Mas Arlan

22K 299 7
                                    

Namaku Zein, umur 17 tahun, kelas X disalah satu SMA swasta ternama di Bandung. Sebenarnya aku tampan, putih dan bersih. Hanya karena aku ingin mencari sahabat yang benar-benar tulus, aku merubah penampilanku menjadi cupu, membuat agak bongkok, dan memakai kacamata. Satu semester aku disini, banyak Bullyan yang ku dapat, hingga datanglah siswa baru, pindahan dari Jakarta. Dia yang akan menjadi teman sekanarku, dia diantar oleh seorang pria muda, tampan, badan sexy dan macho, tapi sayangnya galak. Sejak saat itu aku mulai jatuh hati padanya. Dia sangat pintar, diusianya yang ke 13 tahun, dia sudah duduk di kelas X SMA sama sepertiku. Dari SD sampai SMP selalu masuk kelas akselerasi. Dia tampan, imut, pintar, bawel, dan lucu.
Saat itu, Raka pergi sama Alfaro, tidak tau kemana, ku buka semua, hingga aku terlihat sangat tampan. Tiba-tiba ada yang buka pintu. Aku terkejut, karena itu om Arlan kakaknya Raka.
"Ka.. kamu Zein?"
" Iya om... Tapi jangan bilang raja dan yang lainnya om,"
"Kenapa kamu menyamar"
"Aku hanya ingin tau mana yang tulus mana yang tidak untuk menjadi temanku."
"Lalu.."
"Raka teman yang sangat tulus om"
"Raka mana"
"Lagi jalan ma Alfaro om"
"Anak itu.. kamu tampan sebenarnya Zein.."
"Jangan bilang ma Raka ya om... Plisss"
"Sini..." Om Arlan menarik tanganku, hingga aku duduk dipangkuannya. Kami saling berhadapan, om Arlan mencium bibirku, dia melumat bibirku.
"Om... Raja gumana.."
"Tenang sayang... Sekarang kita berdua, dan om juga gak akan bilang apa-apa sama Raka" aku tersenyum, om Arlan kembali melumat bibirku, dia membuka bajuku, dan dia menghisap dan menjilati seluruh tubuhku.
"Ommmmssss... Ahhhh ahhhh"
"Sayang... Om ingin masukin... Waktu kita gak banyak.." ku lepas ikat pinggangnya, ku buka celananya, ku lepas CD nya, kontolnya sangat besar dan panjang, ku hisap kontol itu.
"Oh ahhh Zein... Emhhhh terushhh.. bibirmu enak..." Ku terus mengoral kontolnya, cukup lama, om Raka kemudian mengangkat tubuhku, dan melebarkan kakiku, sehingga lubangku terekspose. Om Arlan meludahi lubangku, dan mengoledinya, dan dia juga melakukan pada kontolnya. Dia memulai penetrasinya.
"Ohhhh Zein... Emhhh sempithhhh ahhhh"
"Sakkkitttt ommmmhhh"
"Ahhhh tahan.... Cuma bentar sakitnya... Ohhhh" blesss kontolnya masuk semua, om Arlan mencium bibirku, dan mulai menggenjot pantatku, maju mundur.
"Ohhh sayang ahhh sempithhh"
"Sakkkit omhhhh" om Arlan kemudian mencium bibirku, melumatnya, sambil menyodok kontolnya semakin cepat. Rasa sakit itu seketika berubah menjadi enak.
"Ommhhh terushhh ahhh enakhhh"
" Iyah sayang ini terima kontol om... Ahhhhh mmhhhhh" om Arlan terus menggempur pantatku.
"Sayanghhh ahhhh semputhhh"
Plok plok plok plok plok. Suara entotan om Arlan.
"Ommhhhh akuhhhh mauhhhh ohhhhh" crottt crottt crottt crottt crottt, aku orgasme, spermaku membasahi perutku. Ku buka kancing kemeja om Arlan, ku raba dadanya. Ku cium dan ku lumat putingnya hingg berbrkas merah.
"Ahhhh Zein... Nikmat kan sayang... Ouhhhhh"
"Iyah omhhhj ahhhh" om Arlan sungguh perkasa.
"Zein... Ahhh terima inihhh pejuh omhhh... Ahhhhhhhh" crotttttt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt crottt om Arlan orgasme dalam pantatku. Nafas kami memburu, kami saling melumat bibir. Setelah nafas kami kembali teratur, om Arlan melepaskan tubuhnya dari tubuhku, dan mengelap kontolnya dengan tissu.
"Om enak banget"
"Ya sayang... Om minta no hp mu... Om minta kamu jagain Raka.. laporkan semua kegiatan raja pada om.. ini om kasih kartu ATM untuk uang jahan kamu, tar kalo om mau ngentot kamu, om tunggu di gerbang sekolah..." Dia menyerahkan kartu ATM, dan kami saling bertukar nomor hp.
"Sana kamu pake baju kamu, om mau tiduran nungguin Raka" saat aku dikamar mandi, Raka pulang dan ngobrol sama om Arlan.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang