Fakta masalalu

11 3 0
                                    

Relakan, ikhlaskan, bangkit! Segampang itu teorinya. Tapi faktanya harus hancur dulu baru bangkit!

Enjoy your Reading ya...

Don't forget to vote and comment..

Thank you..

******
Kata orang sesuatu yang sudah lewat itu ya sudah dibiarkan saja. Toh Itu cuma masalalu yang bisa dijadikan cerita dan pelajaran hidup.

Tapi bagaimana jika masalalu itu justru erat kaitannya dengan lingkungan sekitar kita? maksutnya, lingkup orang dalam masalalu itu gak jauh-jauh dari sekitar tempat tinggal kita, pasti kita akan lebih dongkol dan susah untuk tidak komat kamit menyumpah serapahi orang tersebut. Dan gimana juga kalau misalnya kalian putus dengan cara yang tidak baik? Selingkuh, kekerasan, atau mungkin hubungan yang toxic.

Well.. gue emang lagi ngomongin diri gue sendiri. Sampah sih.. dan ya, harusnya gue gak terlalu dengerin kata orang supaya gak membiarkan masalalu itu justru dekat dengan gue. Harusnya gue masukin sampah aja biar gak jadi sampah masyarakat. Lupain gue udah mulai ngaco!

Ya maksud gue dengan Mbak Sandra dan Agung yang nantinya akan menikah itu artinya cuma ada dua kemungkinan kan? antara mereka pindah dari situ dengan lingkungan yang baru atau tetap tinggal di situ dengan lingkungan yang lama. Sumpah ya secara gak langsung itu emang bukan urusan gue lagi. Tapi, gue gak sebaik ibu peri yang bisa dengan ikhlas ikut senang dengan kebahagiaan mereka. Malah bisa aja gue menjelma jadi iblis saat melihat mereka berdua. Ah sial, kenapa kesannya gue jadi jahat banget. Gak boleh! Diandra harus tetep stay cool..

"Pagi Mbak Diandra," Bu Salsa tersenyum ramah sambil memegang sapu lidi dan pengki

"Pagi Bu, lagi bersih-bersih ya bu?"

"Iya mbak daun mangga ini lho pada jatuh semua, setiap pagi pasti banyak begini"

"Pada rontok begitu ya Bu"

"Iya mbak.  kalau ada buahnya mending Mbak Diandra, bisa dibagi-bagi lah ini belum berbuah," ucapnya yang kini juga mendekat ke arah gue

"Belum waktunya kali Bu, puasa tahun kemarin kan buahnya banyak banget Bu," Gue gak bohong, pohon mangganya Bu Salsa ini sekali berbuah memang sebanyak itu, bahkan beliau sering berbagi untuk satu desa dan kadang masih dititipkan di mushola. Kalau gue mah udah gue jual kali ya..

"Iya Mbak Dian. Tapi ngomong- ngomong Nbak Dian mau olahraga ya?" tanya Bu Salsa sambil melihat menampilan gue dari atas sampai bawah

"Iya bu, nungguin Sandi lama banget gak keluar-keluar"

"Ya maklum mbak ini kan hari minggu pasti Mas Sandi malas juga bangun pagi!" Bu Salsa benar Sandi memang se-kebo itu kalau sudah tidur.

Hari ini memang hari minggu. Dan kebetulan gue masuk shift sore hari ini. Jadi, karena gue ini kakak yang baik dan pengertian tentu saja tidak akan membiarkan adik gue tidur seharian. Dan jadilah, gue mengajak Sandi untuk berolahraga pagi ini.

"Eh ada Bu Salsa, si Nabila mana bu?" Sandi dengan tampang tengilnya malah celingukan sambil nanyain putrinya Bu Salsa, Nabilla

"Nabilla ya masih tidur toh Mas Sandi," jawab Bu Salsa sambil tersenyum ramah ke Sandi

"Aduh masih tidur ya, padahal mau saya ajak jalan-jalan!" mulai lagi kadal buntung

"Mana mau Nabilla sama lo. Kalaupun udah gede pasti milih yang lain lah Sandi" perlu kalian tahu ya, Nabilla anaknya bu salsa itu baru kelas tiga SD. Tapi bibit-bibit kecantikan sudah mulai tumbuh dari wajahnya. Mana anaknya malu-malu gitu lagi, lucu deh.

BENANG KUSUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang