Chapter 22

42 10 14
                                    

Hari pertama masuk sekolah.

Para pengurus Osis telah tiba di sekolah sejak pukul 6 tepat dan kini tengah melakukan briefing terlebih dahulu.

"Hari pertama MPLS guys. Masing-masing dari kalian udah tau kan rundown kegiatannya?" tanya Jeffrey memastikan anggotanya tidak ada lagi yang namanya tidak tahu susunan kegiatan dan membuat kegiatan nantinya terbengkalai.

Semuanya serentak menjawab sudah.

Layaknya tradisi, ini sudah menjadi kebiasaan mereka melakukan sorak dahulu dan berkumpul menjadi sebuah lingkaran.

Semuanya berpencar dan mulai bertugas sesuai apa yang mereka dapatkan. Para pengurus Osis dapat dibedakan dengan mudah dari jas khasnya.

Sementara Dearjuna bukannya langsung ke lapangan membantu para anggota lain mempersiapkan untuk upacara bendera sekaligus apel pembukaan MPLS ia langsung menghampiri seseorang yang teramat Fiona kenal - Langit Yudhistira - padahal bukan anggota Osis.

Fiona terus melihat Langit dan Dearjuna yang berbicara teramat sangat serius padahal sebelumnya mereka belum pernah berinteraksi selain karena kelas mereka yang berbeda dan cukup jauh, juga mereka tidak dalam satu ekskul yang sama.

Fiona berjalan melewati Langit dan Dearjuna karena ia hendak untuk masuk ke ruang Osis mengambil sesuatu yang tertinggal didalam sana.

"Gue yakin pasti lo tau banyak kan? Kenapa bisa jadi gini?" Fiona mendengar Dearjuna berbicara seperti itu kepada Langit.

"Sebanyak apa yang lo tau tentang itu?" Langit bertanya balik kepada Dearjuna.

Belum sampai selesai Fiona mendengar percakapan diantara mereka berdua, ia sudah berada cukup jauh dari Langit dan Dearjuna.

Dalam hati Fiona bermolog dan bertanya-tanya hal serius apa yang mereka bahas sampai-sampai mereka berbincang seperti sudah banyak berinteraksi padahal setahu Fiona mereka tidak dekat satu sama lain.

Fiona masuk ke dalam ruang OSIS dan membawa satu kardus yang berisi buku panduan MPLS juga nametag para siswa baru.

Fiona kesulitan menutup pintu kembali, sehingga terpaksa ia harus menurunkan dan meletakan kardusnya terlebih dahulu.

Lumayan membuat pinggang sakit. Masih dalam posisi membungkuk hendak mengangkat kembali kardus tersebut, seseorang telah mengambil terlebih dahulu dan mengangkatnya seperti tanpa beban. Namanya juga tenaga laki-laki.

Fiona melihat seseorang tersebut mengenakan celana SMP.

"Biar aku bantu ya, keliatannya kakak kesusahan mana ini berat banget kak." kata anak tersebut dengan sangat ramah.

"Eh eu makasih banyak. Apa gak ngerepotin? Biar aku minta tolong anak Osis yang lain. Kamu ke aula aja kumpul sama siswa baru yang lain." Fiona merasa tidak enak.

"Temen-temen kakak pada sibuk tuh liat. Udah biar sama aku aja. Ini dibawa kemana kak?" tanya anak itu lagi.

Benar saja Fiona melihat tidak ada satu pun temannya yang sedang bersantai, semuanya sibuk dengan tugasnya masing-masing bahkan Dearjuna kini sudah bersama Jeffrey merapikan kabel di tengah lapang.

REDAMANCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang