Om Arya

23.1K 357 4
                                    

Aku Kris, umur 15 tahun, kelas X disalah satu SMA favorit dikotaku. Disekolah aku termasuk siswa populer, karena selain wajahku tampan, otakku juga encer, dan aku juga anggota tim futsal. Tinggi badanku hanya 170cm dengan berat badan 50Kg. Kulitku bersih. Bapakku seorang pengusaha, sedangkan ibuku sudah meninggal saat aku kelas VI SD. Bapakku belum menikah lagi, dengan alasan setia sama ibu.
Kadang aku kasihan pada bapak, karena dia harus kerja dan juga mengurusku, sendirian. Dirumah hanya ada sepasang pembantu, istrinya tugasnya hanya masak dan bersih-bersih rumah, sedangkan suaminya menjadi satpam dirumahku.
Hari itu aku libur sekolah, karena ada kegiatan kelas XII. Pukul 1 siang, mobil bapak sudah masuk halaman, tumben bapak pulang siang, biasanya juga sore, batinku.
"Halo sayang..."katanya
"Kok tumben pak"
"Iya bapak mau keluar kota beberapa hari, ini kenalin teman bapak." Ternyata dibelakang bapak ada seseorang, wajahnya sangat tampan, keren, macho, tinggi, dan kekar, ku taksir seumuran papa.
"Halo om.. namaku Kris.."
"Panggil om Arya" katanya, sambil ku salimi tangannya.
"Mari om duduk dulu."
"Makasih ya" aku hanya mengangguk, dan duduk di samping om Arya, bapak pamit ke kamar, sekalian minta minum ke bibi. Kami ngobrol, om Arya tanya tentang sekolahku, dan lainnya. Tak lupa aku juga minta no hp nya.
"Wahhh lagi asik nih, sampai bapak di uekin" kata bapakku merajuk
"Hmmm... Apaan" sungutku. Om Arya hanya terkekeh. Tak lama bapak dan om Arya pamit.
Dikamar aku selalu bayangin om Arya, selalu ku pandangi foto profil nya di WA.
Me : malam om
OA : ya malam Kris.. ada apa?
Me : tes kontak aja om
OA : bisa aja kamu, kamu sendiri ya malam ini
Me : udah biasa om
OA : kamu sudah makan belum, bapakmu nitip pesan suruh beliin kamu donat, nanti om antar, tapi sebelum itu om antar istri dan anak om pulang dulu.
Me : oh iya om (seneng pake banget)
OA : yowis sampai nanti
Me : makasih om
OA : sip

Senengnya hati ini, aku cepat-cepat mandi, dan dandan sewangi mungkin anggap saja ini kencan, hehehe. Sedikit deskripsi tentang om Arya, walau usianya 38an, tubuhnya masih terawat, atletis dan macho, ingin rasanya meluk dia. Aku teringat, kalo ku punya obat perangsang, ku kasih itu aja ah nanti. Seperti biasa pembantuku pulang, karena rumahnya dekat. Jadi punya kebebasan nih. 30 menit kemudian, suara mobil om Arya masuk halaman rumahku. Ku bukain pintu menyambut kedatangannya.
"Hai Kris..."
"Masuk dulu om.. silahkan duduk, aku ambil minum dulu." Ku kedapur untum ambilkan minum untuk om Arya, dan juga aku. Ku tuangkan obat perangsang ke dalam minuman kami.
"Ini om... Diminum"
"Makasih ya Kris..." Aku hanya tersenyum, di makan bareng donatnya om. Kamipun makan donat dan juga ngobrol, dan becanda. Om Arya sudah menghabiskan minumnya. Akupun juga. 10 menit kemudian, tubuhku terasa terbakar, ku lihat om Arya juga menggeliat, ku lihat diselangkangannya, bergerak-gerak dan menggembung.
"Panas ya om..." Ku sambil berjalan.
"Iya Kris... Ahhhh... Mau kemana kamu"
"Tutup pintu dulu om" setelah ku kunci, ku duduk disamping om Arya, ku pegang selangkangannya, om Arya diam hanya menatapku sayu. Ku remas-remas.
"Ssshhhhhh....." Desahnya. Om Arya menatapku sayu, ku balas menatapnya, dan kemudian ku lumat bibirnya. Om Arya membalas lumatanku dengan penuh nafsu, ku buka kancing kemejanya.ku raba dada dan perutnya, om Arya kembali memagut bibirku. Ku hentikan ciuman kami, ku berdiri, membuka seluruh pakaianku, aku telanjang dihadapannya. Om Arya menarik tubuhku, hingga aku terduduk dipangkuannya. Om Arya kembali melumat bibirku, ku kalungkan tanganku dilehernya. Puas dengan bibirku, om Arya menjilati telingaku, leherku, dadaku, dan putingku dikenyotnya.
"Ommmhhhhh ahhhhh" aku mendesah menikmati sentuhan om Arya. Om Arya terus menikmati dadaku, sedangkan aku belingsatan tak karuan. Ku remas rambutnya, om Arya tetap memainkan mulutnya diputingku. Kemudian om Arya melumat bibirku lagi, lidah kami saling bertautan. Kemudian ku jilati lehernya, ku gigit, hingga berbekas.
"Ohhhh krishhhjj.... Ahhhhhh" kemudian ku berdiri, dan membuka gesper dan celana om Arya, mencuatlah batang besar nan panjang, yang berdiri tegak, ku pegang, om Arya memejamkan matanya. Kemudian ku masukkan ke mulutku.
"Ohjjjjj.... Kris....." Ku terus mengoral kontol raksasanya. Om Arya terus meracau, mendesah.
"Ohhh sayang... Ahhh terushhhh ahbhh" ku terus mengoral kontolnya penuh semangat. Ku hentikan kulumanku, ku tarik tangan om Arya, kedalam kamar, ku telentang dan mengangkang kan kakiku, om Arya mengerti, dia meludahi lubang pantatku, cukup banyak, dan juga mengolesi kontolnya dengan ludahnya, kakiku diangkat, diletakkan dibahunya, dan om Arya mulai memasukkan kontolnya, perlahan, sangat sakit, dan om Arya terus memasukkannya.
"Oooommmssss..."
"Tahan sayang... Nanti juga enak" dan blessss om Arya menghentakkan kontolnya seketika.
"Oohhhjjjjj...." Desah kami bersamaan. Om Arya membiarkan kontolnya beberapa saat, lalu melumat bibirku, agar aku bisa menghilangkan rasa sakitku.
"Om mulai yach.. emhhh" aku hanya mengangguk, dan om Arya mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur.
"Ahhhhh ketathhhh ohhhh sayang... Mmmmhhhhh"
"Ommmhhhhh" makin lama genjotannya makin cepat, kontol Arya sampai pada prostatku, sehingga rasa sakit yang ku alami tadi berubah menjadi nikmat.
"Ommm ahhhh terussss enak hhhh" om Arya menyeringai, dan terus menggempur pantatku.
"Ommssss akuhhhb mau pipishhh ahhh"
"Kluarin aja sayang... Ahhhhhh" crottt crottt crottt crottt, aku orgasme, tanpa disentuh, kontolku mengeluarkan sperma. Om Arya melumat bibirku.
"Gimana sayang? Om lanjut ya" aku mengangguk, masih dengan gaya yang sama, om Arya mulai menggenjotku kembali. Ku kalungkan tanganku kelehernya. Om Arya melumat bibirku, sedangkan kontolnya menghajar pantatku. Nafsuku naik kembali.
"Sayang ohhhh ahhhh"
"Ommm ahhh terushhhh" ku gigit dadanya, ku kenyot putingnya. Om Arya makin mendesah, luar biasa staminanya.
"Sayang... Ohhh om... Emhhhh keluar... Terima sayang" crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt
Bibirnya, sambil melumat bibirku, pantatnya mengejang-ngejang. Cukup banyak spermanya, membasahi pantatku. Tubuh kami berkeringat, setelah nafas kami kembali teratur, om Arya mencabut kontolnya, dan rebahan disampingku. Ku peluk pinggangnya, om Arya pun memelukku, dan mencium keningku.
"Kok masih tegang om" dia hanya nyengir, dan kembali menyerang ku, entah sudah berapa ronde, tapi om Arya masih terus menggempurku sampai subuh. Dan hubungan kami berjalan diam-diam, om Arya selalu meminta jatah, dan aku harus ke kantornya siang sepulang dari sekolah.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang