Kenalin aku saga, seorang gay remaja berusia 15 tahun. Wajahku tampan dengan kulit putih bersih, oh ya, aku tinggal bersama mama, karena papaku sudah tiada.
Saat itu, aku ikut mama, sekitar jam 6 sore, untuk ketemu sama temannya disebuah cafe. Aku duduk berhadapan dengan mama, sambil meminum minuman coklat pesananku. Sekitar jam setengah 7 mereka datang.
"Maafin aku mbak telat"
"Gak apa Lin... Baru juga duduk " kata mamaku.
"Kenalin suami aku mbak"
"WITA..."
"Budi" katanya, wah pria ini macho abis.
"Kalau ini anak semata wayangnu"
"Halo om Tante, namaku saga" sambil menyalami mereka. Om Budi duduk disampingku, sedang mama dan Tante Lina asik ngobrol. Ku tatap wajahnya, sungguh mempesona. Om Budi tinggi besar, wajah biasa saja, tapi enak kalo dilihat. Gay radarku mengatakan kalau dia juga penyuka sejenis, aku yakin itu, dari caranya menatapku. Ku beranikan pegang selangkangannya, dia hanya diam, ku raba perlahan, ternyata bergerak, semakin lama semakin keras, panjang dan besar. Sedangkan tangan om Budi juga mengelus pahaku. Tanpa mama dan Tante Lina sadari, kami saling meraba. Ku ketuk pesan di hp, agar dibaca oleh om Budi.
"Om.. keluar yuk bosen..." Tiba-tiba om Budi juga mengetik pesan uang isinya no ponselnya.
"Ma... Ku duluan ya, ada perlu sama teman, besok ada tugas"
"Ya udah hati-hati sayang"
"Iya mah... Tante... Om... Saga duluan Yach"
"Iya nak" kata Tante Lina, sedang om Budi hanya mengangguk.
Aku keluar kafe, menuju taman, dan ku ketik pesan untuk om Budi.
Me : ku di taman om... Buruan sini.
OB : ok tunggu...10 menit ku nunggu, akhirnya om Budi muncul.
"Maaf om cari alasan dulu"
"Alasan apa donk?"
"Alasan piket malam dadakan"
"Om polisi"
"Iyah"
"Punya om gede banget..."
"Ahh masak"
"Cius..."
"Mau nggak saga malam ini bobo ma om"
"Mau om... Ku ijin maMa untuk nginap karena tugas ya banyak"
"Sip" dan ku ketik pesan ke mama. Ku raba lagi kontol om Budi, ku Elus perlahan.
"Ahhhhhhhh" desisnya. Ku cium pipinya.
"Nakal ya" katanya, kami terkekeh. Kamipun pergi dari taman menuju mobil om Budi, untuk mencari hotel. Di mobil ku mainkan senjatanya. Om Budi mencium bibirku. Setelah puas melumat bibirku, om Budi menjalankan mobilnya. Ku buka resleting celananya, ku buka juga kancing celananya, ku pelorotkan CD nya, mencuatlah kontol raksasanya. Ku pegang, ku kocok.
"Ahhhh saga... Bisa-bisa om entot kamu disini"
"Ya udah om ke pantai yang sepi, kita main di mobil ajah" ku masukkan kontolnya ke dalam mulutku.
"Ohhhh sayang mulutmuh sempit ahhhhhhhh"
Ku kulum terus kontol om Budi, tak terasa kami sudah dipantau yang sepi dan gelap.
"Ohhh sayang.... Ahhhh uhhhh emhhhhh" racaunya. Ku terus saja mengoral kontol raksasanya. Om Budi menghentikan kulumanku, dan melumat bibirku.
"Kita cari hotel saja sayang.. om gak suka kalo kek gini" kembali om Budi mengemudikan mobilnya, tanganku mengelus kontol raksasanya.
"Saga suka kontol raksasa om"
"Ini milik saga" ku sandarkan kepalaku dibahunya, om Budi mencium keningku. Sedangkan kontolnya tegak maksimal, berurat, dan bergerak-gerak. Akhirnya kami sampai di hotel, setelah selesai proses administrasi, kami menuju kamar yang kami sewa. Setelah kami masuk dalam kamar, om Budi melumatku dengan penuh nafsu.
"Om sudah ga sabar sayang... Mmmuaccchhhh" om Budi terus mencumbuku dengan penuh gairah, dia begitu lihai membuka pakaianku, hingga aku telanjang bulat. Ku buka semua kancing bajunya, ku raba tubuh gempalnya, lalu ku buka celananya, dan CD nya, hingga dia telanjang ke bagian bawahnya. Kontolnya tegak maksimal.
"Ahhhh sayang... Om sudah gak tahan... Ayo nungging" aku menuruti permintaan om Budi, ku nungging dihadapannya, om Budi membasahi lubangku dengan ludahnya, kontolnya juga. Dia memulai penetrasinya.
"Ouhhhhh ommmmss sakit"
" Tenang sayang... Cuma bentar.. tar jadi enak ahhhhhhhh" kontol itu sudah mulaiemasukiku.
"Anjing... Memek sempit ahhhhh" umpatnya. Kontol itu masuk sepenuhnya, rasa panas ku rasakan, om Budi memulai menggoyangkan pinggulnya.
"Ohhh omsssss"
"Ahhhh sempit ohhhhh ahhhhh" om Budi memompa pantatku dengan kontolnya, dan mulutnya mencumbu diriku.
"Ommmm enkhhhh ahhhh ohhh"
"Memekmu sempit sayang ahh on sukahhhhh"
Om Budi terus memompa pantatkuh,
"Ohhh enakhhhh ohhh om ketagihan ahhhh" om Budi terus memompa kontolnya dalam pantatku. Semakin lama semakin cepat, dan aku mulai merasa keenakan.
"Ahhhh sayang... Ohhhhh ahhhh om mauhhhh" crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt om Budi muncrat, om Budi ambruk diatasku,csambil melumat bibirku.
"Pantatmu enak sayang... Om ketagihan" ku peluk om Budi.
"Iya om" dan malam itu kami lanjut bermain hingga pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah
Short Storycerita pendek, tentang sex gay, remaja, dewasa, dan juga bisex, gak suka g usah baca, jangan hapus sembarangan.