Rahma pagi itu berangkat lebih awal, karena ia ingin berlatih memanah. Ia sengaja membawa alat panahnya, supaya ia tak lagi meminjam pada Fahmi.
Ia kini berada di halaman belakang sekolah. Sebelumnya dirinya dan Fahmi sebenarnya sudah janjian. Bahwa mereka akan bertemu lagi di halaman belakang sekolah, untuk latihan bersama. Itulah kenapa Rahma memilih untuk berangkat lebih awal. Supaya tidak terlambat saat bel.
Ada yang berbeda kali ini. Rahma melihat ada karangan bunga yang sangat indah. Namun ia kaget dengan apa yang ada di karangan bunga itu 'I love you Rahma' siapa yang melakukan semua ini?
Seketika itu juga Fahmi datang dan tepat berada di samping karangan bunga itu "aku"
Rahma tentu saja terkejut. Hal yang ia lihat ini secara sangat tiba-tiba "Fahmi, Gausah bercanda!"
"Aku serius Ra. Aku sadar bahwa aku cinta sama kamu. Kesederhanaan kamu, lucu nya kamu. Semua yang ada di kamu aku suka"
Entah kenapa Rahma menjadi gelisah. Ia tak tau harus bahagia atau sedih. Ia sama sekali tidak bisa memahami perasaannya sendiri. Meskipun tak ada rasa cinta, namun ia mengakui jika merasa nyaman dekat dengan Fahmi.
Merasa risih dan juga malu, Rahma segera pergi dari sana saat itu juga. Meninggalkan Fahmi yang saat itu masih berada disana. Ia berlari cepat menuju kelasnya. Namun tiba-tiba saja ada yang sengaja mengerjainya. Sebuah tali yang di bentangkan di tengah jalan membuat Rahma terjatuh. Itu ulah dari beberapa siswa-siswi SMA Garuda. Entah apa maksud mereka. Padahal sebelumnya mereka pun belum saling kenal.
Rahma baru saja hendak berdiri, namun mereka sudah lebih dahulu memegangi Rahma. Memaksa untuk ikut pergi ke suatu tempat. Hingga ia sampai di sebuah gudang sekolah. Saat itu sepi, hanya ada Renia dan sahabat setianya yang ada disana. Siswa-siswi itu pun juga pergi meninggalkan Rahma disana "aku ga habis pikir banget. Sampai segitunya kalian mau dapetin apa yang di mau"
"Udahlah, gausah bacot. Sekarang lo harus tau, kalo lo akan terima akibatnya" Renia menampar Rahma. Bunyi tamparan itu sangat keras. Sudah tentu Rahma merasakan sakitnya "makanya, jangan coba-coba nyenggol gue. Atau lo akan terima akibatnya!"
Kirana dan Fitri memegang dua tangan Rahma. Sedangkan Renia menampar Rahma berulangkali kali, tak hanya itu, ia juga menjambak hingga hijab Rahma berantakan, tas nya juga di buang jauh. Alat memanahnya juga di rusak oleh mereka.
Rahma hanya bisa menangis ketika dirinya diperlakukan seperti itu oleh mereka. Apalagi saat panahannya dirusak. Begitu banyak perjuangan untuk membeli alat panahan miliknya. Namun begitu mudahnya bagi mereka untuk merusaknya. Kini tak mampu melawan lagi. Hingga pada akhirnya Farhan datang bersama saudaranya yang lain. Rahma sendiri tak melihat ada Fahmi disana "apa dia masih ada di sana?"
"BERHENTI" teriakan Farhan membuat Renia dan yang lainnya menghentikan apa yang mereka perbuat. Rahma di lepaskan namun tetap didorong sehingga ia jatuh tersungkur.
Farhan dengan cekatan langsung membantu Rahma untuk berdiri "gue bantu!" Ia juga mengambil tas Rahma yang di buang jauh tadi "kalian ini apa-apaan sih. Keterlaluan tau ga"
"Farhan! Justru lo tuh yang apa-apaan. Ngapain sih lo bela si miskin ini. Bukannya lo juga benci sama dia, lo ga suka kan sama dia?" Sahut Renia. Ia rupanya kesal karena Farhan membela Rahma. Bagaimana tidak, belakangan ini sikap Farhan terhadap pemilik kartu merah yang satu ini tidak tegas lagi.
Farhan sendiri tak mengucapkan sepatah katapun. Ia lanjut membenahi hijab Rahma yang berantakan. Kemudian mengajaknya pergi dari gedung itu.
Nampaknya dari luar ada beberapa yang menonton kejadian itu. Ada yang sambil merekam, bahkan live "kalo gue lihat ada handphone yang masih nyala, kalian semua berurusan sama gue" teriak Farhan. Sontak mereka semua pun mengentikan live dan mematikan handphone nya. Memilih untuk tertinggal momen ini, ketimbang berurusan dengan ketua Prima itu.
Mereka menuju ke kelas dan menjadi pusat perhatian banyak orang.
Nayla melihat sahabatnya itu dengan keadaan yang sangat berantakan. Ia pun langsung menghampiri mereka "Ra, kamu kenapa nangis? Ini hijabnya kok gini!" Ia beralih menatap Farhan "apa yang udah lo lakuin ke sahabat gue?"
Farhan tak menjawab apa-apa. Mengetahui respon Farhan, Nayla merebut tas Rahma darinya "ayo Ra, kita duduk"
Rahma masih menjadi pusat perhatian. Ia hanya bisa diam. Air matanya pun masih belum berhenti mengalir. Rahma memilih duduk di bangku Nino, karena hari ini orang itu tidak masuk sekolah, entah karena apa.
Nayla berulang kali menghadap ke belakang. Mengetahui bagaimana Rahma yang sekarang "Ra, kamu benar-benar gapapa kan!"
Rahma hanya bisa menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Ra, ngomong dong. Siapa yang buat kamu jadi seperti ini. Pasti Farhan kan!"
Farhan jelas saja tak terima mendengar perkataan Nayla. Karena memang bukan dia penyebabnya "heh gausah ngadi ngadi lo"
"Udah jelas pasti lo yang lakuin ini ke Rahma. Heran deh gue, salah Rahma ke Genk Prima apa sih. Bisanya cuma bikin perkara dan sakitin orang lain aja...."
"Nay, diem" ucapan Rahma membuat Nayla menghentikan ocehannya terhadap Farhan.
Farhan sendiri pun berulang kali menoleh pada Rahma. Ia tak tau kenapa dirinya bisa seperti itu. Menolong seseorang yang jelas-jelas sudah ia jadikan musuh sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona
Teen FictionImpiannya terancam hancur ketika bertemu sekelompok Primadona. S1 : 1 Februari 2022 - 3 Mei 2022 S2 : 6 September 2022 - Sekarang