Kak Ferdi Junior Papaku

24.8K 342 6
                                    

Aku putra, umur 16 tahun, kelas XI SMA di salah satu kecamatan tempat aku tinggal sekarang. Ayahku seorang polisi, dan ibuku hanya ibu Bhayangkari. Kami selalu berpindah-pindah, karena ayah selalu dipindah tugaskan. Seperti sekarang, kami pindah kesebuah kecamatan. Otomatis di sekolah aku jadi anak baru. Wajahku kata orang-orang manis, kulit kuning bersih, dan aku lumayan pintar. Aku jadi idola dadakan saat ini, karena aku adalah siswa pindahan pertama disini. Aku anak tunggal, dan satu kekuranganku, yaitu aku seorang gay, iya penyuka sesama.

Di kelas, banyak juga yang mau berteman denganku. Aku sih ok aja, asal gak ngebully aku. Saat pulang, banyak yang menawariku untuk ikut dengan mereka, tapi ku tolak, karena nunggu jemputan. Tak berapa lama, mobil polisi berhenti di depanku. Kaca pintu belakang dibuka, ayahku.
"Masuk dan duduk di depan" akupun masuk, betapa terkejutnya aku, melihat siapa yang menjadi sopir. Polisi gagah, macho dan ganteng. Mungkin umurnya 28 tahunan.
"Kenalin itu Ferdi Junior ayah"
"Putra..." Sapaku.
"Ferdi.."
"Ya sudah jalan... Setiap hari yang akan jemput kamu Ferdi, kamu jangan merepotkan dia"
"I... Iya yah.." jawabku senang.
"Yah... Siang ini boleh gak putra jalan-jalan, karena putra ingin tau daerah sini"
"Iya... Ferdi yang antar, tapi pulang dulu, ayah mau istirahat"
"Makasih yah..." Ayah hanya mengangguk. Dan kak Ferdi hanya diam menyimak. Sesampainya dirunah, sehabis makan dan mandi, aku dan kak Ferdi pergi jala-jalan. Ternyata kak Ferdi asik juga, dia sangat telaten menjawab semua pertanyaanku.
"Kakak sering kesini"
"Iya... Kakak suka suasana disini"
"Sama siapa kak"
"Sendiri... Kakak selalu menyendiri disini, kakak teringat pacar kakak"
"Terus kemana dia"
"Dia ada dikota sebelah... Kami terpisah karena kakak dipaksa nikah"
"Terus..."
"Kakak nikah karena paksaan mama..."
"Pacar kakak kenapa tidak disetujui"
"Karena dia cowok seumuran denganmu, oh tidak diatasmu" untuk seperkian detik aku terkejut dan shock.  Dan cukup senang, karena tau dia juga gay.
"Kakak jangan sedih, aku akan selalu menghibur kakak" dia hanya tersenyum. Ku cium pipinya, ku peluk kak Ferdi, dan dia membalas memelukku.
Makin hari hubunganku dengan kak Ferdi makin akrab. Tentu itu karena kebersamaan kami setiap hari. Hingga suatu hari, agan dan ibuku ke ibukota provinsi karena ada acara. Aku dirumah sendiri ditemani kak Ferdi.
"Kak..."
"Iya dek.. ada apa"
"Jalan yuk..."
"Jalan kemana, orang diluar hujan"
"Yahhhhh...." Bang Ferdi hanya geleng-geleng kepala. Kami berdua nonton film, tiba-tiba ada petir, dan lampu padam, reflek aku memeluk kak Ferdi.
"Tenang ada kakak... Gak usah takut" aku makin mengeratkan pelukanku. Karena yang ku peluk perutnya, tanpa sengaja tanganku merosot kebawah, dan jatuh tepat diselangkangannya, bergerak, mengeras, dan menegang. Ku raba benda keras itu.
"Ahhhhhhh" kak Ferdi mendesah. Ku naik kepangkuannya, ku lumat bibirnya, kami saling melumat, tangan kami sambil membuka baju yang kami pakai. Kak Ferdi mengelus tubuhku, bibirnya masih melumat bibirku, ku kalungkan tanganku ke lehernya. Bibir kak Ferdi mulai menjelajahi leherku, diciumnya, dilumatnya leherku.
"Ssssshhhhhh" aku mendesis. KK Ferdi masih menikmati leherku. Lalu merambat turun ke dadaku.
"Ahhhh kak... Ough" kak Ferdi Teru memainkan mulutnya pada putingku. Sedangkan aku meracau karena kenikmatan yang diberikannya. Ku angkat kepalanya.
"I love u kak..." Dia kembali melumatku. Dia menurunkanku dari pangkuannya, dan membuka celananya. Lalu kontol besar dan tegangnya di masukkan dalam mulutku.
"Aaaahhhhhhh" desahnya, ku kulum kontol itu
"Ahhhhh deekkkk ahhhh" kak Ferdi memaju mundurkan kontolnya dalam mulutku. Tak lama kak Ferdi membalik badanku, lalu dia melumuri pantatku dengan ludahnya. Kemudian melakukan penetrasi.
"Ohhhh kAaaaaaaak.. sakitttt"
"Sabar sayang.. nanti enak... Ohhhh" dan akhirnya masuk seluruhnya.
"Ohhh deekkk sempit.. ahhh kakak akan ketagihan ohhh"
" Ini milik kakak..."
"Benarkah sayang..." Tanpa menunggu jawabanku, dia melumat telingaku, dan menggigit-gigit hingga membuat aku geli nikmat. Kemudian kak Ferdi menggoyangkan pinggulnya.
"Ohhhh fuck.... Ahhhh sempithhhhhh" makin lama makin enak.
"Ohhh kak terushhhh ahhhh" dia membalikkan tubuhku, hingga kami berhadapan, dan ku kalungkan tanganku dilehernya, kak Ferdi mulai menggenjotku lagi.
"Aaahhhh dekk ohhhh nikmat ahhh"
"Terus kak ohhh ahhhh..." Tubuh atletisnya basah oleh keringat. Kami saling berciuman.
"Sayang... Ahhh kakak gak kuat ahhh sempit.."
" Ateng kak ahhhh" crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt kami orgasme bersama. Ku lumat bibirnya, cukup lama. Kemudian kak Ferdi melepas kontolnya.dia memelukku.
"Aku sayang kakak... Nanti kakak pasti ninggalin aku"
"Nggak dek... Kakak juga sayang adek"

Begitulah ceritaku, setelah kejadian itu, aku dan kak Ferdi sering ml.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang