Siswa-siswi SMA Garuda sudah menjalani aktifitas seperti biasa, setelah libur selama satu hari. Rahma tengah duduk sendirian di taman pagi itu. Sejujurnya, ia masih saja kepikiran dengan Nino. Sudah beberapa hari ini ia tidak masuk, bahkan nomornya pun tidak bisa di hubungi.
"Hello, morning" seseorang mengagetkan Rahma dan duduk di sampingnya, dan orang itu ialah Farhan.
Rahma juga sudah muak dengan semua ini. Farhan masih saja mencoba mendekatinya. Bahkan ia juga masih tetap ingin menjadi tetangganya "gimana, udah mendingan kan!"
Rahma hanya mengangguk. Ia sengaja tak mengucapkan apapun untuk menghindar panjangnya pembicaraan mereka.
"Oh iya, aku bawain bekal buat kamu" Farhan membawa tupperware berisi nasi goreng buatannya sendiri. Nantinya ia akan berikan makanan itu pada Rahma.
Namun Rahma sendiri merasakan hal aneh pada Farhan "wait, tadi kamu bicara pake 'kamu' gitu!"
"Iya, kenapa emangnya. Aku bicara dengan 'aku kamu' itu karena aku rasa kamu itu orang yang spesial"
"Stop Farhan. Kamu jangan gegabah. Kamu masih inget kan kejadian waktu camping. Salah satu penyebab terjadinya hal itu karena kamu Farhan. Coba aja kalo kamu menjauh dari aku, pasti Meira ga akan bertindak sejauh itu...."
"Masalah Meira udah selesai!"
"Apa!"
Farhan mengeluarkan handphone di saku seragamnya, memperlihatkan sebuah Vidio klarifikasi yang di buat oleh Meira. Berisi tentang permintaan maaf dan penjelasan Meira ke Rahma "Rahma, maaf aku ga bisa ngomong secara langsung sama kamu. Aku ga punya nyali. Oh iya, sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku bicarakan sama kamu, tapi aku udah terlanjur melakukan hal bodoh, yang membuat hubungan pertemanan kita gagal total. Jadi, hari ini. Melalui vidio ini, aku akan menyampaikan sesuatu sama kamu. Aku minta maaf ya. Aku minta maaf atas semua hal yang udah aku perbuat ke kamu, dan aku juga sadar. Bahwa yang namanya cinta itu datang begitu saja, dan tidak bisa dipaksakan. Aku sadar, bahwa aku dan Farhan itu memang cocok, tetapi sebagai kakak adik. Kalian berdua lebih cocok. Aku senang, mengetahui Farhan yang sudah berubah. Makasih karena kamu udah berusaha membuat Genk Prima sadar dengan perlakuan mereka terhadap orang lain. Bahagia terus ya kalian. Aku harap kita bisa berjumpa lagi di lain waktu"
Rahma menangis terharu melihat vidio klarifikasi itu. Ia memang tau, bahwa Meira itu orang yang baik. Hanya di tutupi oleh kecemburuannya, ia menjadi semena-mena seperti waktu waktu sebelumnya.
"Kok nangis sih?" tanya Farhan pada Rahma.
"Nggak, aku cuma bahagia aja, ternyata Meira itu orang yang baik. Aku mau ketemu sama dia"
"Gabisa, dia ga masuk hari ini, dia balik ke luar negeri, nerusin sekolahnya disana. Masalah Meira udah selesai, tinggal satu lagi!"
"Apa?"
"Nyokap!"
"Ibu kamu?"
Farhan mengangguk "aku akan yakinin dia, supaya dia sadar bahwa dukungannya pada Prima selama ini menimbulkan kekacauan besar"
"Farhan, terserah kamu mau lakuin apapun terhadap ibu kamu, asalkan jangan libatkan aku di dalamnya"
"Aku udah tau kok. Ibu aku sempet ke rumah kamu. Aku minta maaf soal hal itu"
"Aku terima permintaan maaf kamu, tapi aku mohon, lebih baik kita jaga jarak. Aku gamau bikin Bu Risa makin benci sama aku. Apalagi sampai melakukan hal yang merugikan keluargaku" Rahma lantas pergi setelah mengatakan hal itu. Ia pergi menemui Nayla di kantin "Nay, kamu udah dapat kabar soal Nino"
"Belum Ra. Aku khawatir sama dia. Nomornya ga bisa di hubungin. Kita juga gaada yang tau alamat rumahnya dimana"
"Gimana kalo kita lihat tayangan ulang berita tentang ayahnya Nino. Pasti ada petunjuk tentang alamat rumahnya kan"
"Boleh juga tuh"
Rahma membuka handphonenya, melihat berita mengenai ayah Nino yang membunuh korban begalnya. Benar saja, di berita itu sudah tertera dimana alamat rumah pelaku "kita kesana pulang sekolah?"
"Boleh, aku juga pengin tau keadaan Nino"
Saat pulang sekolah mereka memutuskan untuk pergi menemui Nino dirumahnya. Sampai di kompleks, mereka masih belum juga menemukan alamat rumah Nino. Karena jalannya yang ber gang gang. Mereka pun bertanya pada salah satu warga disana "em, permisi. Ibu tau alamat rumah ini dimana"
"Waduh, adek adek ini mau apa pergi ke rumah pelaku begal itu. Rumahnya sudah kosong, ga berpenghuni. Istri dan anaknya sudah pindah. Sementara suaminya di penjara. Sebaiknya kalian jangan pernah berurusan dengan mereka. Permisi" ibu itu langsung pergi setelah menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada keluarga Nino.
"Nay, ternyata Nino udah pindah"
"Kecewa aku sama dia. Kenapa dia ga ngabarin kita coba. Padahal aku belum minta maaf sama dia, tapi..." Ucap Nayla sembari menangis.
Melihat hal itu, Rahma refleks memeluk sahabatnya itu "meskipun Nino udah pindah. Kita akan tetap berusaha cari tempat tinggalnya yang baru. Kamu jangan nangis ya. Aku yakin Nino sebenarnya juga gamau seperti ini. Sekarang kita pulang. Udah sore. Ayo" Rahma memutuskan untuk mengajak Nayla pulang saat itu juga.
Kini Rahma sudah berada di kamarnya. Mengerjakan proposal mengenai kegiatan bazar yang akan dilaksanakan satu hari ke depan. Mendadak sih, namun ia bersama anggota OSIS lainya yakin pasti bisa menyiapkan semua itu dalam waktu yang singkat.
Suara dering handphone mengganggu konsentrasi Rahma. Ia melihat nama Farhan terpampang jelas di layar hp nya, namun ia tetap mengangkatnya. Meskipun tau bahwa Farhan pasti hanya akan bicara omong kosong. Namun jika tidak dia angkat, mungkin esok akan diganggu secara terus-menerus oleh Farhan "ada apa?" tanyanya.
"Nino gimana?"
"Hah, Nino? tumben banget kamu nanya dia"
"Kamu kan tau sendiri, sekarang Genk Prima lagi minta maaf ke setiap korban yang udah kita bully. Aku cari Nino dan hubungi dia ga bisa"
"Farhan, selepas kejadian waktu itu, Nino dan ibunya pindah entah kemana. Sampai sekarang aku pun gatau keberadaan Nino dimana. Rencananya, aku sama Nayla juga mau cari tau tentang alamat rumah Nino yang baru"
"Aku bantu ya!"
"Hm, terserah kamu. Boleh aja sih. Cuma, kalo bisa kita jangan barengan ya. Aku gamau cari masalah sama ibu kamu. Udah ya aku tutup telfonnya. Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
________
Sementara itu, di sebuah gedung tua sepi, yang jauh dari pemukiman penduduk. Ada sebuah gerombolan memakai baju serba hitam. Salah satu dari mereka adalah ketuanya "kapan bazarnya?"
"Besok lusa" jawab salah satu dari mereka.
"Siapkan rencana kita baik-baik. Kita harus berhasil dan membawa orang yang dia sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona
Teen FictionImpiannya terancam hancur ketika bertemu sekelompok Primadona. S1 : 1 Februari 2022 - 3 Mei 2022 S2 : 6 September 2022 - Sekarang