Happy reading all..
Jangan lupa vote dan comment juga ya...
Thamk you
*****
Gue sampai rumah tepat pukul 16.00. Tadi jalanan sedikit macet karena ada truk terbalik. Emang dasarnya musibah gak bisa disangka-sangka kapan datangnya. Apa lagi kalau musim hujan gini, duh harus extra hati-hati banget.
Dan ngomongin soal musim hujan, sebenarnya tadi Lingga maksa buat nganterin gue pulang, tapi gue tolak. Mulai saat ini seperti apa yang gue katakan, gue harus membatasi interaksi antara gue dan Lingga. Makesense lah, supaya dia gak terlalu menganggap gue open juga sih.
Dan berhubung masih sore gue pun memutuskan untuk memarkirkan motor gue dihalaman rumah. Takutnya nanti ada urusan atau apa kan ribet kalau harus ngeluarin lagi
Saat gue melepas sepatu dan sarung tangan, gue gak sengaja melihat tetangga gue yang sekitaran dua tahun terakhir ini gak kelihatan, Mbak Hesti namanya. Rumahnya pas di depan rumah Bu Salsa, dia ini single parent kata ibu. Tapi jujur gue gak pernah denger ada acara nikahan di rumah Mbak Hesti. Mungkin nikah di rumah suaminya kali ya waktu itu.
Gue yang melihat Mbk Hesti lagi ngemong bayi jadi gemas sendiri saat melihat bayinya yang ada di stroller di depannya. Gue langsung menghampiri Mbak Hesti setelah mencuci tangan dan kaki di kran depan
"Hai Mbak!" sapa gue sambil menoel pipi si bayi
"Eh hai Di, baru pulang kamu?" jawabnya ramah
"Iya. Apa kabar mbak? Oh dan Siapa ini.. lucu banget deh. Siapa namanya ini mbak?" gue takjub sekaligus terkikik gemas saat melihat wajah bayi itu yang gembul serta matanya yang belo. Lucu deh
"Alhamdulillah aku baik Di. Namanya Askara Biradja , ini anakku,"
"Oh ya.. Aduh aduh.. lucu sekali kamu.. umur berapa sih mbak. Gemesin gini pengen bawa pulang deh"
"Umurnya satu tahun tiga bulan Di. Kamu ada-ada aja deh. Makanya cepetan nikah biar bisa dapet kaya Aska,"
boro boro nikah, pacaran aja ditinggal kawin "belum nemu jodohnya Mbak,"
"Iya sih Di, harus pilih-pilih jaman sekarang ini," ucapnya sembari ikut duduk dikursi bambu yang gue duduki, "Jangan kaya aku ya!" dia kenapa memangnya. Tanya gak ya, nanti kalau tanya dibilang kepo. Tapi kalau gak tanya gue penasaran juga. Tanya aja deh kalau gitu
"Memangnya kenapa Mbak?"
"Ya gitu Di, dulu pergaulanku kan bebas banget semenjak bapak meninggal. Kamu tahu sendiri semenjak bapak meninggal aku harus kerja keras menghidupi keluarga," Mbak Hesti menghembuskan nafas pelan dengan pandangannya yang menerawang lurus kepada Aska "hingga saat itu, aku lalai dan terlena sampai aku hamil. Tapi lelaki itu sempat menolak untuk bertanggung jawab, dengan dalihnya yang sudah mempunyai istri. Dia sayang anak istrinya katanya,"
Ini kedengaran gak sopan kalau gue dan Mbak Hesti bahas di sini, terlebih lagi nanti pasti gue kepo soal lelaki seperti apa dia dan ini urusan pribadinya kan. Tapi yaudah lah ya, dia yang memulai untuk membahas. Tapi pasangannya itu loh beraninya berhubungan sama wanita lain disaat sudah punya istri dan anak. Keterlaluan sekali
"Maaf ya Mbak, terus sekarang gimana ?"
"Awalnya dia tetep kekeuh gak mau tanggung jawab. Hingga kehamilanku menginjak usia lima bulan. Dia datang dan mengatakan akan bertanggung jawab. Dengan syarat aku dan dia tinggal jauh dari kota ini. Karena ternyata istri pertamanya sudah tahu tentang aku dan kehamilanku," ini serba salah, dan yang paling salah adalah si lelaki tentu saja

KAMU SEDANG MEMBACA
BENANG KUSUT
ChickLitDiandra Saputri seorang pegawai cafe biasa yang harus bertahan hidup membiayai ekonomi serta pendidikan adiknya selama kepergian sang bapak. Belum lagi gunjingan serta cemoohan yang harus diterimanya. Membuat diandra harus semakin tahan banting dib...