Chapter 1

131 22 120
                                    

•••••


LEMBANG, 2013.

Aku sibuk berkutik dengan data dan dokumen membuat laporan penanggung jawab sehabis acara yang diselenggarakan OSIS kemarin. Jabatanku disini adalah sekretaris. Sejujurnya aku ikut organisasi ini karena aku ingin mencari kesibukan saja yang juga berdampak baik pada catatanku di buku raport nanti. Jadi... yah disinilah aku sekarang di ruang OSIS tentu saja sebagai anggota kepengurusan OSIS dengan jabatan yang cukup penting dalam struktur organisasi.

Pintu OSIS yang sebelumnya tertutup, tiba-tiba dibuka oleh seseorang yang telah mengetuk pintu terlebih dahulu begitu mendapat respon dari sang ketua OSIS untuk mempersilahkan buka pintu saja.

Semua pandangan tertuju ke arah ambang pintu dimana seseorang berdiri mengenakan pakaian latihan khas? Sepertinya dia dari PASKIBRA.

"Silahkan masuk." Ucap ketua OSIS bernama Dearjuna.
Seseorang berperawakan tinggi itu menggeleng dengan sungkan atas tawaran Dearjuna yang mempersilahkan masuk.

"Nggak usah, Jun. Bau matahari, bau keringet juga nih. Makasih banyak pak ketu." Kulihat nada akrab antara dirinya dengan sang ketua OSIS.

"Yaelah, ndan gitu doang. Ada apaan sih emang, tumbenan silaturahmi ke ruang OSIS."
Ndan? Namanya Zidan kah?

"Izin cari seseorang." Begitu ucapnya. Dearjuna hanya meresponnya dengan mengucap oh tanpa suara disertai acungan jempol. Sang ketua OSIS ini telah memberi acc atas maksud dan tujuan orang tersebut.

Aku tidak tahu siapa dia. Aku belum terlalu mengenalnya karena siswa di sekolah ini teramatlah banyak, meskipun aku pengurus OSIS mana mungkin aku hapal semua siswa dari kelas A sampai kelas H dengan rata-rata murid satu kelasnya 30 orang.
Kalau aku perhatikan, dia tampak enak di pandang. Dia tinggi juga tegap. Maklum anaRA tak heran jikalau perawakannya begitu. Aku tak menampik bahwa aku tertarik, penglihatanku seolah mengatakan... "Aduh ganteng banget." gumamku dalam hati.

"Permisi, saya mau ketemu Fiona Andriana. Ada?"
Dia kesini hanya untuk mencariku? Diantara banyaknya anggota OSIS di ruangan ini, dia menyebut namaku, lengkap pula tanpa keliru sedikit pun - ingin bertemu denganku.

Aku mengangkat tangan sebagai respon.
"Iya, ada apa? Saya Fiona yang anda cari."tanyaku, mengawali pertemuan kami yang pertama.

Aku memberi isyarat kepada Dearjuna untuk menghampiri seseorang yang mencariku itu tentu saja aku langsung mendapat izin.

Begitu aku sudah berdiri di hadapannya dia mengulurkan tangannya kepadaku. Tak lama menjabat tangan ia menyerahkan secarik kertas yang dilipat rapi.

"Salam kenal. Saya Marva Leo dari PASKIBRA ingin menyampaikan surat ini kepada saudari Fiona. Semoga anda berkenan membacanya dan segera memberikan keputusan atas pertimbangannya. Maaf sudah menganggu waktunya, kalau begitu saya pamit."

Sebuah perkataan yang panjang dalam satu hela napas pada perkenalan dan pertemuan yang perdana ini.
"O-oh iya. Baik, na-nanti saya baca ya. Terima kasih." Ucapku terbata-bata sembari membolak-balikan kertas yang berisi surat tersebut didalam lipatannya.

Apa mungkin ini surat ungkapan cinta? Tapi, rasanya tidak mungkin sekali setiba-tiba ini. Aku terlalu berpikiran jauh. Aku kembali masuk ke ruangan dan merampungkan tugasku untuk segera menyelesaikan susunan laporan. Baiklah, aku akan membaca ini nanti sepulang kumpulan OSIS.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang