Om Tiar 4

10.4K 246 17
                                    

Arya POV
Siang itu, sepulang sekolah, aku mampir ke rumah sakit. Karena ku sudah janji sama istri om Tiar, 8 menit dari sekolah, aku sampai di RS. Tak butuh waktu lama, aku sampai didepan kamar om Tiar. Tak lupa ku ketuk pintu, dan ucapkan salam. Istri om Tiar mempersilahkan aku masuk, dan pamit pulang untuk melihat anaknya, dan dia janji sebelum jam 5 sore akan kembali ke RS. Aku mengangguk, dan membalas salam istri om Tiar.

Ku memang tidak datang ke pemakaman Dewa, bukan hanya aku sih semua siswa dikelasku tidak datang, karena kebetulan di sekolah sedang diadakan UTS. Sedangkan pemakamannya di pagi hari. Aku sudah memafkan mereka, apa yang terjadi biarlah terjadi, aku akan menjalani hidupku seperti sebelum kenl dengan om Tiar. Oh ya.. Om Tiar masih belum sadar, cukup lama, 24 jam dalam keadaan tak sadarkan diri. Ku pegang tangannya.

"Bangun om.. Arya disini, Arya udah maafin om dan Dewa, cepat sadar, biar sembuh, kasihan anak dan istri om. " Kataku, tak ada reaksi, aku memejamkan mataku, sambil tanganku masih menggenggam tangannya kananya. Tiba-tiba tanganku bergerak, saat ku buka mata, om Tiar membuka matanya, dan tersenyum padaku. Aku balas senyumnya, aku panggil dokter untuk memastikan keadaan Tiar.

Tak lama dokter pun datang, untuk meriksa keadaan om Tiar. Setelah cukup, dokter berkata om Tiar baik-baik saja, tangan kiri masih belum bisa digerakkan karena habis di operasi. Dokter pun pamit keluar. Mau ngasih kabar istrinya, ku gak tau caranya, karena lupa untuk nanyain no HP nya.

"Arya... " Panggil om tiar.
"Iya.. "
"Arya masih marah sama om? Masih kecewa sama om? " Aku diam.
"Maafin om, om salah tergoda dengan rayuan dewa, sehingga om lupa dengan janji kita, maafin om ya? "
"Arya udah maafin om dan dewa, apalagi, dewa kan sudah meninggal om, jadi ku ga akan simpan dendam ini. " Om tiar terkejut.
"Dewa.. Sudah... "
"Iya om.. Tadi pagi dimakamkan, Arya sudah melupakan itu om, Arya ingin semua kembali normal, seperti sebelum Arya kenal sama om. " Kataku
"Arya.. Apakah Arya sudah tidak sayang lagi sama om? Om khilaf, maafin om, dan om merasa bersalah atas kematian dewa. "
"Om sudah ada anak dan istri, Arya juga tidak ingin mengulang itu lagi, masalah dewa, bukan salah om, itu sudah takdir, jangan salahkan diri om seperti ini. "
"Tapi om masih dan sangat mencintai Arya, kita bisa jalani ini, kita mulai dari awal ya.. " Aku bingung, tidak tau harus jawab apa, karena jujur, aku masih sayang sama om Tiar. Tapi dilain sisi, aku takut mengulang hubungan bersama om Tiar.

Siang ini om Tiar sudah selesai makan dan minum obat, tadi ku suapin, dia terlelap tidur. Wajah tampannya terlihat tenang, aku tersenyum melihatnya, karena aku sangat mencintainya. Aku terlelap disamping om Tiar. Aku terbangun, karena seperti ada yang mengelus rambutku. Aku terbangun, ternyata om Tiar yang mengelus kepalaku.

"Arya kok sudah bangun? "
"Iya om.. "
Ternyata sekarang sudah jam 4 sore, cukup nyenyak tidurku. Berarti 1 jam lagi istrinya om Tiar datang. Tak banyak kami bicarakan, aku diam saja, om Tiar terus menatap ku. Tak lama istrinya om Tiar datang.

"Assalamu'alaikum dik Arya.. "
"Waalaikumsalam tan.. "
"Maaf ya lama"
"Iya tan, gapapa, ini om Tiar nya dah sadar" Istrinya om Tiar melihat kearah tempat tidur dengan tatapan marah, aku harus pamit.
"Om.. Tan.. Ku pamit dulu.. "
"Mau kemana dik.. " Tanya istri om Tiar yang ku tau basa-basi.
"Sudah sore takut dicari papa dan mama.. Semoga om Tiar cepat sembuh" Om Tiar mengangguk dan tersenyum. Ku cium tangannya, juga tangan istrinya. Ku ucapkan salam, dan bergegas keluar.

TIAR POV
Setelah kepergian Arya, ku lihat diwajah istriku, aura kemarahan. Dan ku tidak mengerti, biasanya dia sabar.

"Ada hubungan apa kamu dengan dewa mas? " Pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari mulut nya, membuat lidahku tak bisa bergerak. Aku terdiam.
"Kenapa kamu tega mas, kenapa? " Sambil terisak.
"Maafkan aku, "
"Sudah cukup, aku mau kita cerai mas, aku akan urus semuanya, "isaknya. Aku hanya terdiam, aku menyesal telah tergoda sama dewa, seandainya aku tak main api dengan dewa, pasti ini tidak akan pernah terjadi. Istriku pergi membawa anak-anak, aku bingung. Tiba-tiba ada yang buka pintu.

" Arya... "
"Maaf om, aku mendengar semua, aku tadi lihat kemarahan diwajah tante, makanya ku pamit pulang, tapi perasaan ku gak enak, jadi aku nguping pembicaraan kalian. " Hening, tak ada kata yang bisa keluar, tapi melihat Arya perasaanku tenang.
"Yang sabar ya om. " Katanya, sambil tersenyum, sungguh manis senyumnya.
"Apa Arya juga akan ninggalin om, dengan apa yang sudah terjadi, om minta maaf sama Arya. "
"Arya sudah maafin om,"
"Arya.. Arya tau kan kalau om sangat menyayangi Arya, om mohon jangan tinggalin om, kita mulai dari awal lagi ya. " Lama Arya terdiam, mungkin sudah tidak ada tempat lagi dihatinya untukku, sedih rasa nya.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang