Om Endra

31.6K 460 7
                                    

Namaku Adi, umur 16 tahun, kelas XI di SMA swasta di Jakarta. Papaku seorang pengusaha, dan mamaku bekerja di salah satu bank. Aku anak tunggal, selalu kesepian, dan satu yang tak pernah diketahui, kalau aku seorang gay. Penyuka lelaki.
Saat itu malam Minggu, orangtuaku kedatangan tamu, rekan bisnis papa. Mereka sekeluarga datang, suami istri dan anaknya yang kecil. Kami berkenalan, aku begitu takjub, dengan rejan bisnis papa itu, keren, ganteng, fashionable. Namanya Endra, umurnya 40 tahun, istrinya cantik, anaknya lucu. Aku yang memang penyuka sesama jenis, sering curi pandang. Bibirnya, kumis dan cambang tipisnya, bikin sesak celanaku. Mama dan istrinya om Endra pindah ke belakang, biasa ibu-ibu, sedangkan anaknya lagi tidur di sofa. Papa pamit ke toilet.
"Adi.. kelas berapa"
"Kelas XI om.."
"Sekolah dimana"
"Di p****a h*****n om"
"Wah keren..."
"Apaan sih om"
"Kan benar, yang sekolah disana kan pintar-pintar" kami tertawa.
"Boleh minta no hp om nggak"
"Boleh" dia menyebutkan deretan angka. Kami lanjut ngobrol hingga papa datang bergabung kembali. Jam 11 malam om Endra dan keluarga pamit. Ku langsung naik ke kamar, langsung aku coli bayangin om Endra nyodok pantatku. Setelah itu aku tertidur.
Keesokan harinya, aku terbangun, jam masih menunjukkan pukul 4 subuh, ku coba kirim pesan ke om Endra.
Me : pagi om...

Lama tak ada balasan, aku lanjut tidur lagi. Setelah bangun, ternyata sudah pukul 7 pagi. Aku bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, ku buka hp, ternyata ada pesan.

Om Endra: pagi juga Adi..

Lumayan lama kami chat lewat WA, ternyata om Endra orangnya asik. Tak terasa hari sudah malam, seharian ini kami chatingan, sampai malam. Jam 11 malam, om Endra pamit tidur, akupun juga.

Hari Senin, kembali keaktifitas semula, yaitu sekolah. Dengan semangat aku masuk ke kelas. Pelajaran dimulai, dan kami semua mengikuti pelajaran dengan tertib.
Pukul 1 siang, kami pulang. Seperti biasa ku menunggu jemputan, tapi tumben kok lama, hingga turun hujan. Aku berteduh di halte, dingin terasa, tiba-tiba ada yang memanggilku.
"Adi .." aku menoleh kearah suara itu, ternyata om Endra.
"Om..."
"Ayo masuk" akupun berlari dan masuk ke mobilnya, om Endra pun melajukan mobil mercy nya.
"Om darimana"
"Om mau makan, sengaja lewat sini, eh taunya ketemu sama km"
"Bisa aja" kamipun tertawa. Sungguh om Endra sexy menggunakan baju kerjanya, dan tubuhnya proporsional. Ku liatin om Endra, begitu terhipnotisnya diri ini.
"Di... Di... Ngapain liatin om"
"Om keren"
"Apa katamu barusan"
"Ahhh... Nggk om..." Sial aku keceplosan.
"Makan yuk sama om" ajaknya, aku mengangguk saja. Kamipun tiba di sebuah cafe, dan kami memesan makanan. Kami makan sambil ngobrol sesuatu. Setelah selesai om endra mengantarku kerumah, ku mengajaknya masuk. Hujan makin deras, ku dapat telpon dari papaku, beliau berkata, bahwa papa dan mana ke Jogja karena kakek sedang sakit.
"Om duduk dulu, ku ambilkan minum ya" om Endra hanya mengangguk. Aku segara ke dapur, dan membuatkan minum untuk om Endra. Setelah itu, ku bawa minuman dan cemilan ke om Endra. Ku duduk disampingnya, kami cerita lagi, asik cerita, tiba-tiba ada bunyi petir, karena takut, reflek aku memeluk om Endra. Entah siapa yang mulai, kami berdua berciuman, bibir kami saling berpagut, aku menikmati setiap inchi pada bibirnya. Tanganku sambil mengelus kontolnya, yang sudah sangat tegang. Tak ingin ku lepas momen ini, ku kulum bibirnya, ku mainkan lidahku. Om Endra membalas permainan bibirku. Ku buka dasi dan bajunya, dadanya sangat sexy. Setelah itu ku lepas juga seragamku, kami masih berciuman. Ku naik kepangkuannya, ku kulum telinganya, lehernya, dan dadanya.
",0ughhhh... Ahhhhh" bibirku menikmati tubuhnya. Kuarahkan kepala om Endra ke leherku, diciumnya leher putihku.
"Oughhhhh omsss " perlahan ciumannya turun kedaDaku, dilumatnya putingku.
" Oughhh emhhh omssss" om Endra kembali melumat bibirku. Ku ajak om Endra berdiri, kami salung melumat bibir. Ku buka celananya, dan juga CD nya. Kontolnya sudah sangat tegang, ku pegang, ku Elus kontolnya. Sedang bibir kami saling berpagut. Ku lepas bibirku, ku berjongkok, dan ku lahap kontolnya, ku kulum kluar masuk.
"Oughh adihhh ahhhh mhhhhh" ku kocok kontolnya dengan mulutku. Om Endra terus meracau, kepalaku ditarikn lalu ditekan lagi. Cukup lama aku mengoral kontol om Endra. Ku hentikan kulumanku, ku buka celanaku hingga ku bugil.
"Om... Masukin" aku tarik tangan om Endra menuju kamarku, dan ku berikan pelumas padanya, sedangkan aku mengangkang dihadapannya. Om Endra menelan ludah saat melihat lubang anusku. Lalu diolesinya dg pelumas yang ku beri, baik kontolnya maupun lubangku. Om Endra mulai memasukkan penisnya.
"Ommmmssss" ku gigit bibir bawahku, om Endra terus memasukkan batang besarnya.
"Eksoresimu begitu menggoda sayang..." Perlahan kontol raksasa itu  memasuki lubangku.
"Ohhhhhhj" desah kami berdua.
Om Endra melumat bibirku, dan pinggulnya mulai bergerak maju mundur. Perlahan, namun pasti.
"Ommmsss ahhhh ohhhh"
"Sempithhhh ahhhh ohhhh enakhhhh" ku kalungkan tanganku dilehernya. Ku cium dan ku gigit leher om Endra.
"Ahhhhh sayang ohhh enakhhhh ahhhh" aku terus munciumi leher, dan dada om Endra.
"Omsss ahvaku oh... Aaaaahhhhh" crottt crottt crottt crottt crottt aku muncrat tanpa disentuh sungguh luar biasa,
"Sayang... Ohhh kontol om kau apakan... Ah diremas hhhhhh" tubuh kami basah oleh keringat, om Endra terus menggoyangkan pinggulnya.
"Sayangshhhhh omsss mauhhh ohhhh" crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt tttttt.... Om Endra muncrat dalam pantatku. Nafas kami memburu, om Endra melumat bibirku.
"I love u om... Ini pertama kali untukku.." om Endra melepas kontolnya, dan benar saja ada darah segar, om Endra terkejut.
"Makasih sayang, love u too" om Endra mencium keningku, dan menarik tubuhku dalam pelukannya.
"Mulai sekarang kamu milik om"
"Iya om..... Nginap sini"
"Orangtuamu mana"
"Mereka di Jogja merawat kakek yang sakit" lalu om Endra mengambil hp nya, dan dia nelpon istrinya kalau om Endra mendadak keluar kota. Setelah menelpon, om Endra kembali menciumku. Dan kami kembali bertarung untuk meraih kenikmatan.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang