Farhan begitu terkejut mendengar apa yang di lakukan oleh ibunya. Ia buru-buru menemui saudaranya di ruang biasa mereka nongkrong "nyokap mana?" tanyanya pada saudara saudaranya "kenapa pada diem, nyokap mana!!!!"
"Biasa, kan jam segini dia lagi kerja, lagian lu kenapa sih?" Ucap Fathur.
"Ada apa lagi Han, masalah Rahma?" Sahut Fahmi.
Faris hanya diam. Setelah ia di pukuli di sekolah tadi, kini ia masih belum berani bicara dengan Farhan.
"Nyokap mau bikin Rahma dan keluarganya pindah ke Singapura"
Mendengar penjelasan Farhan, Fahmi dengan sigap beranjak dari duduknya, menyuruh Farhan untuk segera pergi mencari Bu Risa, di ikuti juga dengan Fathur dan Faris.
Bu Risa sendiri ternyata menyuruh sebagian pengawalnya untuk masuk ke kontrakan itu. Mengambil alih surat rumah supaya mereka mau mengikuti keinginannya. Rahma yang tak terima dengan sigap mengejar para pengawal itu. Mobil mewah Bu Risa masih terparkir di area jalan kompleks itu. Raut wajah senang nampak terlihat jelas di wajah Bu Risa. Melihat seseorang yang tengah berusaha mengambil alih surat rumah kontrakannya itu. Membuat dirinya seakan sangat bahagia.
Hingga tanpa disadari, ada sebuah mobil yang oleng dan berkecepatan tinggi, muncul dari kejauhan menabrak mobil Bu Risa. Supir mabuk dan mengacaukan segalanya yang ada disana. Kejadian itu menghentikan Rahma dan pengawal itu yang tengah saling berebut surat rumah. Mereka segera berlari menuju Bu Risa yang sudah pingsan serta bercucuran darah.
Ambulance datang ke lokasi, tak butuh waktu lama, Bu Risa segera di larikan ke rumah sakit, di temani Rahma yang juga ikut masuk ke mobil ambulance itu.
Farhan dan yang lainnya datang bersamaan dengan perginya ambulance itu. Sontak mereka pun kebingungan. Apalagi Farhan, ia begitu khawatir dan takut jika terjadi apa-apa pada Rahma "tante, ini kok ada ambulan segala?" tanyanya dengan gugup pada Bu Mira.
"Farhan, kamu yang sabar ya, mamah kamu...."
"Mamah...."
Fahmi rupanya paham dan mengetahui keadaan disana. Ia berusaha membuat Farhan supaya tenang. Karena ia tau, jika Farhan sedih di campur gelisah, bisa saja melakukan hal yang buruk "Han, lo tenang. Sekarang kita ikuti ambulance itu" mereka segera kembali ke mobil dan mengikuti ambulance itu.
Sampai di rumah sakit. Bu Risa langsung ditangani oleh dokter. Hanya Rahma saja yang ada disana. Para pengawal masih belum sampai. Hingga ia di kejutkan dengan Farhan dan yang lainnya ada disana. Farhan tampak cuek pada Rahma. Ia fokus berada di pintu ruangan dimana Bu Risa di rawat.
"Ra, kamu gapapa kan?" tanya Fahmi yang kala itu mendekat ke arah Rahma.
"Alhamdulillah, aku gapapa kok" Rahma melihat sejenak keadaan disana "karena kalian udah disini, jadi aku lebih baik pulang...."
"Bentar!" Fahmi menahan Rahma untuk pergi "aku butuh bicara sama kamu" Fahmi membawa Rahma menuju koridor di rumah sakit itu "kamu ceritain kejadian tadi. Kenapa Bu Risa bisa sampai kecelakaan?"
"Waktu itu, aku lagi berusaha rebut kembali surat rumah kontrakan yang di ambil paksa sama mereka, tapi tiba-tiba ada mobil yang oleng, menuju tepat ke arah dimana Bu Risa berada. Penjelasan itu udah cukup kan. Sekarang aku pulang. Assalamu'alaikum"
Fahmi sebenarnya ingin mengantar Rahma pulang. Namun sepertinya ini bukan waktu yang tekat. Mungkin Rahma juga masih butuh waktu sendiri karena kaget dengan kejadian sore tadi.
Sementara Farhan masih tetap berada di depan pintu. Memaksa ingin masuk namun di tahan oleh Fathur dan Faris.
Rahma sampai dirumahnya. Membuat kekhawatiran Bu Mira dan Ana hilang seketika. Mengetahui Rahma baik baik saja, mereka langsung memeluknya "nak, kamu baik baik aja kan?"
"Alhamdulillah, mamah kan tau sendiri tadi Rahma ga kenapa napa. Justru kasihan Bu Risa, dia kehabisan banyak darah, sampai-sampai...."
"Cukup, jangan bicara tentang Bu Risa lagi ya. Mamah gamau denger kamu sebut nama dia. Mamah udah terlalu muak sama kelakuan si orang kaya sombong itu. Seenaknya saja ingin memindahkan kita ke Singapura"
"Bukannya Singapura juga keren ya mah. Kalo kita kesana kayaknya seru deh" sahut Ana sembari tertawa kecil.
"Ana, kamu ini apa-apaan sih. Cintai negeri sendiri dong. Meskipun begitu, orang sombong itu ga seharusnya asal menyuruh kita pindah sesuka hati mere.
"Bukannya gitu mah, tapi kalo kita pindah ke Singapura, kita gaakan di ganggu lagi sama Bu Risa, simple kan!"
Merasa muak, Rahma mendekat ke arah di mana tiket itu berada. Ia mengambil serta merobeknya "tidak ada yang namanya pindah ke Singapura" ia langsung masuk ke kamarnya begitu merobek tiketnya.
Genk Prima masih ada di rumah sakit. Fathur yang hendak masuk saat itu, tiba-tiba saja di cegah oleh Farhan "berhenti!"
"Kenapa Han?"
"Ga boleh ada yang jenguk dia, apapun kondisinya"
Jelas saja semuanya terkejut. Kenapa tidak boleh menjenguk Bu Risa "Farhan, lo kenapa sih. Meskipun Bu Risa bukan ibu kandung kita, tapi kita berhak dong jenguk dia" ucap Faris.
Farhan hanya diam. Rupanya saudara saudaranya tak mengerti apa maksud dari keputusannya.
"Bu Risa lagi di rawat. Kita harusnya rawat dia dong. Farhan, apapun yang di lakukan Bu Risa, dia tetap orangtua kita, dan kita berhak merawatnya. Apalagi saat sedang sakit seperti ini" sahut Fahmi.
"Nyokap akan sadar betapa pentingnya orang yang dia sayang, dia akan tau semua harta benda tak berarti baginya" Farhan berbalik "kalo dari kalian masih ada yang mau jenguk, gue pastikan dia bukan lagi anggota Prima. Gue juga yakin kok, kalian pasti ngerti maksud gue ini baik, terutama lo Fahmi" Farhan kini pergi dan ternyata diikuti oleh Fahmi serta yang lainnya.
Bu Risa yang baru saja siuman, melihat ke sekeliling ruangan. Ruangan yang begitu besar dengan kualitas terbaik yang di pilihkan oleh asisten pribadinya, tentu saja ruangan itu di pilih karena Bu Risa sendiri punya cuan.
Ia tak mendapati siapapun disana, termasuk anak-anaknya, apalagi Farhan. Kenapa di saat seperti ini, sama sekali tak ada yang menjemputnya?
Hingga seorang dokter dan suster datang untuk memeriksa kondisinya. Bu Risa bertanya pada mereka "dok, siapa yang membawa saya kesini, dimana keluarga saya?"
"Ada seorang gadis yang membawa ibu kesini!"
Pikiran Bu Risa langsung tertuju pada Rahma "arghhhh, pasti dia cuma mau cari simpati aja" batinnya. Rupanya sekedar mengakui bahwa Rahma peduli, Bu Risa tidak mau "lalu bagiamana dengan anak-anak saya. Para Genk Prima itu ada disini bukan?"
"Maaf ibu, di luar sama sekali tidak ada orang yang menjenguk ibu, tapi kami sudah berusaha menghubungi keluarga ibu, untuk segera menemani ibu disini" jelas suster
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona
Teen FictionImpiannya terancam hancur ketika bertemu sekelompok Primadona. S1 : 1 Februari 2022 - 3 Mei 2022 S2 : 6 September 2022 - Sekarang