"Capek." Andra mendudukkan dirinya di sebelah Dirga seusai ia mandi sore.
Dirga hanya diam. Cowok itu fokus melihat beberapa judul lagu yang ada di smartphone Luna.
"Punya Luna?" kaget Andra. Cowok itu tersenyum jail. "Sedeket apa, sih, lo sama Luna? Luna-nya mana?"
Dirga berdeham. "Pulang sebentar. Katanya mau matiin keran kamar mandinya dulu."
Andra melirik pintu depan kediaman mereka yang terbuka penuh. Tirai jendela juga masih terbuka. "Tadi Luna ngapain ke sini?"
Dirga menoleh. "Nganterin roti bakar kesukaan lo."
"Mana rotinya?"
"Dapur."
Andra pergi ke dapur untuk mengambil roti bakar yang Dirga maksud. Tak lama kemudian, ia kembali ke ruang tamu dengan sepiring roti bakar keju-abon kesukaannya. Setibanya di ruang tamu, Andra dengar Dirga sedang memutar sebuah lagu melalui smartphone Luna. Luna sendiri pun sudah kembali berada di sana.
"Sejak kapan suka lagu ini?" Dirga bicara dengan Luna.
"Beberapa bulan belakangan ini," jawab Luna, kemudian ia tersenyum kecil menyapa Andra.
Andra jadi ikut mendengarkan lagu yang Dirga putar. "Lagunya Budi Doremi, 'kan? Temen kampus Kakak banyak yang suka lagu itu."
"Iya, lagunya Budi Doremi, Kak. Luna suka banget sama lagunya, cocok aja gitu sama Luna," ucap Luna, "tapi, sebenarnya Luna paling suka sama makna lagunya. Maknanya dalem banget."
Dirga ingat, lagu berjudul Tolong yang dibawakan oleh Budi Doremi itu pernah ia dengarkan beberapa kali dari kafe-kafe. Sebelumnya, Dirga tak pernah memerhatikan lirik lagunya sampai sefokus ini. Cowok itu melirik Luna yang asyik bersenandung pelan. Suara Luna memang tak terdengar, tapi bibirnya bergerak-gerak.
Ketika lagunya habis, Dirga pun melirik Luna. "Suka banget, ya, sama lagunya?" tanya Dirga.
Luna tersenyum kecil sambil mengangguk.
Andra melirik Dirga, kemudian mengambil sepotong roti lagi. "Nyanyiin, dong, Dir."
Dirga mengerjap, lantas mengembalikan ponsel Luna dan beralih mengambil sepotong roti. Cowok itu tak melirik Andra lagi, khawatir dipaksa bernyanyi.
"Gimana?"
"Apanya?"
Haris menahan tangannya untuk tidak menempeleng pundak Tirta. Cowok itu menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menyodorkan sebotol air mineral milik Dirga pada Tirta. "Minum, Tir, biar fokus! Fokus!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Universum
Teen FictionDALAM REVISI, BEBERAPA BAB MUNGKIN BELUM DIPUBLIKASIKAN KEMBALI [Universum] Mereka tumbuh berdampingan. Tahu perasaan masing-masing hanya dengan satu tatapan. Berjalan bersebelahan, saling diam menatap langit malam. Luna ingin menjadi gadis yang ha...