Papa

62.3K 648 26
                                    

Masih ingat denganku, beni, dicerita guru Ngajiku. Saat ini aku sudah masuk SMA, dan ngajipun berhenti, karena dia pindah ke kampung halamannya, jadi secara langsung affair kami terputus. Aku yang sudah merasakan enaknya disodok kontol, jadi terasa seperti ada yang kurang. Ingin rasanya mencari diluaran sana, tapi tak ada keberanian. Aku hanya bisa coli dan bayangin dientot oleh ustadz Ahmad.
"Ben... Beni.." panggil papa.
"Iya pa..."
"Papa boleh numpang mandi dikamar mandi kamu nggk... pnya papa lagi rusak showernya"
"Masuk pa" ketika papa masuk, aku begitu terpana melihat tubuh seksi nya, papa hanya pakai handuk, dan telanjang dada, diusianya yang ke 40 bisa di bilang cukup sexy, tonjolan selangkangannya sangat besar dibalik handuknya. Tubuhku panas dingin, ada yang tegang dibalik celanaku, jantungku berdegup kencang.
"Ngapain kamu Mandang papa gitu"
"Yeee gr" boongku. Papapun masuk ke kamar mandiku.
Sejak kejadian itu, aku selalu bayangin tubuh sexy papa, memimpikan di entot oleh papa. Colipun aku bayangin disodok oleh kontol papa.
"Hei anak papa"
"Mmmmm"
"Cuek amat"
"Ohhh ada maunya nih..."
"Pijitan papa donk"
"Kan ada mama"
"Eh lupa kalo mana lagi ke Bandung"
"What"
"Udah pijitin papa pegel nih"
"Tar ku ambil minum dulu aus"
"Ambilin papa juga"
"Iya" akupun berlalu dari hadapan papa untuk kedapur mengambil minum. Aku teringat, saat pertama ngentot sama ustadz Ahmad, ku beri obat perangsang di makanan dan minumannya. Masih ada atau tidak, ku coba mencari, ternyata masih ada. Ku buatkan papa kopi hitam dengan gula dikit kesukaannya, lalu ku masukkan serbuk itu. Setelah selesai diaduk, ku bawa minuman dan sedikit camilan kekamarku, papa dah nunggu.
"Kok lama sayang"
"Nyari gula dan kopinya pah..."
"Papa minum dulu"
"Pelan pah kayak orang kehausan aja" dia terkekeh.
"Sini pijitin papa" katanya, tanpa disuruh pun aku akan tetep memijatnya, menegang tubuh atletisnya, dan menghirup aroma maskulinnya. Ku pijat papa dengan lembut.
" Enak Ben... Pijatan kamu"
"Gombal" dan papa terkekeh lagi. Tak lama papa seperti kegerahan, badannya berkeringat.
"Balik pah..." Papapun berbalik, aku terkejut, celananya sudah membentuk tenda, dan tatapannya penuh nafsu. Ku biarkan saja, ku pijat mulai dari dadanya, bukan memijat, tapi ku Elus, dan itu membuat papa makin terangsang, tanganku terus kebawah, papa memejamkan matanya. Lalu ku pegang kontol besarnya, ku mengelusnya pelan.
"Ssshhhhhh... Ben....ahhhh" papa sudah terbawa nafsu, aku mendekatinya, lalu ku cium bibirnya, ku lumat bibirnya, kumis tipisnya membuat tubuhku kelojotan. Papa membalas lumatanku penuh nafsu. Tangan papa membuka bajuku.
"Tubuhmu putih mulus sayang.." papa kemudian menindih tubuhku, melumat seluruh tubuhku. Kemudian papa membuka celananya, jantungku serasa mau copot melihat benda raksasa miliknya. Lebih besar dari punya ustadz Ahmad. Ku bangun, ku raih kontolnya, dan ku masukkan kedalam mulutku.
"Ohhhh Ben... Ahhhh sayang... Jagoh mulutmuhhhhh" aku terus mengiral kontolnya, keluar masuk mulutku.
"Ahhhhh ohhhhh sayanghhh ahhh" aku terus mengoral kontolnya, walopun hanya masuk setengahnya, karena terlalu besar. Ku masih mengoral kontolnya, 15 menit ku hentikan kulumanku, papa heran, lalu ku buka celanaku, dan membelakangi papa.
"Pantatmu semok, besar, mulus, seperti pantat perempuan sayang" aku hanya tersenyum.
"Masukin pa"
"Caranya sayang"
"Papa rebahan dan bersandar dikasur, ntar aku yang masukin." Dan papa hanya menurut, ku ambil pelumas dilaci nakas, ku lumuri kontol papa, dan juga pantatku. Aku naik keatas tubuhnya dg posisi duduk, kuarahkan kontolnya pada lubang anusku. Perlahan ku masukkan, rasanya sakit, tapi ku terus mencoba.
"Ohhbbbb Ben....ahhh" dan semua tertelan dalam anusku, ku diamkan beberapa saat.
"Ben ohhjjj sempithhj" aku tersenyum.
"Aku menunggu momen ini pah..."
" Yang bebar sayang"
"Bener pah.. aku sayang sama papah... I love u pah"
"Love u too sayang" ku kalungkan tanganku dilehernya, ku lumat bibir papah, dan papapun membalas lumatanku. Ku gerakkan pinggulku naik turun. Bibir kami saling melumat, tangan papa memegang pinggulku yang sedang naik turun diatas pangkuannya.
"Sayang ahhhh enakhhh pantatmuhhh ohhhh sempithhh"
"Ahhh yang bener pah... Enakh nanah sana punya mamah mmmhhh"
"Punyamuh sayanghhh .. ini milik papahhh.. jangan kasih orang lain ohhhh" ku lumat dan gigit leher dan dada papa, dia makin meracau.
"Sayanghhh ohhh ahhhh" ku lumat lagi bibirnya.
"Sayanghhh ahhh papah mauhhhh"
Crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt papa muncrat dalam anusku cukup banyak. Tubuh kami berkeringat, papa kembali melumat bibirku, dan melepas kontolnya, lalu menarikku kedalam pelukannya.
"Makasih sayang.. anak papa.. yang sekarang jadi istri papa" aku tersenyum mendengarnya.
"Papa bisa tiap hari nih nikmati pantatmu"
"Mana gmn"
"Mamamu selalu sibuk, biarkan saja, sekarang papa tak akan kesepian lagi, karena sudah ada kamu dan pantatmu." Kamipun tertawa. Malam itupun papa kembali menggagahi ku dengan berbagai macam cara, dan hubungzn kami berjslan dengan lancar.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang