PART 34
"Ini... dimana...?"
"Pesawat."
Terang saja dahi Taeyong berkenyit bingung. Selain karena nyawanya yang belum kumpul sepenuhnya, namun juga pernyataan pria asing yang entah sudah berapa lama duduk didepannya. Mungkin sudah semalaman penuh mengawasinya tidur.
"Kita sedang dalam perjalanan ke... Havana,"
Pria itu lalu membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Membuat Taeyong terkejut tak percaya.
"Aku sudah urus semua keperluanmu, jadi jangan khawatir karena semua yang kau butuhkan akan ku penuhi,"
"U-u-u-untuk apa kita ke sana?"
Jaehyun menggidikkan bahu dengan bibir melengkung ke bawah. Ia juga tidak tahu pasti apa yang akan mereka lakukan sesampainya disana. "Liburan? Travelling? Memangnya kau mau kita melakukan apa?", Jaehyun tersenyum di salah satu sudut bibirnya. Berharap Taeyong memikirkan apa yang ia pikirkan.
Jujur saja untuk saat ini Taeyong masih malu untuk bertemu Jaehyun. Apa yang mereka lakukan semalam di mobil masih terngiang-ngiang di otaknya bahkan –entah kenapa— ia masih dapat merasakan jari Jaehyun bermain di lubangnya. Apakah Taeyong ketagihan dengan jari tengah pria itu? Heol!
Taeyong menggelengkan kepalanya kuat. Ada hal yang lebih penting daripada membayangkan pemanasan erotis mereka tadi malam.
"Kau menculikku?!!" tuding Taeyong.
Jaehyun berpikir dengan mata menerawang. "Tidak juga. Aku sudah minta izin pada ibumu untuk 'meminjam' anaknya selama seminggu,"
"Me-minjam???" tanya Taeyong tak percaya. Tentu saja, ibunya walaupun diiming-imingi uang ratusan juta juga mana mungkin menukar Taeyong dengan apapun!? "Heh! Kau pikir aku ini barang, dipinjam?!"
Jaehyun tentu kaget dengan perubahan sikap Taeyong pagi ini. Remaja itu hampir seperti anak kucing yang tak berdaya dan pasrah ketika Jaehyun mencumbunya semalam. Tapi sekarang, Taeyong terlihat lebih galak dari singa yang seabad tak diberi makan.
"Tidak mungkin ibuku mengizinkanku bepergian jauh dengan orang asing sepertimu! Aku mau bicara padanya," Taeyong menoleh ke kanan dan ke kiri dan tak menemukan apa yang dicarinya. "Ponselku mana?" tanyanya sambil menadahkan tangan.
Bukannya memberi ponsel Taeyong, Jaehyun malah menyodorkan ponselnya sendiri.
"Ponselmu ketinggalan di lobi bandara saat aku memesan tiket," jelas Jaehyun berharap bisa menjawab pertanyaan Taeyong.
Mendengus kesal, Taeyong merampas benda persegi itu dari tangan Jaehyun. Ia sudah membuka menu telepon dan hendak mengetikkan beberapa digit yang menjadi nomor ibunya, namun jarinya tak bergerak sama sekali karena baru ingat bahwa ia tak hapal.
Taeyong beranjak. "Aku mau pulang!"
"Sepertinya tidak perlu ku beritahu kalau sekarang kita ini melayang di udara. Tapi jika kau memaksa, pintu keluar di sebelah sana," Jaehyun meniup kacamata dengan nafasnya sambil berkata santai.
"Memangnya kau pikir aku tidak berani lompat dari pesawat?" tantang Taeyong kesal.
Jaehyun meletakkan kacamatanya kembali dan menarik Taeyong yang sudah berdiri dari tempat tidur VIP hingga pemuda manis itu terduduk di pangkuannya.
"Sebutkan padaku apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya,"
"Aku-mau-pulang!!"
"Kecuali yang itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
《END》Devil With Love☠[JaeYong]
Mystery / ThrillerTaeyong hanya seorang pengantar pizza yang kebetulan memiliki pesanan ke markas mafia kejam. [START POSTED 16.04.2020] [FINISH POSTED 31.07.2021]