Rahma tengah makan di kelas, namun di kagetkan okeh Nayla yang tiba-tiba saja memanggilnya "Ra, I have important news"
"What?"
"Mamah kamu Ra, dia datang ke SMA Garuda!"
"Seriusan, jangan bercanda kamu Nay!"
"Aku serius Ra. Aku lihat Bu Mira yang baru aja keluar dari ruang kepsek"
Merasa kurang yakin dengan apa yang sahabatnya bicarakan, Rahma memilih untuk memastikannya sendiri. Ia tak pergi ke ruang kepsek, karena tentu saja ibunya sudah tidak ada disana.
Rahma pergi ke halaman depan sekolah. Benar saja, ia melihat ibunya ada disana "mamah!"
Bu Mira tampak diam seribu bahasa. Rahma sendiri juga sudah tau bahsa ibunya ini masih marah kepadanya.
"Rahma tau kok, mamah masih marah kan, tapi apa boleh aku bertanya, mamah...."
"Mamah ingin Genk Prima bubar, jika perlu keluar dari SMA ini. Akan mamah usahakan itu" Bu Mira lanjut pergi meninggalkan arena sekolah itu.
Sementara Rahma hanya bisa diam. Melihat ibunya yang kini mulai hilang dari pandangannya. Ia tak lagi melihat ibunya disana, oleh karena itu ia bergegas menemui Farhan dan yang lainnya di gazebo "mamah aku mau menghancurkan Genk Prima!" Ucapnya begitu sampai di gazebo itu.
"Maksud lo?"
"Nyokap lo? Bu Mira!"
Fathur dan Faris tak henti hentinya bertanya.
"Mamah aku mau coba keluarkan kalian dari sekolah ini. Aku tau mamah aku pasti sulit buat lakuin rencananya, tapi...."
Farhan beranjak dari duduknya. Menghampiri Rahma yang berdiri tak jauh dari Genk Prima "aku butuh bicara berdua sama kamu"
Mereka kini berada di roof top. Awalnya hanya keheningan, tak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka. Hingga pada akhirnya, Farhan memulai pembicaraan "mungkin udah takdirnya Genk Prima untuk bubar"
"Farhan, tapi...."
"Apa yang ibu kamu hendak lakukan itu bener Ra. Mungkin emang ini saatnya Genk Prima harus pudar. Karena adanya Genk Prima, hanya membuat susah orang lain...."
"Nggak Farhan! Kalian bukan Prima yang dulu. Kalian adalah Prima yang sekarang...."
"Sekarang atau dulu, itu ga masalah Ra. Pada intinya, sekolah rusuh karena ulah Genk Prima"
"Maafin aku Han!"
"Kamu minta maaf buat apa? Karena apa yang mau ibu kamu lakuin. Padahal, dulu kamu mati matian mau hancurin Genk Prima, tapi kenapa sekarang...." Farhan menatap seseorang disampingnya itu "aku tau, pasti ada sebuah alasan kenapa kamu gamau Genk Prima di bubarkan. Aku mau kamu jujur sekali aja, tentang perasaan kamu"
Rahma menjadi malas, lagi dan lagi Farhan membahas tentang perasaan. Meskipun perasaan mereka aslinya saling berbalas, namun Rahma tidak mau mengakuinya "aku rasa gaada lagi yang perlu di bicarakan" Rahma meniggalkan arena roof top saat itu juga.
Farhan tidak seharusnya diam terus-menerus seperti ini. Ia putuskan untuk izin dari sekolah. Mencari cari Bu Mira. Hingga akhirnya ia mendapati Bu Mira tengah di hadang oleh segerombolan preman di gank kecil. Kebetulan suasana di sana sangat sepi. Maka tidak heran lagi jika para preman itu berani bertindak.
"Kalian ini sok jagoan ya. Berani keroyoki. Ke orang tua lagi. Punya sopan santun ga kalian hah!" teriak Farhan yang baru saja berlari ke arah mereka.
Bu Mira menoleh, dia hanya diam, tak berkata apa-apa. Ia memandangi Farhan yang tampak mulai di hampir oleh preman preman itu "heh bocah ingusan. Gausah sok ikut campur urusan orang lain. Mau lo babak belur sama kita" ucap seseorang yang sepertinya adakah kelompok dari para preman itu. Ia tertawa diikuti oleh preman yang lainnya "heh, denger ya. Susah susah gue cari uang, sedangkan gue hampir dapet di depan gue, lo malah ngacau. Mau cari mati lo ya?" Ia kembali tertawa.
"Gue mau bikin kesepakatan. Kita tanding one by one. Kalo gue menang, ibu itu bebas. Kalo gue kalah, barang barang ibu itu bisa kalian ambil. Gimana?"
"Okay" jawab ketua preman itu yang sepakat.
Bukan one by one. Justru para preman itu malah mengeroyok Farhan. Meskipun demikian, Farhan tetap berusaha melawan mereka. Namun ia mulai tumbang ketika satu persatu tonjokan preman preman itu mengenai kepalanya. Ia merasa pusing, bahkan salah satu dari mereka ada yang mengeluarkan pisau.
Bu Mira yang melihat itu sangat ketakutan. Ia berteriak minta tolong hingga para warga mulai berdatangan. Preman itu berhasil kabur. Sementara Farhan masih sadar dan bisa berdiri "nak Farhan, kamu gapapa kan?" Ucap Bu Mira yang begitu khawatir.
"Saya tidak apa apa kok tante"
Karena tak mau anak orang ini kenapa-napa, Bu Mira menyuruh Farhan untuk pergi ke rumah sakit. Namun Farhan sendiri menolak. Ia lebih memilih Bu Mira sendiri yang mengobatinya.
Mau tidak mau Bu Mira pun membawa Farhan ke rumah. Selang Beberapa menit, Rahma ternyata pulang. Ia begitu terkejut melihat ada Farhan di rumahnya "mah, Farhan kenapa ada disini?"
Rahma menghampiri Bu Mira yang sedang mengompres luka lebam di sekujur tubuh Farhan "kamu kenapa?" tanyanya pada Farhan
"Ibu hampir di copet tadi. Alhamdulillah, ada Farhan yang usir mereka, tapi nak Farhan sendiri yang malah terluka"
Rahma masih tampak kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. Apalagi saat Farhan tiba-tiba saja pamit dan di balas hangat oleh ibunya.
Mengetahui Farhan sudah pergi, Rahma pun bertanya tanya pada ibunya "mah, sebenarnya ini ada apa. Kok mamah sama Farhan akur sih?"
"Ayo sini, duduk dulu" Bu Mira mengajak Rahma untuk duduk di sofa ruang tamu "ada yang mamah pengin bicarakan sama kamu. Nasi gorengnya enak. Mamah juga sadar, bahwa Farhan ternyata sudah benar benar berubah. Maafin mamah ya Ra, selama ini mamah egois"
"Mamah ga perlu minta maaf. Karena mamah ga salah. Rahma ngerti perasaan mamah. Mamah sendiri pasti sedih ketika keluarga kita di dizolimi oleh mereka"
"Mamah sudah memaafkan mereka, tapi bukan berarti mamah mengizinkan kamu untuk berpacaran dengan Farhan"
"Astaghfirullahalazim, mamah ini apaan sih. Siapa juga yang mau pacaran sama Farhan. Because, pacaran is haram"
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona
Teen FictionImpiannya terancam hancur ketika bertemu sekelompok Primadona. S1 : 1 Februari 2022 - 3 Mei 2022 S2 : 6 September 2022 - Sekarang