Ini adalah cerita pertama saya..
Jangan lupa vote dan komentar ya...
Enjoy reading..😊
*****
Gue Diandra Saputri. Orang-orang biasa manggil gue Dian. Gue cuma pegawai cafe biasa, yang harus bangun pagi buat berangkat kerja dan pulang buat tidur. Kedengaran membosankan memang. Tapi ini hidup yang harus gue jalani sebagai yang katanya anak pertama pundaknya harus kuat kan? Seperti hari ini, ini adalah hari dimana gue nerima gaji. Ya, gaji numpang lewat doang.
"Di ini bagianmu,"kata Mas Reza sembari menyerahkan amplop coklat yang udah pasti berisi gaji gue.
"Makasih mas," jawab gue sembari menerima amplop itu
"Bonusnya sudah saya masukan juga. Kamu kalau mau minta lemburan langsung ngomong ke saya aja di gausah ngomong ke via lagi," sindirnya yang memang selalu mengungkit kesalahan para karyawannya.
Ya dia adalah Reza Ananta pemilik cafe tempat gue kerja. Dia ini tipe-tipe pria ceriwis memang tapi meskipun begitu dia baik kok. Cuma ya gitu, kalau gue atau karyawan yang lain udah melakukan kesalahan barang sekecil telur kutu pun akan tetep diungkit terus. Meskipun ujungnya dia akan memafkan juga, tapi tetep aja ya kan diungkit terus bakal bikin kuping panas.
Seperti yang gue bilang tadi dia tipe orang ceriwis. Tiga hari lalu sebelum gajian gue sempet menghitung pengeluaran gue yang memang lagi banyak. Jadi gue punya inisiatif buat ngambil jatah masuk temen gue yang kebetulan gak bisa masuk. Dan gue cuma bilang sama temen gue itu tanpa ngomong ke Mas Reza. Gue salah memang tapi ya gimana orang dia gak ke cafe beberapa hari belakangan.
Kenapa gak coba hubungi ponselnya?
Gue udah kehabisan kuota buat ngechat dia via whatsapp. Terus kenapa gak telepon atau kirim pesan? Nomornya Mas Reza cuma bisa di whatsapp gak bisa di telepon atau kirim pesan biasa. Jadilah itu sebuah kesalahan yang akan terus diungkit sampai ada gantinya karyawan lain yang membuat kesalahan.. kalau gak inget gue butuh duit gue udah keluar lama kali ya.
Meskipun gitu gue kerja di cafe ini sudah 2 tahun. Sudah bisa dikatakan lama lah kalau yang punya cafe macam Mas Reza ini. Temen-temen satu kerjaan gue aja gak ada yang lama. Paling yang tergolong lama setelah gue ya cuma Via. Iya Via, temen yang gue gantiin karena sakit. Via udah satu tahun 3 bulan kerja di cafe ini. Masih lamaan gue kan ya? Emang cuma gue yang lama. Dan lo pada tau deh karena duit.
Setelah menerima gaji dari Mas Reza gue pun keluar dari ruangannya dan kembali ke dapur buat ambil minum.
"Loh Di lo kok gak ke depan. Kan bagian lo jaga di depan?" tanya Kevin yang emang tau pembagian jadwal hari ini.
"Gue minum bentar gak boleh vin?" jawab gue agak sinis.
"Boleh lah. Yaudah gue gantiin lo bentar ke depan. Entar Mas Reza ngamuk lagi ke elo kan serem," ucapnya sembari mengedikkan bahu dan memasang mimik ketakutan yang dibuat-buat
Satu lagi yang harus kalian tau meskipun Mas Reza itu ceriwis dan tukang ngomel, tapi dia itu pinter banget buat mengelola cafe-cafenya. Yups, cafe-cafenya. Dia punya 45 cabang cafe dan tersebar diseluruh indonesia.
Dan untuk cafe yang ada ditempat ini memang cafe yang pertama berdiri, istilahnya ini pusat dari cabang-cabang yang ada. Jadi khusus di sini dia sendiri yang mengatur operasional pengelolaannya, seperti mengatur jadwal jaga didepan atau Mas Reza sering nyebutnya table front supaya kita siaga kalau ada pengunjung cafe yang datang. Selain meja depan, Mas Reza juga buat jadwal sendiri untuk yang jaga bagian dapur buat ngasih tahu ke chef masakan apa yang harus dimasak.

KAMU SEDANG MEMBACA
BENANG KUSUT
ЧиклитDiandra Saputri seorang pegawai cafe biasa yang harus bertahan hidup membiayai ekonomi serta pendidikan adiknya selama kepergian sang bapak. Belum lagi gunjingan serta cemoohan yang harus diterimanya. Membuat diandra harus semakin tahan banting dib...