[S1] Chapter 51. Pikiran kacau

19 9 3
                                    

Sebagai seorang tunangan, tidak masalah bukan jika mempunyai rasa khawatir pada calon pasangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai seorang tunangan, tidak masalah bukan jika mempunyai rasa khawatir pada calon pasangannya. Namun bukan Farhan yang ia jumpai, tapi Fathur yang ia jumpai. Entah kemana calon suaminya itu, istirahat saja tidak bisa ia temui dimana.

Meira menghampiri Fathur yang sendirian di gazebo saat itu "lainnya mana thur, kok lo sendirian. Farhan juga kemana?"

"Gatau!" Jawabnya singkat.

Meira lanjut duduk di samping salah satu anggota Prima itu "gue sebenernya mau nanya sesuatu ke lo"

"Nanya aja!"

"Ini tentang Farhan. Gue ngerasa dia berubah. Pas tadi pagi ada yang di bully, Farhan justru melerai. Gue pikir dia mau ikutan, ternyata nggak dong. Aneh aja gitu. Kayak Farhan yang bukan gue kenal"

"Seperti yang lo lihat tadi pagi. Farhan emang berubah. Gue gatau harus seneng apa nggak nanggepinnya"

"Hm, lo seneng nggak?" tanya Meira dengan lebih tegas saat itu.

"Gue seneng sih, tapi di sisi lain gue juga sedih"

"Seneng?"

"Gue seneng karena Farhan perlahan mulai merubah sikap keras kepala dia. Farhan juga udah jarang bully siswa-siswi berkasta rendah di sekolah ini. But, disisi lain gue juga sedih...."

"Karena?"

"Farhan berubah bukan tanpa sebab"

"Maksudnya ada hal yang memicu Farhan berubah? Gitu!"

"Seperti yang lo lihat tadi pagi. Farhan justru membela korban bully itu. Salah satu dari mereka, Rahma namanya, sahabat dekatnya Nino. Mereka bernasib sama. Berkasta rendah. Korban bully juga di sekolah ini. Gue masih heran. Gue pikir Farhan bakalan ikut membully, ternyata ikutan membela"

"So, yang memicu perubahan Farhan siapa? Rahma atau Nino, atau bahkan yang satunya lagi yang bersama mereka tadi!"

"Rahma penyebab kenapa Farhan bisa berubah" seseorang datang mengucapkan hal itu dan ternyata dia adalah Faris. Ia kemudian ikut duduk di samping mereka.

"Rahma?" Meira masih bingung dengan perkataan Faris. Kepalanya pening seketika. Kaget mengetahui jika selama ini Farhan dekat dengan Rahma selain dirinya. Ia menoleh pada seseorang yang baru saja datang itu "Rahma yang udah buat Farhan berubah?"

Faris dengan rasa percaya diri langsung mengangguk "iya, lo tau kenapa? Karena Farhan memiliki perasaan ke Rahma"

"What!" Sontak saja hal itu membuat Meira terkejut. Pikirannya seketika hanya tertuju pada satu nama, yaitu 'Rahma'

Namun Meira tak percaya semudah itu. Mana mungkin Farhan berbuah harga karena gadis pemilik kartu merah "Faris, lo gausah bercanda!"

"Gue ga bercanda, ini serius. Rahma yang udah buat Farhan berubah" jelas Faris lagi sehingga membuat Meira semakin ambisius untuk mencari tau.

Primadona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang