Hari yang sungguh melelahkan. Sama sekali tak Rahma sangka, banyak sekali kejutan di hari pertamanya bersekolah di SMA Garuda.
Begitu sampai di kamar, ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur. "Fyuh" masih banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya. Apa yang terjadi di sekolah elit itu. Banyak orang mengangumi karena sekolahnya kerap kali juara berbagai bidang olahraga. Akreditasinya juga tinggi, tetapi ada yang aneh dari SDM setiap orang disana.
Ia masih mengingat apa yang ia alami disekolah tadi. Sama sekali tak disangka, bahwa ia akan mengalami kejadian seperti itu "hm, aku pikir hari ini akan berjalan lancar?" Gumamnya.
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Sudah menjadi kebiasaan Ana yang tiba-tiba saja masuk ke kamar dan mengagetkannya. Bahkan tanpa permisi sekalipun.
"Astaghfirullahalazim. Ana, kebiasaan nih. Kalo masuk itu ketuk pintu dulu lah. Ucapin salam kek, kaget nih"
"Iya maaf. Rasa kepo yang saya miliki selalu tak tertahankan lagi. Hal itu mengharuskan saya untuk mengunjungi kamar ini" actingnya.
Sempat tertawa akibat ulah adiknya itu, Rahma kini menjoglo kepala Ana "hadeh bisa aja nih si Ana, ngomongnya sok formal gitu lagj hahahaha"
"B aja, lagian kan tiap hari kita juga bicara dengan bahasa yang formal. Oh iya kak, gimana hari pertamanya. Hari pertama sekolah di SMA Garuda yang katanya elit dan berkualitas itu"
"Sekolahnya berkualitas, tapi SDM nya...." Rahma seketika mengentikan bicaranya. Ia tak ingin ibu dan adiknya mengetahui apa yang baru saja dialaminya.
"Kenapa kak, kok diem aja sih? Pertanyaan belum sepenuhnya dijawab lho"
"Seru! Udah sana pergi. Aku mau istirahat, jangan di ganggu"
"Eh bentar, kakak tadi di panggil sama mamah"
"Ngapain?"
"Entah, udah sana"
Rahma segera menemui ibunya yang saat itu sedang mengaduk adonan roti di dapur. Rahma langsung berpikir, pasti karena ibunya ini sedang butuh bantuan. Ingin sekali Rahma menolak saat itu, tapi ia juga tak tega melihat ibunya yang seperti kelelahan "ada apa mah, Ana bilang Rahma harus kesini"
"Iya, sebentar ya" Bu Rima bergegas sejenak menuju kamarnya, lalu kembali dengan membawa sebuah tas yang nampaknya masih baru "ini buat kamu"
Sungguh terkejut ketika ia melihat apa yang hendak ibunya berikan padanya "mah.... Harusnya mamah ga perlu beli ini, tas Rahma masih bagus dan juga bisa di pakai kok. Jangan gini dong mah. Rahma ga enak jadinya"
"Hushhhhh, jangan ngomong gitu. Mamah memang dari awal pengin belikan ini buat kamu. Karena mamah tau sendiri, tas kamu bagian bawahnya udah mulai robek. Nanti kalo tiba-tiba buku bukunya jatuh ga lucu kan hahahaha"
"Astaghfirullahalazim, mamah bisa aja" balas Rahma sembari tersenyum kecil kemudian memeluk sang ibu tercintanya "makasih ya mah atas semuanya. Makasih juga atas doanya"
"Iya, Insyallah, kamu kelak akan sukses. Fokus belajar ya nak. Biar bisa bantu adik kamu berkembang juga"
"Iya mah, InsyaAllah. Rahma akan melakukan yang terbaik, supaya mamah dan Ana bangga"
"Aamiin ya rabbal alamin, yaudah kamu mandi dulu gih, habis itu kita semua makan bareng"
"Okay mah"
Rahma kembali ke kamarnya, kini dengan memegang tas baru ditangannya. Rupanya ana masih berada di kamarnya. Bahkan kini malah tiduran di kasurnya.
"Hm, enak ya punya tas baru"
"Ana, lo masih ada disini. Kenapa ga keluar. Udah sana pergi. Gue mau istirahat"
Ana beranjak dari tidurnya. Berjalan ke arah Rahma "Ih bentar kak" ia memandangi tas yang kakaknya pegang "enak ya jadi kakak. Ketrima di sekolah elit, pinter, di banggain mamah, apa-apa diturutin, sedangkan gue...."
"Heiiii, ngomong apaan sih. Jangan gitu ah. Kakak gasuka. Jangan pernah berfikir kalo mamah pilih kasih ke kita. Kita ini sama-sama anak mamah. Punya kelebihan dan kekurangan masing-masing"
Ana rupanya masih tetap pada pemikirannya "tapi kak...." lagi dan lagi Rahma memotong pembicaraannya "hushhhhh, udah gue bilang, jangan mikir gitu. Udahlah jangan berfikir yang ngga ngga" tak mau Ana berkata lebih jauh lagi, Rahma segera mendorong adiknya itu untuk keluar dari kamarnya
Rahma mendengus kesal. Ia masih saja teringat dengan apa yang terjadi padanya saat di sekolah tadi. Apalagi tentang Genk Primadona yang dibicarakan banyak orang
Flashback
Rahma yang baru saja hendak pulang, tiba-tiba dialihkan perhatiannya pada segerombolan orang yang berada di dekat sebuah mobil yang sangat mewah "pasti Genk yang di bilang banyak orang" gumamnya "apa hebatnya sih. Keren juga ngga. Bisa-bisanya di sukai banyak orang"
"Ehm" seseorang mendekati Rahma.
Rahma menoleh ke samping, terlihat Kirana menghampirinya. Entah kenapa dia kini sendirian. Kemana temannya yang lain "eh lo lagi. Kok sendirian. Mana temennya yang lain?"
"Bukan urusan lo juga kan. Udahlah gausah ikut campur urusan gue. Oh iya btw tadi gue denger lo lagi ngomongin Genk Prima ya!"
"Iya, kenapa emangnya, gaboleh?"
"Hadeh, udah berkali-kali dibilangin, jangan cari gara-gara sama mereka. Ntar ujung-ujungnya lo malah di bully, tinggal nunggu waktu yang tepat aja. Pasti lo ga akan bisa tenang selama sekolah disini. Nih, gue kasih tau tentang mereka ke elo ya. Itu, yang rambutnya agak keriwil Faris namanya. Ia si bungsu tapi paling nomor satu kalo urusan bully membully. Kalo yang sebelahnya, namanya Fathur, dia sebenernya sih diem, cuma suka ngikut ngikut aja. Kalo yang itu tuh, namanya Fahmi, yang paling diem diantara mereka, dia itu yang ga pernah sama sekali ikut ikutan bully yang lain. Kalo yang itu, Farhan namanya, yang lo ajak debat tadi di kantin, dia itu ketuanya. Ketua Genk primadona. Si perundung, keren, cool, pokoknya dia idaman para siswi disini, termasuk gue. Mereka disukai banyak orang karena mereka keren. Apalagi anak dari yang punya bangunan sekolah ini. Ga heran kalo mereka jadi primadona di SMA Garuda" ucap Kirana dengan sangat bangga menjelaskan satu persatu anggota Genk Prima.
"Wait, apa maksudnya lo cerita tentang mereka ke gue?"
"Cuma kasih tau doang kok, kenapa emangnya!"
"But sorry, gue sama sekali gamau tau tentang mereka. Ga guna banget tau ga"
"Emang bener bener ya, susah banget lo dibilangin. Awas aja nanti kalo lo udah di bully. Gue akan ikut andil dalam pembullyan itu" Kirana kemudian pergi meninggalkan Rahma sendirian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona
Teen FictionImpiannya terancam hancur ketika bertemu sekelompok Primadona. S1 : 1 Februari 2022 - 3 Mei 2022 S2 : 6 September 2022 - Sekarang