanding terbalik dengan reaksi Jaehyun. Pria itu tersenyum dan salah satu tangannya menarik kursi. Bersiap mencicipi masakan Taeyong.

Jaehyun menaikkan sebelah alisnya setelah memperhatikan bahwa Taeyong hanya menatapnya saja.

"Kau tidak ikut sarapan?"

Taeyong yang tadi memang sibuk fokus untuk menanti reaksi Jaehyun, terperangah.

"Ah... aku sudah makan tadi dirumah,"

Jaehyun mengangguk dan melanjutkan sarapannya. "Kau tahu? Akan lebih efektif kalau kau memasak di rumahmu dan tinggal membawakannya ke penthouse­-ku. Jadi kau tidak perlu datang terlalu pagi,"

Taeyong tercenung sebentar. "Oh... iya, benar juga. Nanti kapan-kapan aku akan memasak dirumah saja,"

Jaehyun mengangguk, mendukung keputusan Taeyong.

Ia meletakkan garpu dan mengambil gelas berisi kopi yang disediakan Taeyong.

"Oh ya, soal... uang yang ku berikan pada ibumu beberapa waktu lalu, aku minta maaf. Aku tahu aku lancang, tapi percayalah, aku tidak bermaksud jahat. Aku hanya ingin.... berterima kasih,"

"Untuk apa?"

Jaehyun tidak mungkin bilang 'untuk keperawanan Taeyong yang sudah dicurinya'. Itu pengakuan yang masih sulit untuk dinyatakan.

"Untuk... kerja kerasmu, yang sudah berusaha ingin mengganti barang-barangku. Bagaimanapun juga aku tidak tega meminta anak SMA sepertimu untuk bekerja sukarela seperti budak dirumahku. Itu benar-benar tindakan tidak manusiawi. Tapi, kalau kau masih keberatan, kau boleh mengembalikannya kapan saja,"

"Ya, aku akan segera mengembalikannya,"

Jaehyun menghela napas kecil. Sedikit kecewa karena barusan yang ia katakan hanyalah basa-basi, tetapi Taeyong tampaknya memang tipe orang yang tidak ingin berhutang budi.

Jaehyun menyeka sudut-sudut bibirnya dengan serbet.

"Mau berangkat bersama?"

"Tapi kita kan tidak searah," ujar Taeyong. Meski sebelumnya Jaehyun tidak pernah mengantarnya ke sekolah, tetapi Taeyong masih ingat saat ia mengantar pizza kemarin, letak markas Jaehyun dan lokasi sekolahnya memang berlawanan arah.

Jaehyun tersenyum tipis.

"Tidak apa, lagipula aku tidak tahu mau kemana,"

Dahi Taeyong mengernyit. "Kau sudah berpakaian rapi tapi tidak tahu mau pergi kemana?"

Lalu untuk apa dia serapih itu? Pikir Taeyong.

Jaehyun menggidikkan bahu. Ia memang tidak punya tujuan hari ini, dan sengaja berpenampilan rapih hanya untuk mengantar Taeyong ke sekolahnya. Yah... hitung-hitung sebagai tembusan penyesalan karena sudah memperlakukan Taeyong semena-mena, sekaligus bentuk terima kasih karena Taeyong sudah mau kembali ke penthouse-nya.





《END》Devil With Love☠[JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang